PART 2

33 3 1
                                    

Sepulang sekolah, aku segera menuju ke parkiran. Setiap hari ke sekolah, aku mengendarai sebuah mobil honda jazz putih. Berhubung di Jakarta ini aku tinggal sendirian, aku tentu harus bisa mengendarai mobil agar bisa bepergian dengan mudah. Ayah dan ibuku harus pindah ke kota Malang karena urusan pekerjaan. Sebenarnya mereka juga mengajakku pindah, namun kalau dipikir-pikir aku sudah terlanjur masuk SMA di Jakarta. Buatku, sangatlah buang-buang waktu kalau aku masih harus pindah sekolah. Jadi aku memilih tinggal di Jakarta sendirian. Walaupun memang berat, tidak ada asisten rumah tangga, tidak ada supir, semua serba sendiri. Tapi yah, ini bisa lebih mengajariku arti kemandirian.

Sebelum pulang kerumah, aku memutuskan untuk mampir terlebih dahulu ke toko buku langgananku. Yap, aku sangat suka membaca buku. Membaca novel lebih tepatnya. Novel-novel yang berkisah tentang sebuah perjalanan hidup, itu yang paling kusukai. Selain itu, aku juga sangat menyukai buku-buku yang bercerita tentang surga dan neraka, atau kisah akhir jaman. Itu sangat aneh bukan? Tapi ya, itulah caraku menyamankan kesendirianku.
Aku memarkir mobil ku tepat dibagian depan toko buku tersebut. Aku menguncinya dan kemudian masuk. Yang paling kusukai dari toko buku ini adalah kita dapat membeli buku ditoko ini dengan harga yang jauh lebih murah dari harga aslinya. Yah memang preloved sih, tapi buatku preloved or new, sama saja. Yang terpenting, jalan ceritanya tidak berubah. Masalah baru atau tidak nya, aku sama sekali tidak peduli. Akhirnya aku mengelilingi sepanjang toko buku itu dan mulai tertarik dengan beberapa buku. Sebenarnya, aku berencana untuk membeli buku look my life yang tidak sempat kubaca tadi karna si pria aneh itu. Tetapi buku itu sudah sangat langka dijual.
Aku kembali mengitari rak-rak buku dan tertarik melihat sebuah buku tebal berjudul "Hope" . Namun buku itu sulit kuraih karena terletak di bagian paling atas rak buku. Aku berusaha meraihnya, tetapi tidak berhasil. Tak lama, ada seseorang yang langsung mengambilkannya untukku. Tidak salah lagi, si pria selada aneh itu!

"Sampai kapanpun kalau kau hanya mengandalkan tubuhmu dengan tinggi yang standar dan mau mengambil buku di rak paling atas, kau takkan bisa mengambilnya."
Ungkap si Eron pria selada aneh.

Aku langsung menatapnya dengan tatapan tajam. Terlihat jelas dari raut wajahku kalau aku sangat marah dan tidak terima dengan perkataannya. Tadi dia sudah mengambil buku look my life, dan sekarang dia menghinaku??

"Sudah. Tidak perlu melihatku seperti itu. Kau terlalu sensitif. Sudahlah, mending kau membantuku menemukan buku berjudul "Find Alexa" daritadi aku tidak menemukannya"
sambungnya lagi dengan raut wajah seperti orang tak berdosa.

"Apa? Setelah kau menghinaku, kau dengan mudahnya menyuruhku membantumu mencari buku itu?"
Balasku dengan sangat kesal

"Sudah ikut aku saja"

Entah kenapa sikap kulkasnya alias super-dinginnya itu membuatku semakin penasaran dengan pria aneh ini. Mungkin aku bisa mencari tau alasan kenapa dia hanya membawa sekotak selada untuk porsi makan siangnya.

"Ini kan yang kau mau?"
Katanya sambil menunjukkan buku look my life incaranku

"Bagaimana bisa? Daritadi aku mengitari toko buku ini dan sudah menjelajahi rak buku tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan buku ini."

"Tentu saja. Buku ini sisa satu, dan daritadi aku memegangnya. Kenapa? Kau mau protes lagi?"

"Jelas. Tadi kau sudah mengambil buku itu dari perpustakaan. Kau sudah membacanya sebagian, dan sekarang kau mau mengambil buku itu lagi? Dasar pria aneh"

"Akan lebih aneh jika ada seseorang yang membenciku hanya karena masalah buku. Tapi sayangnya, walau kau membenciku , aku sama sekali tidak peduli"

Aku benar-benar sangat kesal. Hari ini aku berhasil dibuat kesal oleh satu pria ajaib yang entah berasal dari planet mana. Aku berusaha untuk menahan kekesalanku dan tidak menghiraukannya. Aku bergegas menuju ke kasir dan ingin membayar beberapa buku yang telah aku ambil.

Our Book Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang