"Aku ... akan tetap memilikimu. Karena kau adalah miliku. Selamanya." Seringaian tercetak di wajahnya. "Aku mencintaimu. Sampai ketemu besok!" serunya ceria.
---|----|---
Tok! Tok! Tok!
Dimas mengetuk pintu sendari tadi. Tangan kirinya, ia masukan ke dalam saku, raut wajahnya tampak kesal. Sesekali ia mengeluarkan tangan kirinya dan melirik jam yang berada di sana. Tangan kanannya menimang ponsel, berniat untuk menelpon.
"Tu-tungu sebentar!"
Suara manis itu terdengar dari balik pintu. Dimas tersenyum mendengarnya. Dimas mempertajam pendengarannya sehingga ia dapat mendengar suara langkah kaki malas gadisnya. Ia terkekeh saat tedengar gerutuan-gerutuan kecil dari mulut gadisnya.
Ceklek!
Gadisnya membuka pintu dengan mata yang masih setengah terbuka. Gadis itu menguap kecil. Tampaknya ia baru saja bangun dari tidur siangnya. Ah? Dia tidur siang? Teratur sekali.
"Ara." Dimas memanggil gadisnya lembut.
Mata Ara-gadis yang terpanggil-membulat sempurna.
"A-ah! Di-Dimas?! Ini sudah jam 5 sore ya?" Ara terdengar menanyakan itu dengan panik. "Ah! Sebentar a-aku akan siap-siap dulu tidak lama!"
Brak!
Ara membanting pintu rumahnya kencang, suara grasak-grusuk pergerakannya dari dalam rumah terdengar. Dimas mengangkat kedua bahunya dan berbalik, tatapannya langsung tertuju kepada langit orange.
"Nada, baik-baik saja bukan? Apa tadinya aku harus mengecek keadaannya terlebih dulu sebelum ke sini ya? Yah ... mau bagaimanapun mantan, dia tetap manusia yang pernah membawa kebahagiaan."
Benak Dimas langsung melayang kepada peristiwa semalam.
"Nada ... maaf, aku tidak mencintaimu. Aku ingin kita putus karena aku ... menyukai orang lain, maaf."
"Apa?! Ka-kamu?" Nada menunduk dalam. Rambut hitamnya, ia biarkan tergerai kini menutupi wajahnya. Tubuhnya bergetar.
"Maafkan aku, aku sa-"
"Siapa yang kamu sukai?" Nada bertanya datar, dingin, menakutkan.
"Aku-" Dimas berhenti berkata-kata, benaknya sedang sibuk memikirkan dampak buruk jika dirinya menyebutkan nama gadis yang ia sukai.
"Namanya Ara," Dimas menjawab dengan senyuman mengembang.
"Dimaaass! Aku siaap! Kita mau jalan-jalan ke mana?"
Suara Ara berhasil membuyarkan lamunanya, pikirannya kembali kepada dunia nyata, di mana hari ini Dimas dan Ara akan berkencan untuk pertama kalinya. Ara yang mungil hanya memiliki tinggi 150 sentimeter dengan dandanan sederhana, rambutnya ia ikat menjadi satu dan menambah kesan imut padanya.
"Eh? Bukannya kemarin kamu sudah bertanya?" Memori otaknya ingat sekali, bahwa kemarin Ara menayakan "Besok akan pergi kemana?"
Ara menggeleng. "Belum kok."
Kening Dimas berkerut samar.
"Ada apa?" tanya Ara bingung.
Dimas menggeleng, mengabaikan rasa bingungnya dan berkata, "Ke sebuah tempat di mana kamu akan terpana," ujarnya percaya diri.
Kalimat itu sukses membuat mata Ara berbinar-binar. "Benarkah?"
"Tentu," ujar Dimas yang diiringi dengan anggukan mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
GenreFest: Thriller
Mystery / ThrillerIni adalah beragam kisah dengan genre Thriller. Di mana saat bahaya mengancam, manusia akan mempertahankan sebuah hal amat berharga. Hal itu bernama kehidupan. [Untuk pembaca, ada polling yang bisa kalian ikuti] Cover by @MegaEgha