Kilatan cahaya dari lampu mobil terlihat memancar begitu terang di depannya. Namun, anehnya Clarabella tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Ia seolah terpaku di tempatnya berdiri saat ini.
Makin lama, mobil itu semakin dekat dengan dirinya. Ia makin tidak bisa bergerak. Klakson mobil terdengar begitu kencang memekakan telinganya. Namun, ia terasa seperti tuli.
Brak!
Mobil itu menabraknya dan ia terlempar cukup jauh dari tempatnya semula.
Darah.
Ia mencium bau anyir dan tubuhnya terasa mati rasa. Apakah ia akan meninggal sekarang? Pikirnya. Orang-orang mengerubunginya. Matanya makin lama makin gelap.
"Ra! Please please aku mohon tetep jaga kesadaran kamu!" seseorang datang dan langsung mengangkatnya. Ia tidak sanggup lagi untuk terus membuka matanya.
"Ra please bertahan.." ucapan itu yang terakhir ia dengar sebelum kesadarannya hilang 100 persen.
"Hmm.." Clarabella menggumam. Ia membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa pusing. Ia ingin mengangkat tangan kirinya, tapi terasa berat. Ia menoleh dan mendapati Atalanta yang tertidur sambil memegang tangannya.
Tanpa sadar, Clarabella mengangkat tangan kanannya dan mengusap rambut lelaki itu. Atalanta bangun, karena merasakan pergerakan di atas kepalanya.
"Ya Tuhan, akhirnya lo sadar juga," ucap Atalanta. Ia langsung bangun dan mengambilkan air untuk Clarabella. "Nih minum dulu," ucapnya. Ia membantu gadis itu duduk.
"Thanks," Clarabella memberikan gelas itu kembali.
"Maaf, gue seharusnya gak bawa lo ke sini," ucap Atalanta menyesal. Ia duduk di pinggiran kasur.
"It's okey," Clarabella tersenyum. "Gue mau tanya sesuatu deh, Ve," ucap Clarabella. Ia menggigit bibirnya grogi.
"Kenapa, Ra?" Atalanta menatap Clarabella.
"Gue bukan kecelakaan tunggal ya? Maksud gue, gue ditabrak. Gue bukan nabrak pohon, tapi gue ditabrak. Betul?" tanya Clarabella.
Atalanta menghela nafas. "Lo sudah inget semuanya?" dia balik bertanya.
"Belum. Gue mimpi kalau gue ditabrak. Gue bahkan gak tahu siapa yang tolongin gue waktu itu," ucap Clarabella frustasi.
"Ra, gak apa. Pelan-pelan aja. Kita semua gak masalah kok kalau memang lo gak bisa inget. Lo tetep Rara yang kita kenal," Atalanta tersenyum. Ia menepuk kepala Clarabella pelan.
"Gue cuma penasaran siapa yang tolongin gue," ucapnya. "Gue gak bisa lihat. Wajahnya buram."
"Itu gue, Ra," ucap Atalanta pelan. Clarabella tak merespon. Gadis itu hanya menatapnya. "Jangan diem aja, Ra."
"Gue bingung harus jawab apa. Makasih sudah selametin gue waktu itu," ucap Clarabella.
"Gue yang bawa lo ke tempat itu. Jadi, lo tanggung jawab gue sepenuhnya, Ra," ucap Atalanta.
"Lo yang bawa gue? Memang ada acara apa? Acara keluarga kita berdua ya?" tanya Clarabella.
"Bukan. Sudah lo gak perlu tahu. Tidur sana, kita balik ke villa besok aja. Sudah gelap banget jalanan," Atalanta berdiri. Namun, Clarabella menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST || NCT (REWRITE)
FanfictionTHIS WORK PROTECTED UNDER THE COPYRIGHT LAWS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA (UU HAK CIPTA RI NO 19 TAHUN 2002) **** Hidup dengan ingatan yang berbeda dari sebelumnya? Mana bisa? Tentu saja bisa! Hal ini terjadi pada Clarabella Crystallyn atau akrab di...