Tiba-tiba sebuah tangan besar meraih tangan ku, "ke rooftop yuk?", dia bertanya padaku tapi pertanyaan itu bagai pernyataan, belum aku menjawabnya dia sudah menarik tangan ku untuk ikut bersamanya.
"lepas, Mik! Gue ga mau bolos," tangan nya begitu kuat, aku kewalahan untuk sekedar menepisnya. "Mik lepas!" aku terus memberontak.
Mika menoleh menatapku penuh arti, "bisa diem?" aku menggeleng, lalu secepat kilat melepas tangannya yang sedari tadi mencekam tangan ku, sehingga timbul warna merah disana.
"lo gila?"
"iya gue gila, puas?" dia menarik tangan ku lagi, "cepet ikut!" aku terus melepas cekalannya, tapi tangannya yang besar membuatku sulit untuk melawannya. Aku terus memberontak, sampai akhirnya aku dan Mika berhenti melangkah saat seorang guru berjalan di hadapan kami.
"mau kemana kamu Mika?" guru itu melirik ku sekilas, meski tatapan utamanya adalah Mika, "saya mau bolos pak. Bosen di kelas," Mika melirik ku sambil mengedipkan matanya satu, "saya bolosnya bareng anak baru ini ya pak?"
Guru itu menggeleng mendengar ucapan Mika yang entah terlalu polos atau apa, intinya bagi Mika bolos adalah hal kecil baginya.
Aku tersenyum pada guru yang aku tidak ketahui namanya itu seraya melepas cekalan Mika dari lengan ku, "saya ga akan ikut dengan Mika pak?" ucapku lalu berlalu dari hadapan Mika dan guru itu setelah mencium punggung tangan guru itu.
Gila.
Ngapain Mika ngajak gue bolos?
Aku terus berjalan tanpa ingin menoleh kebelakang, yang pastinya aku akan melihat Mika mungkin terkena cubitan atau telinga Mika di tarik, karna aku baru saja mendengar erangan sakit milik Mika.
_
"MIKAAA SINI BIAR GUE AJA YANG GANTIIN LO,"
"YA AMPUN MIKANYA AKU KERINGETAN,"
"MIKA, ADIK RELA MAZ, JIKALAU KAU BUTUH AKU MENDAMPINGI MU DI SANA,"Aku menutup kedua telinga ku dengan kedua telapak tanganku. Teriakan para fans Mika sangat memekikan telinga ku, ternyata acara bolos Mika tadi itu gagal, karna guru yang kini aku tahu namanya, yaitu pak Galuh. Pak Galuh tadi membawa Mika ke ruang BK, dengan tuduhan pembolosan. Mika tak terima atas tuduhan itu, karna katanya ia belum berbolos. Tapi, pak Galuh tetap kekeh menuduh Mika sampai akhirnya Mika mendapat surat perjanjian.
Belum sampai disitu, dendam melusup dalam pemikiran Mika, Mmm, mungkin seperti itu. Lalu saat itu Mika melihat pak Galuh memasuki toilet, dengan dendam yang sudah menggebu akhirnya Mika pun mengunci pak Galuh di dalam toilet.
Dan karna itu, akhirnya kini Mika dihukum hormat pada bendera sampai bel pulang. Tapi, dengan begitu banyak yang bilang Mika lebih terlihat ganteng. Mmm, benarkah?
Aku ingin melihatnya, tapi aku tak tahan dengan semua teriakan para fans Mika. Dari kelas saja teriakan itu sangat memekik, bagaimana jika ku berada di sana.
"ga ikutan liatin Mika?" aku menggeleng, "buat apa Ra?" aku menghedikan bahu, "ga penting banget tau ga!"
Ara tertawa, "serius ga penting?" Ara tersenyum penuh arti, "kalo tiba-tiba jadi penting gimana?"
Jadi penting?
Seorang Mika akan menjadi penting bagiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Your
Teen FictionTahu kah jika hanya KAMU yang dapat membuat ku tersenyum lepas. Hanya KAMU yang dapat membuat ku merasa nyaman, tak ingin jauh dari KAMU. Dan aku berjanji akan mencintai KAMU, sekalipun aku mati. Copyright ©2016,by:RetnoKinasih