Menurut Kalian, Arti Sahabat Itu Seperti Apa?

5 0 0
                                    

Menurut kalian, arti sahabat itu seperti apa? Apakah dia yang biasa disebut dengan teman sepermainan? Atau dia yang selalu ada kemanapun anda pergi? 

Menurut saya sendiri, sahabat itu tidak perlu ada dimanapun anda berada. Sahabat itu tidak perlu ada disaat anda makan, disaat anda beraktivitas. Sahabat itu hanya perlu ada ketika anda membutuhkan mereka, membutuhkan pundak mereka ketika hidup memberimu tendangan paling kuat di dadamu. 

Dulu, sebagai anak SMA, percaya bahwa saya akan menemukan sahabat lain saat saya berada di bangku kuliah. Dulu, saya percaya, persahabatan di SMA akan juga terjadi pada saat saya kuliah. Tetapi kenyataannya..

Menurut pengalaman saya sekarang, jangankan sahabat, bahkan teman anda rupanya bukanlah teman. apa yang anda anggap dekat, mungkin lebih diibaratkan sebagai dekatnya pisau di urat nadi lehermu. apa yang anda anggap penting tidak menganggap anda sepenting anda menganggapnya. 

Pahit sekali saat saya menyadari itu semua di bangku kuliah, semester pertama. 

Dahulu saat SMA, jika saya berdiam diri, berbeda dengan diri saya yang biasa sehari-hari. Tidak ada yang peduli, bahkan makin menjauh. Tidak ada yang bertanya dengan peka. Setidaknya hanya bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja?" 

Tidak ada sama sekali. 

Bahkan dari sisi mereka, saya merasakan sesuatu, merasakan bahwa ada sisi yang menyukai bahwa ketika saya diam, semua orang akan menjauhi saya. ada sisi yang sangat menyukai ketika saya jatuh. 

Namun kepahitan itu kini tidak terasa seiring berjalannya waktu, kepahitan itu berubah menjadi rasa menjijikan yang sedang saya rasakan kali ini. 

Jangankan percaya untuk menitipkan rahasia pada mereka. Bahkan untuk berkata suatu statement saja, kata-kata saya selalu akan salah di mata mereka. Namun ketika saya membela, mereka malah memberikan tatapan dengan memutar bola mata, dan raut wajah merendahkan. Sungguh pahit, meremukkan hati, namun harus tetap diterima dengan senyuman. Karena mereka tidak peduli jika saya akan berteriak dan menangis kesal karena tingkah mereka yang sangat menyebalkan. 

Dulu saya kira, jika saya pindah ke tempat ini, daerah ini, orang-orangnya akan lebih peka, lebih lembut, lebih baik. Namun, saya salah sekali. 

Menemukan orang dengan wajah menyebalkan, tingkah yang terlalu menjadi penjilat, pemikiran self-sentris, sungguh membuat jengkel hati dan pikiran. Tetapi mau tidak mau harus di terima, atau tidak akan ada kata bertahan dalam tempat ini.. 

Maka, apa yang bisa saya sampaikan..

Jauh dari rumah, bukannya makin baik, makin mudah. Tetapi anda telah mencicipi sedikit apa rasa hidup itu. Berada di perantauan tidak bisa mempercayai siapapun kecuali diri anda sendiri. Karena yang bisa menolong diri anda adalah diri anda sendiri.

Menurut kalian seperti apa?


Salam, 


Mahasiswa Rantau.

Catatan Harian PenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang