one

3.1K 97 4
                                    

Rachel pov

Rachel berdiri di sebrang cermin. Menatap bekas luka yang baru saja di berikan kekasihnya tadi malam.
" Hhmm... Aauuuuuww " tanganya menyentuh bekas tamparan di wajah bagian kiri dan lebam di bagian dada.

Seluruh tubuhku kaku. Tulang rusukku terasa sangat sakit , pergelangan tanganku rasanya terkilir. Sampai sampai untuk mengangkat gelas berisi air saja tidak kuat.

Aku berusaha menahan rasa sakit ketika menganti pakaian. tuhan, kenapa aku bisa mencintai orang seperti dia. Kenapa aku tidak mempunyai kekuatan untuk kabur darinya. apa salahku kenapa dia terus memperlakukan aku seperti ini. Harus sampai kapan aku bertahan dengan rasa sakit ini? batin rachel.

Rachel menoleh ke handphone nya di atas meja belajar. Tertuliskan nama Nathan di layar handphone.

Nathan
Rachel dimanana kamu? aku sudah di kampus cepat kesini aku sangat bosan.

Rachel
Dirumah. oke aku sedang bersiap siap. Sebentar lagi aku berangkat.

Nathan
Oke

Rachel segera bergegas. Seperti biasa dia menggunakan setelan kaos hitam dan celana jeans biru dongker dan sweater confers warna abu abu. Rachel segera memasuki mobil dan menancap gas menuju kampus.

Rachel sudah sampai di parkiran Seattel University. Bagaimana cara menutupi ini. Batin rachel sambil memegang wajahnya.

Aku mudah menutupi lebam di bagian tubuh. Tetapi bagaimana dengan dibagian wajah. Rachel membuka laci penyimpanan barang mencoba mencari make up yang bisa menyamarkan bekas tamparan di wajah.

Seketika dia kaget melihat Nathan sudah duduk di bangku penumpang.
"Astaga Nathan.. Sejak kapan kau masuk ke mobil ku" terial Rachel kaget melihat nathan sudah duduk di sebelahnya.

"sejak kau melamun sambil mengelus pipi mu yang merah itu. Apa lagi yang dia lakukan kepadamu? dasar ba*ingan" ucap Nathan kesal sambil menarik wajah Rachel dan melihat luka merah di wajah Rachel.

Dia menyingkirkan rambut Rachel dan melihat luka tamparan di pipinya sampai ke pelipis matanya. Entah apa lagi yang dilakukan kekasihnya. Tulang pipi Nathan mengeras, sesekali dia menggigit bibirnya. Nathan tidak mau membayangkan apa yang terjadi terhadap Rachel karena hanya akan membuatnya kesal terhadap ba*jingan itu.

Rachel tertunduk malu. Dia takut Nathan akan bertanya bagamana dia bisa mendapatkan luka itu.

Rachel tersentak kaget saat tangan Nathan menyentuh lukanya dan mengoleskan conceler untuk menutupi lukanya. Rachele menatap wajah Nathan yang dengan penuh kasih sayang mengoleskan conceler secara perlahan.

"pakai ini mungkin sedikit bisa menutupi" Nathan melepas topi hangatnya dan mengenakan nya ke Rachel.

"terimakasih" ucap Rachel sedikit berbisik

"lain kali jika ini terjadi lebih baik jangan masuk kuliah. Tunggu luka itu sembuh. Aku tidak ingin melihatmu dengan keadaan seperti ini" ucap Nathan ketus dan segera menggandengku keluar dari parkiran.

Nathan pov

Ada apa dengan anak itu. Kenapa dia terus menatap cermin dan mengusap pipinya. batin Nathan sambil berjalan menuju parkiran. dia segera masuk ke mobil Rachel dan dia masih belum sadar dari lamunanya.

Ada apa dengannya kenapa dia sampai tidak menyadari aku memasuki mobil. Ya tuhan luka apa itu. hatiku sangat hancur melihat kondisi rachel yang seperti itu.

"sejak kau melamun sambil mengelus pipi mu yang merah itu. Apa lagi yang dia lakukan kepadamu? dasar ba*ingan" ucap Nathan kesal sambil menarik wajah Rachel dan melihat luka merah di wajah Rachel.

HURT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang