Prolog

58 16 2
                                    

Harum semerbak kopi menyelimuti ruangan dengan luas 4 x 4 meter milik cowok itu. Semburat cahaya matahari pagi yang sedikit demi sedikit mulai memasuki kamarnya melalui gorden yang bergradasi dark blue dan soft blue itu.

Semenjak kejadian beberapa waktu lalu, sungguh hal itu hampir mengguncang jiwanya. Beberapa minggu terakhir ia sangat sulit tertidur karena peristiwa demi peristiwa terputar berulang kali dalam otaknya layaknya pemutaran film di bioskop. Wajah tampannya kini terliat berantakan, pucat pasi, rambut acak-acakan.

Kepergiannya terlalu cepat dan itu benar-benar menyakitkan. Orang tua nya pun berulang kali mencoba menenangkan namun nihil. Sering kali ia mengurung diri di kamar, tak mau makan, melamun ketika jam pelajaran berlangusng, lagi-lagi semua itu karena peristiwa itu.

Baginya gadis itu bagai bintang "Sirius" yang selalu menerangi dimanapun ia berjalan. Bintang yang selalu mengiringi bulan dimanapun ia berada. Dan kini Sirius –nya hilang. Ia merasa layaknya bulan mati yang hanya mengelilingi bumi hampa tanpa rasa.

Dan sampai dimana gadis baru datang menyelamatkan hidupnya. Hidupya kini kembali lagi, wajah muramnya kembali cerah dengan mata teduhnya seperti sedia kala. Gadis yang dengan sabar menemani hari-hari gelapnya tanpa sesosok Sirius pertama dan kini Sirius –nya hadir kembali di jiwa yng berbeda.

To be continue...

Woy ini story ke dua aku :v haha. Sedikit abal-abal, but I try to be the best :)) mengisi waktu luang pas puasa, lumayanlah. Happy Fasting Guys! And Happy Reading, hope you'll like it. Jangan lupa voment nya ya, biar membangun :)) hehe...

J

FROM MY DEEPEST HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang