Empat hari setelah kunjungannya ke gedung Hokage, gadis itu kini sedang berjalan menuju gerbang Konohagakure. Cuacanya cukup hangat dan beberapa orang terlihat melintasi jalan utama. Gadis yang kini memakai pakaian merah dengan lambang Haruno di punggungnya itu terlihat sedang membetulkan ikatan Hitai Ate nya, sebuah tas terikat di pinggangnya, berisi kunai, shuriken, serta senjata lain yang mungkin akan dibutuhkannya nanti.
Sebuah suara memanggilnya dari arah belakang.
"Ooiii, Sakuraaaaa chaaaaannnnnn!!!"
Seorang pemuda dengan rambut pirang dan pakaian hitam tampak berlari kearahnya sambil melambaikan tangan."Kau menjalankan misi ?!", selidik pemuda itu setelah ia berdiri dihadapan Sakura dengan nafas yang tersenggal senggal.
"Hei, Uzumaki Naruto....calon Hokage macam apa yang kelelahan setelah berlari kurang dari 30 meter ?!", jawab Sakura melihat tingkah sahabatnya itu. "Dan, ya, aku akan menyelesaikan satu misi hari ini.", ujarnya sambil tertawa.
"Kau...kau tidak tahu! Kakashi-sensei, pria tua itu...menyuruhku berlari mengitari padang rumput sebanyak 100 kali, dattebayo !! Menyebalkan.", keluh Naruto.
Sakura hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu. Ia masih belum berubah. Masih Naruto yang dulu. Hanya, sedikit lebih dewasa.
"Omong omong, kau pasti bisa menyelesaikan misi ini Sakura-chan !! Cepat kembali dattebayo !!!", celoteh Naruto sambil menepuk kedua pundak Sakura.
"Baka Naruto ! Aku hanya akan meneliti beberapa hal ! Aku akan kembali besok.", jawab Sakura sambil memandang sahabatnya itu. Sakura mulai melangkah keluar gerbang Konoha diiringi dengan teriakan semangat dari Naruto yang saat ini sedang melakukan gerakan gerakan aneh.
"GANBATTTEEEEEE SAKURA CHAAAAAANNNNNN !!! JANGAN SAMPAAII TERLUKAAAAA, DATTEBAYOOO!!!!"
#####################################################################################
Dahan demi dahan dilewati oleh Sakura, lompatan demi lompatan ia buat. Beruntung ia sempat membawa health pill bersamanya tadi. Seluruh contoh tanaman herbal liar sudah terselip dan tersusun rapi dibalik jubahnya. Tidak perlu waktu lama bagi murid dari Hokage ke-5 itu untuk meneliti dan menentukan tanaman mana saja yang dapat ia jadikan bahan penelitian.
Langit sudah mulai berganti warna saat langkah kunoichi Konohagakure itu semakin cepat. Butuh kira kira setengah hari untuknya sampai ia kembali ke gerbang Konohagakure. Tampaknya, berhenti sejenak untuk beristirahat bukanlah pilihan yang tepat untuk saat ini mengingat ia tidak menjalankan misi ini dalam sebuah team.
Insting wanita itu dipertajam saat telinganya menangkap suara gemerisik di hutan yang tampak tak berujung ini. Tangan kanannya merogoh kedalam tas di pinggangnya, meraih sebuah kunai, berjaga jaga terhadap apapun bahaya yang bisa saja mengintainya. Mata hijau emerald cerahnya mengamati setiap pergerakan yang ada, chakra gadis itu tersembunyi dengan baik, berharap tak ada satu orangpun yang mampu mendeteksi keberadaannya.
"Kemana para pasukan ANBU itu? Aku tak melihat keberadaan mereka sedari tadi.", gumam gadis itu pelan. Berusaha untuk bergerak secepat dan se tersembunyi mungkin adalah satu satunya pilihan saat ini. Sakura hampir saja mengumpat saat ia melihat beberapa shuriken dengan kertas peledak meluncur didepan matanya. Dihindarinya benda tajam itu dengan cekatan. Dalam sekejap mata, shuriken-shuriken tadi sudah mengenai sebuah batang pohon dan menyebabkan beberapa ledakan yang cukup keras.
Gadis itu tak membiarkan kewaspadaannya turun begitu saja. Kata kata Shishou-nya, Tsunade-sama sudah tertanam dibenaknya. Begitu pula ajaran dasar yang diterimanya dari Kakashi-sensei. Dibekali dengan kemampuan analitis diatas rata rata, Sakura mulai menilai keadaan di sekitarnya. Diperhatikannya setiap gerakan dan gemerisik yang ada. Chakra dalam tubuhnya sekarang telah terpusat pada kedua kepalan tangannya. Satu pukulan saja, satu pukulan...akan mampu menghancurkan beberapa ratus meter persegi lingkungan di hutan itu. Mata lembut gadis itu sekarang dipenuhi oleh rasa waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Tale
FanfictionBerhentilah menjadi orang lain dihadapanku. Haruno Sakura.