What? You...

105 11 6
                                    

Dengan seragam putih abu yang ku kenakan aku berjalan dengan senyum yang tak lepas dari bibirku. Aku melewati koridor sekolah baru ku ini sambil mencari kelas XI Ipa2 yang di beritahu pak kepala sekolah akan menjadi kelas ku.

"Hai, lo anak baru ya?"

"iya," jawab ku singkat, saat seorang gadis tiba-tiba bertanya padaku.

"anak kelas berapa?"

"sebelas,"

Gadis itu mengangguk, "sebelas apa?"

"sebelas ipa dua, dari tadi nyari kelasnya ga ketemu, lo tau ga?"

"tau, itu kelas gue,"

"oh ya?" aku mengangguk, "Alecia Britannia, panggil aja Alice,"

Dia membalas jabatan tangan ku, "Mutiara Valenzuela, panggil aja Ara,"

Aku mengangguk, Kita pun berjalan ke kelas dengan Ara yang banyak menceritakan bahwa murid-murid SMA ini,itu terkenal dengan murid-murid yang nakal. Dan, aku sebagai anak baru harus berhati-hati bisa saja nanti aku akan di beri jebakan. Karna, memang seperti itu cara menyambut murid baru.

"Ara!"

Seseorang memanggil Ara, membuat ku dan Ara menoleh.

Yang di panggilkan Ara?

Kenapa gue ikutan nengok?

Bodo amat dah.

"Lis, lo kelas duluan aja ya? Gue ada urusan sebentar, kelasnya ga jauh kok tinggal lurus aja," Setelah itu Ara pergi dan meninggalkan ku sendiri.

Aku berjalan sambil terus berhati-hati takut benar apa yang di ucapkan Ara, tentang jebakan untuk murid baru.

Dan, akhirnya aku sampai juga di kelas XI Ipa2, aku berdoa terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan yang tiba-tiba aku merasa seperti ruang yang di penuhi hantu-hantu.

Aku membuka pintu pelan. Dan, semua yang Ara ucapkan semua salah. Murid-murid di sini baik, tidak terlihat buruk. Aku melangkah kan kaki ku dan-

Slettttt.

Bughhh.

Byurrrr.

Hahahahahahahaha.

Banyak banget kan suaranya?

Memang seperti itu. Aku baru saja terpeleset dan terjatuh lalu dua buah ember berisi air dan tepung jatuh membalut seluruh tubuhku. Alhasil, jadilah aku seperti adonan pisang goreng yang siap di goreng.

Semua penghuni ruangan ini tertawa sangat bahagia, seperti baru saja melihat lenong betawi tampil. Pipiku memerah menahan kesal sekaligus malu. Aku anak baru, tak sepantasnya anak baru di buat begini. Seperti adonan.

"GUYS, BENER 'KAN KATA GUE, KALO KELAS KITA BAKAL ADA ANAK BARU,"

Teriakan itu.

Aku seperti mengenalnya.

Em, bukan mengenal tapi pernah mendengar suara itu sebelumnya.

Your Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang