Aku

2.6K 49 11
                                    

Pagi itu, hari senin. Pagi yang cerah di Jakarta. Dengan semangat 45 aku berjalan menuju kantorku yang tak jauh dari rumah kost tempat ku tinggal. Seperti biasa setiap pagi bahkan setiap saat aku selalu ditemani dengan pesan singkat dari seseorang yang sangat dan selalu aku rindukan. Iya, dia pacarku dan kami LDR. Jakarta – Halmahera Utara tidaklah dekat,
aku tahu. Namun, aku selalu merasa bahwa dia selalu ada disekitarku. Mungkin itu yang orang bilang tentang jauh dimata dekat hati. Hehehehe

Oh iya, perkenalkan namaku Ana lengkapnya Anastasya Bervita. Aku tinggal di Jakarta sendiri. Well boleh dibilang Aku anak kost sejati karena sejak duduk di bangku SMA aku sudah menjadi anak kost. Dan namanya Ardi atau lengkapnya Ardiyansyah Putra Pradana, tapi aku lebih senang memanggilnya dengan panggilan i, satu huruf saja. Biar simple kataku, dan dia hanya tertawa.

Dia laki-laki yang baik, pengertian, menyenangkan dan tak pernah membosankan. Dia adalah laki-laki yang selalu teguh dengan pendiriannya. Apa yang dia ucapkan maka itu yang akan dia lakukan. Apapun yang dia inginkan akan dia usahakan sampai bisa tercapai. Dia sangat menyayangi dan menghomati Ibunya. Bagiku, seorang laki-laki yang tahu bagaimana cara memperlakukan Ibunya adalah laki-laki yang memahami bagaimana cara memperlakukan wanitanya. Dan ya, he know how treat me like I am the queen. Tapi, dia orang yang sangat keras kepala. Dia paling tidak suka dengan bantahan. Ah tipikal anak bungsu lah.

Aku selalu suka bagaimana cara dia memperlakukan aku sebagai wanitanya. Seakan menuruti semua mauku adalah kewajibannya dan kebahagiaanku adalah prioritas utamanya. Aku selalu suka setiap kali dia bercerita tentang apa saja yang dia lakukan seharian. Mendengar tawanya, menatap mata teduhnya, menyaksikan senyumnya, menenangkan. Ya setidaknya itu menurutku, dan bagaimana menurut orang lain tentang dia, terserah Aku tidak peduli.

Aku sudah bersamanya semenjak aku diabangku kuliah semester 7, kami wisuda diwaktu yang sama kala itu. Bagiku, tak ada yang lebih membahagiakan daripada dua orang yang bisa menggapai mimpi sama-sama. Seakan perjuanganku dan dia selama kuliah tidak sia-sia dan mebuahkan hasil yang sempurna. Aku tidak tahu dengan kata apa harus aku ceritakan perasaanku hari itu, yang jelas aku bahagia. Sangat.

Hari ini tepat 6 bulan aku menjalin hubungan jarak jauh dengannya. Aku tidak percaya bisa melewati semuanya dengan baik padahal awalnya aku kira aku tidak akan bisa. Dan semalam, aku dan dia merencanakan pertemuan kita di Yogyakarta. Ya Yogyakarta, kota yang sudah mempertemukan aku dengannya. Kota yang memiliki begitu banyak kenangan indah bersamanya. Aku rindu menikmati jalanan lenggang Yogyakarta kala malam hari, menikmati sunset kala sore, makan di pinggir jalan, blusukan demi melihat keindahan alam, dan masih banyak lagi kegiatan yang biasa dilakukan selama di Jogja. Bersama dia. Aahhh rinduuuu...

Hari ini, 23 Mei 2016. Aku sedang duduk menatap layar komputer di mejaku. Bingung apa yang harus aku kerjakan karena memang pada dasarnya pekerjaanku bisa dibilang santai, tidak terlalu sibuk. Aku mengotak-atik ponselku, dan notifikasi pesan darinya muncul.

Ardiansyah Putra: Sayang.. lagi ngapain? Oh biar ku tebak, pasti Kamu lagi duduk sambil bengong tangan diatas meja, atau lagi ngetik-ngetik gak jelas. Eeuummm atau lagi duduk sambil telpon, lagi nyanyi-nyanyi, lagi ngupil, lagi ngomong sama tembok. Yess aku bener!

Aku tertawa membacanya. Begitulah dia, suatu waktu dia bisa menjadi manusia paling bijak yang pernah ada, dan suatu waktu kemudian dia bisa menjadi manusia aneh yang mengirim pesan tidak jelas seperti sekarang. Tapi tak apa, aku menyukai dia dengan sebagaimana dirinya. Ah Ardi, bagaimana bisa aku tidak candu, sedang hanya dengan pesan sederhana seperti ini saja rasanya bahagia seperti tidak ingin pergi dariku.

Anastasya Bervita: Lain kali, kalau mau jadi paranormal latihan dulu ya sayang :p

Ardiansyah Putra: Yang penting kamu cinta

Anastasya Bervita: Kamu menjijikan

Ardiansyah Putra: Iya-iya, aku juga rindu :*

Aku melanjutkan pekerjaanku dengan senyum yang tak mau lepas dari bibirku. Entahlah, dia selalu bisa membuatku bahagia dengan hal - hal yang sangat sederhana.

Tak terasa hari sudah siang bahkan menjelang sore, "aaaaah sebentar lagi pulang" gumamku sambil meregangkan otot-otot tangan.
Biasanya, sesampainya dirumah kost, aku akan masuk kamar untuk menaruh tasku, ganti baju, lalu naik ke lantai atas untuk melihat senja meneggelamkan dirinya. Peristiwa yang sangat indah bagiku. Begitu menenangkan ketika melihat senja yang mulai menguning dan perlahan hilang. Seakan memberitahuku bahwa terkadang sesuatu yang indah datang hanya sebentar, mungkin itu kenapa Sujiwo Tedjo dalam sajaknya berkata bahwa untuk sesuatu yang berharga kita harus berjuang untuk mendapatkannya.

Sore adalah waktu yang sangat aku suka, dengan senjanya yang manis ia seakan menjadi perantara antara teriknya siang dan gelapnya malam. Seakan sore memiliki kenyamanan tersendiri untuk dinikmati, entah dengan bercengkrama dengan yang terkasih atau duduk menikmatinya sendiripun tak masalah. Seperti sore ini, saat aku duduk dilantai paling atas rumah kost ku, semesta sedang menunjukan lukisan terindahnya

Aku membuka aplikasi chating yang biasa Aku gunakan, dan mengirimkan pesan singkat padanya

Anastasya Bervita: Senjanya manis, akan lebih manis kalau menyaksikannya bersama kamu

Ardiansyah Putra: Nanti aku kesana, ketemu kamu, kita lihat senja bareng-bareng kayak dulu

Anastasya Bervita: Can't wait

JARAK (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang