Imagine
Jun x you
Childhood FriendzoneKamu sedang asyik menulis di laptop butut kesayanganmu. jemarimu sedari tadi bergerak lincah menekan tuts , menciptakan nada dan pola gerakan berulang merangkai kalimat dan cerita. Deadline pengumpulan naskah cerita sudah di depan mata, dan kamu harus lembur sejak semalam menyelesaikan novelmu.
Drrt drrt.
Ponsel flip mungil di atas meja kerjamu bergetar. Kamu terkejut sejenak, lalu memiringkan kepala. Pegal rasanya duduk dan memandangi layar seharian. Siapa yang menelepon larut malam begini? Begitu kamu meraih ponsel dan memicingkan mata melihat nama yang tertera di layarnya kamu terheran heran. Ragu kamu menjawab panggilan itu.
"Halo?"
"Halo? Belum tidur?"Ternyata jun yang menelepon mu. Ia adalah sahabatmu sejak kecil, kalian tumbuh dewasa bersama sama. Kamu yang sejak kecil suka membaca memutuskan kuliah sastra dan menjadi penulis, sedang ia dengan bakatnya yang luar biasa menjadi seorang artis. Ya, kamu adalah teman masa kecil seorang jun , member boyband seventeen.
"Halo, kau masih disana kan? Tidak ketiduran?" , suara jun di seberang sana membuyarkan lamunanmu.
"Hmm? Iya... aku masih menulis.. lusa deadline pengumpulan naskah. Kau sendiri belum tidur? Coba kulihat,,,, sekarang jam 2 pagi loh"Jun tertawa pelan, "kau sendiri begadang, jangan mengomeli ku... aku baru sampai dorm ini"
"Tapi aku kan tidak setiap hari, cuma saat deadline saja. Tapi kau... kau setiap hari pulang larut malam... istirahat lah, cuci mukamu , jangan lupa pakai krim malam dan maskermu sebelum tidur. Kulitmu berharga buat fansmu , kau tahu kan"
"Iya ibu... kau bahkan lebih cerewet daripada coups hyung dan ibuku! Ini aku sudah bersih bersih, sedang berbaring di kamar mau tidur"
"Apa boleh buat, banyak temanku yang fans seventeen dan mereka selalu bercerita kalau kalian capek sekali tiap hari sibuk perform. Mereka khawatir kalau kalian sakit, apalagi saat wonwoo sakit sekarang" kamu beralasan sambil berkonsentrasi menatap laptop untuk mengedit tulisanmu.
"Tenanglah... aku sehat kok, cukup menelepon mu saja sudah membuat rasa capek ku hilang".Sedetik kemudian kamu mendengar sayup sayup teriakan heboh di seberang sana, disusul jun yang berbisik bisik 'diamlah guys... sudah malam. Chan , berhenti tertawa dan segera tidur kalau kau ingin bertambah tinggi. Kau juga hoshi, aku tahu kau tertawa dibalik selimutmu. Hentikan.'
"Jun?" Tanyamu pelan.
"Hmm? Apa? Maafkan tadi ada trouble. Biasa, memberku memang berisik kalau ada yang menelepon perempuan"
"Hahaha... sudahlah, segera tidur sana. Kau besok ada jadwal?"
"Siang kok... sudahlah, biarkan aku menemanimu begadang seperti biasa nya, mana mungkin aku bisa tidur kalau tahu kau terjaga sepanjang malam"Sedetik kemudian kehebohan itu kembali terdengar, dibarengi cekikik tawa yang panjang dan koor kalimat "ciyeeeeee", "jun-ah, berhenti flirting dengan pacarmu!", serta "jun-ie hyung gombal abis!!! Hahaha". Sayup kamu bisa mendengar jun sepertinya melempar sesuatu dan mengatakan , "berhenti menggoda ku kwon hoshi! Dan kau lee chan, kudoakan kau tidak bertambah tinggi ya. Xu minghao dan choi hansol, segera kembali tidur kalian! Jangan sampai aku menyalakan lampu kamar dan menghajar kalian semua ya". Kamu tertawa geli mendengar situasi disana.
"Sudahlah jun, tidurlah... jangan memarahi membermu"
"Mereka memang begitu sih...", jun mendesah kesal.
"Kau kan hyung di kamar itu, jangan memarahi mereka..."
"Apa aku mengganggu mu? Bagaimana naskah mu?"
"Hmm.. tinggal sedikit lagi kok, tinggal diedit saja. Sudahlah, jangan khawatir denganku."
"Kalau kau menang kompetisi ini kau harus mentraktirku ramen ya"
"Hei, kau bahkan member seventeen, kenapa minta traktir. Mestinya kau yang mentraktirku... aku ingin patbingsu depan sekolah kita dulu"
"Aku tiba tiba juga kepingin makan itu... lain kali ya, kalau aku libur kita keluar makan disitu.. kau tidak lapar? Aku dan member lain tadi makan mandu dan pajeon saat menengok wonwoo"
"Lapar sih... tapi kalau tidur saat lapar maka laparmu akan hilang kan? Hahaha. Aku akan segera tidur sehabis ini. Kau juga ya? Jangan sampai sakit, dan jangan lupa tersenyum"
"Baiklah, kalau begitu aku tidur dulu ya. Kau juga, semoga sukses dengan naskahmu. Kabari aku kalau kau menang haha. Selamat malam, mimpikan aku ya. Annyeong~~"
"Sampai jumpa jun, annyeong"Sambungan terputus, kamu menyenderkan badanmu ke kursi dan memandang langit langit. Hampir setiap malam jun menelepon mu saat kalian masih sekolah, sekedar bertanya apakah sudah makan atau sedang apa. Tapi sejak jun debut dan mulai sibuk , kalian sudah jarang mengobrol. Sejenak kamu merindukan momen saat dia belum debut dan kalian masih pelajar. Kalian biasa pergi makan ramen dan beli bingsu bersama.
Kamu paham resiko kesibukan artis, dan jun juga sadar betul kalau hubungan kalian tidak akan bisa lebih dari teman . Selain karena larangan pacaran, kamu juga tidak ingin jun terkena skandal dan malah ingin menjaga jarak dengannya saat awal debut dengan tidak menghubungi atau mengirimi pesan saat debut, serta tidak menanyakan kabarnya saat dia comeback. Tapi jun yang sadar perubahan sikapmu berusaha keras meyakinkan kamu kalau tidak apa apa jika berhubungan hanya via telepon dan chat, hingga akhirnya kamu luluh dan kalian berhubungan lagi beberapa bulan ini sampau sekarang.
Setengah jam kemudian, kamu masih sibuk mengedit naskah. Saat sedang serius tiba tiba ponselmu bergetar lagi. Nomor tidak dikenal. Siapa?
"Halo?"
"Halo, saya dari restoran china. Ada pesanan untuk anda nona.."
Kamu mengernyit, malam malam begini? Jangan jangan...."Pesanan untuk anda dari tuan wen junhui. Satu jjajangmyeon, satu patbingsu, dan satu porsi mandu"
Junhui...?
Kamu bergegas menuju pintu depan dan menemukan memang benar itu pesanan dari jun. "Berap--?"
"Sudah dibayar tuan junhui nona. Oh iya, ini ada pesan dari beliau".
Petugas delivery tadi pergi setelah menyerahkan secarik kertas padamu. Kamu naik membawa seluruh makanan ke kamar dan meletakkan asal demi membaca pesan dari jun."Halo, aku tahu kau pasti masih belum tidur. Ini , sudah kutraktir jjajang dan patbingsu ya. Tenang saja, ini restoran yang tadi kuceritakan padamu, mandu nya enak lho. Makanlah, dan segera istirahat. Sampai jumpa.
Sincerely yours, Handsome wen junhui"
Kamu tersenyum kecil dan segera mengirim pesan ke jun.
"Terima kasih. Aku akan makan dengan nikmat. Jaga kesehatanmu ya."Ponsel mu bergetar tak lama kemudian. Jun membalas "oke. I miss you"
Kamu tidak membalas. Tanpa kamu beritahupun jun juga sudah tahu jawabanmu.
'I miss you too'
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagines!!
FanfictionHasil iseng, humor agak garing dan receh(?). Kompilasi imagine abal dan khayal fangirl semata. Sebagian sudah di post di akun line@ junhui indonesia.