EMPAT

3 0 0
                                    


Kitsune is coming reader's , Chap sebelum nya itu cuma iklan semata saja, ini Chap yang asli, pemberitahuan soal cerita cerita akan di rilis 8 atau 10 Chap sekali.

Enjoy The Story # # # # # # # # # # # # # # # # # # #

16 Maret 2013

Tok.... Tok.. Tok..

"Blaise, kau sudah bangun?" Teriak Allan di pintu kamar Blaise sembari menggedor gedor pintu kayu berwarna biru dan putih tersebut

"Ck, aku sudah bangun! Sekarang pergi kau dari kamar ku" balas Blaise balik berteriak pada Allan

"Kutunggu kau 10 menit lagi di ruang makan" pesan Allan sebelum meninggalkan kamar Blaise

Sedangkan yang diberi pesan hanya kembali asyik membaca buku partitur yang dia dalam nya sudah cukup tua bahkan beberapa lembar sudah terlepas dari pengait nya hadiah milik nya

"Mmm..... ini seperti partitur gabungan dari biola dan piano, ah! Sudah lah, nanti saja aku pikirkan itu kembali" gumam Blaise karna ia tiba tiba teringat dengan pesan Allan, lalu dengan cepat dia berlari kecil ke arah ruang makan, tanpa Blaise sadari dia sedari tadi sedang diperhatikan

"Pagi semua" salam Blaise ketika duduk di kursi ruang makan

"Pagi juga Blaise" jawab bibi Vanessa sembari menaruh setumpukan pancake di atas piring dengan siraman sirup maple, mentega setengah cair di atasnya serta segelas susu segar yang hanya dibalas ucapan terima kasih oleh Blaise.

"Blaise. Bibi, paman Arnold, paman George, bibi Grace, paman Theo, bibi Diana dan nenek akan pergi, mungkin sekitar pukul 19.00 kami baru kembali" kata bibi Vanessa

"Saudara saudara mu akan disini, sekedar menjaga mu atau semacam itu" jelas paman Theo

"Baiklah " tanggap Blaise agak sedikit malas

"Kami pergi, jangan nakal oke" pesan bibi Diana dengan senyum dan ekspresi jahil tertera di wajahnya sebelum mereka memasuki mobil yang membawa mereka pergi.

Sedangkan korban kejahilan nya hanya misuh misuh gak jelas karna ia masih dianggap bocah berumur 6 tahun oleh bibi nya tersebut

"Hei, Blaise, kau tidak ingin masuk?" Tanya Bill ketika ia melihat Blaise masih berdiri di depan pintu yang hanya dituruti oleh Blaise.

"Nah, Blaise. Bill, Teani, aku dan Allan ada di kamar, jika kau membutuhkan salah satu dari kami pergi saja ke kamar kami di lantai 2, selamat berkeliling, dan tolong pandu dia Victoria" pesan Windy sebelum pergi meninggalkan Blaise dan Victoria

"Jadi, kau ingin kemana Blaise? Aku bisa menjadi pemandu mu" tawar Victoria

"Ketempat yang menurut nu bagus saja" jawab Blaise karna dia tidak terlalu tau isi dari mansion ini

"Baiklah! ikuti aku" pekik Victoria bersemangat

"Ini adalah ruangan Astronomi, disini kau bisa melihat dan meneliti bintang" terang Victoria ketika mereka masuk ke ruangan Astronomi yang desainnya dengan atap kaca dan teleskop yang cukup besar, lalu di dindingnya terdapat gambar gambar rasi bintang yang cukup indah

"Ayo ke ruangan selanjutnya" ajak Victoria kembali memandu

"Ini perpustakaan utama, disini ada mungkin lebih dari 1.000 buku berada di sini" kata Victoria sambil membuka pintu kayu yang cukup besar se belum menyajikan rak rak buku yang menjulang tinggi dengan beberapa tangga

'Ini sih seperti perpustakaan kota' pikir Blaise sambil menyamakan perpustakaan yang ada di rumah neneknya dengan yang berada di kota

"Disini adalah rumah kaca, tempat berbagai tumbuhan langka yang mungkin cuma ada disini, selain tumbuhan langka disini juga ada bunga bunga" jelas Victoria saat di rumah kaca belakang mansion

"Aku mempunyai tempat rahasia, tapi kau harus berjanji untuk tidak memberi tahu kan ke pada siapa pun " ujar Victoria ketika keluar dari rumah kaca

"Baiklah, aku berjanji " tanggap Blaise cepat

"Sini" ujar Victoria sambil meraba raba permukaan dinding yang sudah ditumbuhi tumbuhan liar

"Nah, ayo masuk" ajak Victoria sambil mendorong sebuah semak yang cukup besar, di sana terdapat sebuah pintu kayu yang disampingnya terdapat pohon kecil yang sudah mati

"Tutup matamu" perintah victoria

"Haruskah?" Tanya Blaise tak yakin

"Cepatlah" jawab victoria tidak sabar se belum Blaise menutup matanya.

"Nah, sekarang buka mata mu" perintah victoria lagi

"Wah, sejak kapan kau menemukan ini?" Tanya Blaise kagum ketika melihat taman bunga atau lebih tepatnya padang bunga dengan anak sungai yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga, sebuah air terjun berbatu sedikit besar , dan puluhan pohon rindang

"Hehehe, rahasia" ucap Victoria disertai dengan cengirannya

"Ayo kembali , masih ada satu lagi dan itu adalah tempat favorit ku" ajak Victoria ketika mereka selesai bermain di tempat rahasia milik nya.

"Ruang musik? Kau suka musik ya?" Tanya Blaise ketika mereka kembali ke mansion dan berada di ruangan yang cukup gelap

"Ya, aku suka cello" jawab victoria sambil menyalakan lampu ruangan

"Apa ini?" Tanya Blaise ketika melihat sebuah benda yang cukup besar tertutupi kain putih kusam hingga ke bawah

"Entah lah, aku belum pernah melihat nya" ujar Victoria yang masih mencari cari cello milik nya

Sreett .....

"Grand Piano?" Pekik Blaise dan Victoria tidak percaya ketika benda yang tertutupi kain tersebut adalah sebuah Grand Piano berwarna putih kusam karna tidak pernah di bersihkan

"Victoria, bisakah kamu mengambil kan ku, ember berisi air, kain pel, pengharum lantai, pengharum ruangan, pembersih kayu, pembersih kaca dan lap?" Pinta Blaise pada victoria yang masih terkejut

"Yyya, akan ku bawakan segera" jawab Victoria sebelum berlari meninggalkan Blaise

"Mmm.... kelihatannya tempat ini sudah cukup tua" gumam ku ketika meraba dinding berwarna ungu pudar yang masih sangat bagus, seolah olah ruangan itu masih ada yang merawatnya walaupun sudah termakan usia.

"Ini" kata Victoria sembari menyodorkan barang barang yang Blaise minta

"Kau mulai dengan alat musik kayu, seperti biola, gitar atau semacamnya lah, aku akan mulai dengan lemari kaca dan jendela, jika aku sudah selesai aku akan membantu mu" jelas Blaise sebelum menyerahkan sebotol pembersih kayu dan lap

"Baiklah" tanggap Victoria lalu mengambil salah satu biola

"Kotak kayu nya juga dibersihkan ya" pesan Blaise lagi yang hanya dibalas gumam an victoria

"Hmmm...... piala nya sungguh banyak, lebih baik ku bersihkan juga" gumam ku ketika melihat bahwa lemari kaca tersebut berisi piala dan medali yang cukup banyak.

Sambil membersihkan piala, medali beserta lemari kaca nya Blaise berpikir kapan orang tuanya datang.

"Hei Blaise, butuh bantuan?" Tawar Victoria ketika melihat Blaise yang masih bergulat dengan lemari kaca

"Yeah, tolong bantu aku bersih kan medali itu" jawab laki laki bersurai pirang pucat a.k.a Blaise

"Ok"

.

.

.

.

.

.

.

.

"Akhirnya selesai juga" ujar Blaise yang masih terengah engah

"Kau benar, setelah membersihkan alat musik, lemari kaca, jendela, sedikit memodifikasi lampu, mengepel lantai, dan membersihkan grand piano. Akhirnya selesai" kata Victoria yang berbaring di lantai di samping Blaise

"Ayo kita turun untuk makan camilan , aku sungguh sangat lapar" pinta Blaise setelah mereka membereskan semuanya

"Baiklah ayo" jawab Victoria berjalan duluan, di ikuti oleh Blaise

---------------------------------------

Scores Gate OpenersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang