AYAH, YOU'RE THE BEST MELODY

1.3K 6 1
                                    

Ditulis oleh : Noor Arif Inderawan

Kehidupanku serba lengkap. Aku sudah punya semuanya semenjak aku masih kecil. Rumah yang seperti istana, peralatan menyanyi yang serba lengkap, baju yang bagus, dan segalanya, termasuk keluarga yang lengkap. Aku sudah mengenal mobil BMW semenjak aku berumur 5 tahun saat Ibuku mengantar aku ke TK dengan mobil itu, dan membuat gempar seisi TK dan menjadikan Ibuku pusat perhatian di sana. Ibuku sosialita ternama, namanya Felisia Mawarni, seorang

sosialita yang gila tas branded dan lebih mengutamakan gengsi, martabat dan kehidupan sosial ketimbang keluarganya.

Keluargaku memang lengkap. Ada Ayah, Ibu, Kakak, Paman, Tante, de-el-el yang nggak bisa kusebutkan. Namun, itu hanya dibagian luarnya saja. Kenyataannya, Ayah dan Ibuku bertengkar setiap hari, Cuma karena urusan sepele. Kadang karena Ibu suka menghabiskan uang, sampai hal sepele, Cuma karena bedaknya dia lupa naruh, bisa jadi Perang Dunia di rumah. Saat mereka bertengkar, Kakakku suka menyelundupkanku ke ruang loteng dan bermain mainan ular tangga atau main monopoli. Hal seperti itu tidak hanya satu atau dua tahun, tapi sampai bertahun-tahun lamanya.

Di Sekolah, akulah pusat perhatian. Aku selalu punya tas bagus, sepatu bagus, dan

gadget bagus seperti Ibuku. Namaku Pelangi. Semua teman-temanku iri padaku. Mereka selalu mencibir dan menggosipkanku dari belakang seperti tikus yang suka mencuri keju. Aku menjadi susah berteman dengan siapapun. Aku pernah berteman, tapi akhirnya aku terluka dan kesepian. Temanku ternyata hanya tersenyum manis di depanku, tapi ternyata mengolokku di belakang. Itu sudah hal biasa bagiku. Sepi, sendiri, wajah palsu, adalah keseharian dan keahlianku. Namaku memang Pelangi, namun tak seindah dan secerah hidupku.

Untuk mengisi kesepianku, aku suka memainkan piano di ruang musik di sekolahku. Aku suka memainkan Beethoven dan melodi piano Yiruma. Lagu-lagu mereka sangat menyentuh hatiku. Aku sangat suka bermain piano sejak kecil. Di antara semua anggota keluargaku, hanya Ayah lah yang mendukung dan selalu

antusias saat aku memainkan melodi piano. Dia Ayah yang lugu, ketika mendengarku menekan not balok piano, ia sudah bahagia bukan kepalang dan berteriak bangga, "Bravo, Bravo, Pelangi."

Ayahku bernama Langit Biru. Mungkin ada yang lucu saat mendengar namanya, tapi memang begitulah namanya. Nenek memberi ayahku nama saat ia terkesima dengan langit biru cerah yang ia lihat di langit kota Cisarua, Jawa Barat. Langit di sana terlihat sangat indah. Ayahku sendiri memang sangat suka musik, ia suka memainkan gitar, piano, suling, bahkan ia mulai belajar alat musik gamelan. Aku kursus belajar musik atas suruhan ayahku, karena ayahku sangat suka dengan irama, dentingan dan melodi yang tercipta dari alat musik.

Alasanku bertahan di rumah karena masih ada Ayah di rumah. Kata "masih" tentu

sudah biasa di telingaku. Hubungan suami istri Ayah dan Ibuku sudah retak sejak aku masih kecil. Mereka sering terlibat percekcokan dan sudah tak terhitung kata cerai keluar dari mulut mereka. Namun, tentu saja, mereka tak bisa bercerai semudah itu. Mereka tetap tidak bercerai, dikarenakan martabat, harga diri yang dipegang erat oleh Mamaku akan hancur. Apa kata orang kalau sosialita ternama jadi Janda? Tentu akan jadi buah bibir se kota.

Demi menjaga harga diri dan nama baik, kedua orang tuaku harus bertahan, dan tentunya aku dan kakakku, Violina, harus bertahan di rumah besar ini. Rumah yang seperti neraka. Namun, untuk mengalihkan rasa sedih dan sakitku dengan semua itu, aku sering memainkan piano besar yang ada di rumah, tentunya Ayah tak pernah absen melihatku bermain piano.

"Pelangi hebat, Pelangi pintar, Pelangi anak Ayah yang cantik.... Melodi indah apa yang kau mainkan itu, Nak?" tanyanya sambil memujiku.

"Ini melodi Yiruma, yah, judulnya River Flows in You. Coba Ayah juga memainkannya, pasti bagus deh, Yah." Ucapku riang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang