Aku menemuimu

173 7 4
                                    

Mimpi itu terkabulkan. Apa perasaanku saat ini. Aku juga tidak tahu. Aku senang mimpi yang terkubur dalam-dalam selama 3 tahun ini akhirnya terwujudkan. Tapi wajarkah aku merasa senang setelah apa yang terjadi. Aku merasa menjadi anak paling durhaka di dunia. Karena dia aku menjadi begini.

"Kau tidak mau aku tandatangani itu?" Ucapnya seraya menunjuk album berwarna biru muda yang ku genggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak mau aku tandatangani itu?" Ucapnya seraya menunjuk album berwarna biru muda yang ku genggam.

Aku hanya diam memandanginya, tak terasa air mataku jatuh mengingat kejadian itu, karna lelaki ini. Lelaki yang selalu kubanggakan, kini berada dihadapanku. Tidak! Aku tidak pantas untuk merasa senang saat ini. Aku tidak perasaan senang dan benci itu menjadi satu sehingga membuat beningbening air keluar dari mataku.

"Mbak, albumnya. Tanda tangan." senyum itu,

Throwback

Hiks , emmak sama bapak emang gak sayang sama aku. Untuk apa aku menaati setiap perintah mereka selama ini, jika hanya harapan ku yang seperti ini saja tidak mereka kabulkan. Uang?  masalah Uang?  Aku rasa itu bukan masalah. Mereka punya banyak uang dan termasuk pengusaha besar tingkat internasional. Terus masalahnya apa. Banyak anak-anak seusiaku yang bahagia, walau hanya bertemu dengan idola mereka. Kenapa aku tidak boleh, apa masalahku. Aku bisa jaga diri, ada paman di Jakarta sana. Aku bisa meminta perlindungan dari.keluarganya. Mungkin aku terlalu taat sehingga mereka kira aku akan selalu menaati mereka. Tidak mak, tidak pak. Aku ingin mewujudkannya kali ini.

"Lia. Emmak sama bapak keluar pergi ke pasar dulu ya. Jaga rumah"

Tidak ada jawaban dari ku. Mereka pergi. Aku bisa mendengar dengan jelas suara mobil diseter dan menjauh.  Setan didalam pikiranku beraksi. Aku sama sekali tidak sadar apa yang kulakukan. Aku sadar hanya saja perasaanku saat itu mengusaiku, membuat pikiran normalku menjadi buta.

Aku turun melewati tangga ke lantai bawah. Aku mengecek garasi. Tidak ada mobil diruangan itu. Emmak sama bapak udah 100% gak ada dirumah. Kaki ku melaju ke kamar dengan pintu berwarna krem. Kamar emmak sama bapak. Aku melihat tas emmak diatas meja riasnya. Tanganku bergetar , perasaan takut menyertaiku. Tapi perasaan dendam.lebih menguasaiku saat ini. Kubuka tas itu, amplop besar berwarna kuning terlihat jelas. Kubuka isinya uang 100ribuan sekitar 50lembar.Tanpa ba bi bu aku melakukan kegiatan berdosa itu. Aku MENCURINYA.

Kakiku menuju ke kamar ku. Kuraih tas miniku. Kumasukkan pakaianku secukupnya, dan juga charger dan powerbank juga amplop kuning yang kucuri tadi. Kuraih handpone dan kumasukkan kedalam saku celanaku. Dengan gerakan cepat aku menuruni tangga menuju garasi. Meraih sepatu.ketsku , memakainya. Dan aku pun siap untuk lari dari rumah

Jangan lupa voment
🆗JiminArmy

I'M Just FANS but may I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang