Pemuja Setan

101 12 0
                                    

Cerpen Karangan: Mimosa Pudica
Cerpenmu.com


Pemuja Setan

"Ibu, lihatlah Anna mendapat hadiah."
Aku menatap ke arah anak ku yang kini tengah berdiri di hadapanku sambil membawa kotak berwarna merah.

Tangan ku terjulur ke arahnya, membawa tubuh mungilnya kedalam pangkuanku. Aku menatap hadiah yang ada di tangan Anna bingung, pasalnya kami baru saja pindah ke rumah ini, rasanya aneh kalau tiba-tiba ada yang memberi hadiah pada anak ku.

"Kamu mendapatkannya dari siapa Anna?" Tanyaku padanya. Anna tidak langsung menjawab pertanyaan ku, ia malah terlihat gelisah, terlihat dari caranya mengayun-ayunkan kakinya.

"Kakak itu bilang kalau aku tidak boleh memberi tahu siapa-siapa," Jawabnya sambil menundukan kepala.

Kakak siapa yang dimaksudkan oleh Anna? Kenapa aku merasa tak enak hati, aku merasa takut akan terjadi sesuatu dengan anak ku. Aku memeluk Anna erat, tanpa sadar airmata telah membasahi pipiku.

"Anna, berjanjilah pada Ibu, kamu tidak akan meninggalkan Ibu," Ucapku sambil terus memeluknya erat. Anna hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus berkata Ibu jangan menangis saat ia mendengar suara isakan yang kucoba tahan sebisa mungkin.

Keesokan harinya saat aku bangun tidur aku sudah tak mendapati Suami ku yang biasanya masih terlelap di sampingku. Aku beranjak bangun dan keluar dari kamar menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

Rumah ini terasa sangat sepi dan juga terasa mencekam, aku merasa seperti ada yang tengah memperhatikan gerak gerik ku. Sejujurnya aku sudah merasa tak nyaman sejak pertama kali melihat rumah ini, rumah ini seperti menyimpan banyak misteri, apalagi katanya rumah ini berhantu, aku tahu tentang itu dari orang di sekitar sini saat aku tengah membeli bahan pangan kemarin sore.

Langkah ku terhenti saat mendengar suara tawa di kamar anak ku, aku lantas mendekat ke arah kamar itu dan mendekatkan telinga ke pintu, mencoba mencuri dengar suara apa itu sebenarnya.

"Hahah ... kakak curang, ugh hentikan kak, hahah ... geli,"

Kening ku berkerut bingung. Anna sedang bercanda dengan siapa?

Tangan ku terjulur hendak membuka pintu, namun...

Grep!

"Kenapa kau ada di sini sayangku?" Tanya sebuah suara sambil memeluk ku dari belakang. Aku kenal suara ini, ini adalah suara Suamiku. Membalikan badan, aku lantas menemukan wajah tampan suamiku yang tengah menyunggingkan senyum menawan.

"Aku hanya penasaran, Anna sedang bercanda dengan siapa?"

Aku melihatnya mengernyitkan kening, lalu ia pun melepas pelukannya dariku. Tangannya terjulur ke arah gagang pintu kamar Anna lalu membukanya. Suara derit yang terdengar saat pintu itu terbuka membuat suasana menjadi terasa mencekam. Jantungku sudah berdetak kencang. Menanti apa yang akan aku temukan di dalam kamar Anna.

Pintu terbuka sepenuhnya. Kami melangkah masuk ke dalamnya. Di atas kasur aku melihat Anna yang masih tertidur. Ini tidak mungkin. Jelas-jelas kalau tadi aku mendengar suara Anna yang tengah tertawa entah dengan siapa. Aku mendekat ke arah Anna, mengguncang tubuhnya pelan agar ia terbangun. Posisi tidurnya yang membelakangi ku membuatku tak bisa melihat wajahnya.

Aku terus mencoba membangunkannya tapi Anna tak juga bangun, tidak seperti biasanya. Padahal biasanya ia akan sangat mudah untuk dibangunkan. Aku mulai khawatir. Aku pun membalikan tubuhnya kearahku dan betapa kagetnya aku saat melihat wajah Anna dipenuhi luka sayatan. Darah menetes-netes dari luka sayatan itu. Aku memandangi luka itu dengan pandangan ngeri.

CreepyPasta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang