Sepasang mata milik Haruno Sakura menatap lurus ke langit langit kamar tempat dimana ia dirawat saat ini. Pandangannya kosong. Sudah lebih dari satu jamsejak Naruto san Kakashi-sensei kembali ke rutinitas mereka masing-masing. Tentu saja mereka tidak bisa berada disini terlalu lama bukan? Sedikit paksaan dari Sakura akhirnya mampu membuat kedua laki laki itu yakin untuk meninggalkannya sendirian.
Pikiran gadis itu dipenuhi oleh rasa cemas. Sesosok pria yang selama ini sudah ia coba lupakan kembali menghantui benaknya.
"Aku sangat mengenalnya. Dan kau pun begitu, Sakura.", jawab pria itu singkat
"Uh?", tanya Sakura heran. Ia sangat ingin mengetahui siapa orang yang sudah mau bersusah payah membawa tubuhnya yang sudah hampir menjadi jasad itu kembali ke Konoha.
"Orang itu adalah Sasuke. Uchiha Sasuke."
Sasuke. Uchiha Sasuke. Pria itu yang menyelamatkannya. Disaat semua sudah terlihat sempurna. Saat dimana ia merasa bahwa ia sudah berhasil melupakan pria itu. Disaat ketika ia mengira hatinya sudah memilih untuk menutup rapat rapat kenangan masa lalunya. Dan pada akhirnya, dialah satu satunya orang yang melihat Sakura dalam kondisi terburuknya. Kondisi dimana ia tak mampu melakukan apa apa.
.
.
.
.
.
Ruangan itu masih sepi. Dua jam telah berlalu. Surai rambut merah muda gadis itu jatuh dipipinya, Bekas air mata masih terlihat jelas. Kunoichi Konohagakure itu hampir tidur terlelap ketika didengarnya pintu ruangan itu terbuka.
Tanpa harus membuka mata, gadis itu langsung mengetahui siapa orang yang kini berdiri disamping tempat tidurnya. Chakra orang ini sudah betul betul dikenal Sakura. Meski dalam keadaan lemah, kemampuan Sakura dalammengenali chakra seseorang masih terbilang baik.
Meski gadis itu tahu bahwa hal ini sia sia, namun ia berusaha untuk tetap tampak tertidur. Ia belum ingin membuka matanya, mengetahui bahwa pria yang beberapa waktu belakangan ini dihindarinya, kini duduk disamping tempat tidurnya tanpa berkata apapun.
"Sampai kapan kau mau menjadi orang mati, Haruno Sakura?", ujar suara itu datar. Sakura bersumpah danmerutuki dirinya sendiri dalam hati ketika disadarinya bahwa hatinya kembali bergejolak kala mendengar suara pria itu.
Suara yang sebenarnya amat ia rindukan.
Hening. Tak ada satupun dari mereka berdua yang membuka suara. Waktu terasa mengalir sangat lama. Sakura sadar betul, pria disampingnya ini bisa saja terus duduk dalam diam untuk beberapa jam kedepan. Sekeras mungkin ia coba untuk melawan keinginannya yang ingin segera berbicara dengan keturunan Uchiha ini.
"Persetan", kutuk Sakura dalam hati.
"Apa yang kau lakukan disini, Uchiha-san?", ucap gadis dengan rambut merah muda itu sambil perlahan membuka matanya.
Pemuda itu agak terkejut mendengar cara Sakura memanggilnya. Namun, seperti biasa. Ekspresi wajah itu tak berubah.
"Memastikan bahwa kau masih hidup.", jawab Sasuke datar.
"Terima kasih.", sahut Sakura lirih. Ia ingin sekali menangis, tapi tidak. Tidak untuk saat ini. Tidak didepan pria ini. Ia tak mau lagi dianggap sebagai perempuan yang lemah.
"Aa.", tukas pemilik nama belakang Uchiha itu singkat. Berbagai pikiran terbersit dibenaknya. Penyesalan bukan kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini.
Suasana kembali hening. Sakura menatap kesamping, menghindari tatapan Sasuke. Keduanya tenggelam dalam keheningan yang sebenarnya menyiksa mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Tale
FanfictionBerhentilah menjadi orang lain dihadapanku. Haruno Sakura.