2

20 2 1
                                    

Akiya dan Athar telah sampai didepan kampus Akiya. Yaitu fakultas Manajemen. Akiya sekelas dengan Dava. Sedangkan Athar masuk di Fakultas Teknik Industri. Jarak antara kampus Akiya dan Athar sekitar 150 meter. Saat Akiya keluar dari mobil yang ditungganginya bersama Athar. Tiba-tiba suara motor sport melintas terdengar jelas ditelingan mereka.



"yaelah , pagi-pagi udah pacaran mas mba" cibir seorang laki-laki yang menghentikan motor sport-nya didepan mobil Athar saat melihat Athar dan Akiya bermesra-mesraan.



"Elaah , sewot banget sih nih curut. Makanya , jangan lama-lama jomblo biar gak sirik mulu sama kita" balas Athar yang tak mau kalah . karna tidak terima kebersamaannya bersama Akiya diganggu dengan kehadirannya.



"Elah , yang bilang gue jomblo siapa? Gue udah ada kali. Calon tapi" jawab laki-laki itu sambil cengengesan.



"Elaah , masih calon juga. Belagu banget sih lo" balas Athar meledek lelaki itu.



"Ihh , kalian kenapa sih ribut mulu. Lelah hayati bang" cibir Akiya saat mereka berdua saling beradu mulut.



"Geli" jawab mereka berdua bersamaan. Dan hanya dibalas dengan alis Akiya yang terangkat sebelah bingung. Kok mereka bisa bareng ya? Apakah mereka berjodoh? Batin Akiya.



"ihh , kalian apaan dah? Udah lo ke kampus elo (melirik Athar). Dan ayu Dav, kita masuk. Keburu telat nta (melirik Dava)" pinta Akiya karna Akiya tidak mau mendengar ocehan mereka berdua lagi yang membuat Akiya pusing.



"Ayo" jawab Dava sambil menggandeng tangan Akiya.



"Eh,... ngapain pegang-pegang tangan pacar orang" teriak Athar meliahat aksi Dava menggandeng tangan pacarnya itu.



"Eh... maap maap.. gak sengaja bos. Santai kaga usah pakek urat gitu ngomongnya" ledek Dava saat melihat wajah Athar kesal karna perbuatannya seraya melepaskan tangannya dari Akiya.



"Awas lo ya macem-macem sama pacar gue" lirik Athar kepada Dava sambil tangannya memeluk pinggul Akiya dari samping.



"Ihh ,.. Athar apaan deh? Kayak anak kecil aja lo. Malu tau, ini kampus gak usah peluk-peluk segala. Lagian mana mungkin Dava macem-macem sama gue. Kalau dia macem-macem sama gue. Udah gue bunuh nih orang" cibir Akiya untuk meyakinkan Athar agar tidak berfikir aneh-aneh terhadap sahabatnya itu.



"Aduuhh.. gak yang cowok. Gak yang cewek. Sama aja. Kayak kucing garong" cibir Dava kepada mereka berdua kesal.



"Apa lo bilang?" tanya mereka berdua kepada Dava. Sambil memberikan tatapan tajam kepada Dava.



"Gak jadi" jawab Dava kesal dan mengalihkan pandangannya kearah lain.



"Yaudah sayang, gue ke kampus dulu ya. Jaga diri baik-baik. Ntar pulang gue jemput ,oke? Kalau sahabat gue yang satu ini ganggu elo. Langsung laporin gue" cibir Athar sambil melirik sebentar ke arah Dava.



"Ye ,.. siapa juga yang ganggu pacarnya seorang singan kayak elo" sindir Dava tak terima dengan perkataan Athar sahabatnya itu. Sedangkan yang disindir tidak menghiraukannya.



"yaudah. Hati-hati yaa" balas Akiya kepada Athar yang sudah memasuki mobilnya dan meninggalkan mereka berdua.



"yuk Dav" ajak Akiya kepada Dava. Yang sedari tadi mengoceh sendiri karna perbuatan Athar kepadanya.




Sampai dikelas Akiya dan Dava.



"Dav , kelasnya kok sepi ya? Apa jangan-jangan udah pada balik ya" tanya Akiya yang melihat ruang kelasny ini sepi tak seperti biasanya.



"Ehhh , elo itu bego ya. Mentang-mentang udah pacaran sama Athar. Jadi begonya Athar malah nular sama elo. Kita itu masuk jam 08:00. Dan sekarang masih jam 08:08" balas Dava geram kerna sahabatnya itu rada-rada oon.



"Aww , sakit bego. Kalau emang belom pada bubar, kok kelasnya sepi?" jerit Akiya saat kepalanya dijitak oleh Dava dan kembali melanjutkan kebingungannya karna kelasnya yang sepi.



"Gak , tau. Coba deh elo tanya Gita" balas Dava sambil menunjuk Gita yang ada didalam kelas sambil membaca buku.



"Eh , Gita. Kok kelasnya sepi ya? Apa udah pada bubar semua?" tanya Akiya kepada Gita yang sudah berdiri didepan meja



"Tidak , Mr.Dedi Tidak jadi mengajar hari ini. Karna harus keluar negri. Jadi Mr.Dedi menyuruh saya untuk memberi tahu anak kelas ini. Kalau pertemuannya diganti minggu depan" Jawab Gita dengan ramah dan dengan bahasa baku. Karna dia adalah salah satu mahasiswa teladan di fakultas Ekonomi.



"Oh, yaudah kalau gitu. Gue balik dulu ya" cibir Akiya kepada Gita seraya melambaikan tangannya dan diikuti Dava keluar dari kelas.



"Dav , elo inget sesuatu gak?" tanya Akiya kepada Dava saat ia sudah ada didepan kelas mereka.



"Inget apaan?" tanya Dava kepada Akiya bingung. Karna Dava tidak mengerti sama sekali maksud dari sahabatnya itu.



"Ihh.. elo itu ya. Sejak kapan sih kita jadi sahabat? Kok elo lupa besok tanggal berapa dan hari apa?" jawab Akiya kesal. Karna sahabatnya itu tidak mengingat apapun.



"Sekarang hari senin tanggal 15 April. Berarti besok hari selasa tanggal 16 April" jawab Dava dengan santai ditambah dengan wajah tanpa dosanya.



"ihhh.. elo bego apa oon sih? Gue punya sahabat lemotnya gak ketolongan banget deh! Besok itu hari ulang tahunnya Athar bego" balas Akiya sangat jengkel kepada sahabatnya yang lemotnya udah tinggi banget kayak menara Eifel.



"Ihh , masa? Ehh , iya deng. Besok kan hari selasa tanggal 16 April. Itu kan ulang tahunnya Athar" kata Dava dengan semakin menunjukkan wajah tanpa dosanya.



"Aduuhh..yaallah. miris banget ya jadi gue. Punya sahabat yang IQ-nya tinggi sampek 1000 tapi min. Gue udah bilang itu barusan. Ah , Dava mah lemot yaaa" cerocos Akiya yang makin kesal kepada sahabatnya itu.



"yee ,maaf. Baru nyantol. Gini-gini kan gue sahabat elo yang paling ganteng dan terspektakuler dimana aja" balas Dava karna tak terima Akiya mengatai dia seperti itu.



"Iyaa, kalau dilihat dari ujung dunia" gumam Akiya kepada Dava.



"Terus elo mau apa kalau besok ulang tahunnya Athar?" tanya Dava karna tidak ingin sahabatnya itu melanjutkan debatnya yang tidak ingin ia dengar sama sekali.



"Gue mau elo bantuin gue" jawab Akiya sambil memandang Dava lekat-lekat.



"Ihh , serem deh. Elo ngeliat gue-nya jangan gitu-gitu amat deh. Mata elo kayak mau copot tau gak sih" cibir Dava kepada sahabatnya itu.



"Elo mau gue bantu apaan? Gausah aneh-aneh ya. Gue kaga ada duit nih" tanya Dava lagi kepada Akiya.



"Yeee , siapa juga yang mau minta duit elo" sindir Akiya kepada dava.



"Gue mau elo bantuin gue,------------" lanjut Akiya kepada Dava. Dan menceritakan semua rencana Akiya.



"Ahh , gak mau gue. Bisa-bisa gue dibunuh tuh sama Athar. Gakk , gak, gue gak mau pokoknya" kata Dava tak setuju dengan rencana gila Akiya.



"Aduuhh , please kali ini aja. Kalau Athar marah gue yang tanggung. Lagian selama ada gue Athar gak bakalan ngapa-ngapain elo kok" balas Akiya untuk meyakinkan Dava. Dan membujuk Dava agar mau mengikuti rencana Akiya.



"Yakin yaa , kalau sampek gue kenapa-napa elo harus tanggung jawab" pasrah Dava karna sahabatnya itu selalu memohon kepadanya.



"iyaa iyaa gue tanggung jawab kok. Bawel lo ah. Sekarang anterin gue pulang" pinta Akiya kepada Dava.



"Aduhh , rempong ya lo. Ayo buruan naik" cibir Dava kepada Akiya tetapi Akiya menghiraukannya. Dan Dava mengantarkan Akiya pulang.






Thanks For Loving MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang