SEPUCUK SURAT UNTUK AYAH

10.1K 38 0
                                    

Secangkir seduhan kopi yang menawan menemani saat-saat mentari beranjak menuai sinarnya. Bayangan tentang kisah hidup yang dulu pun ikut masuk dalam pikiran ini tanpa ada kata permisi. Tak terlalu ku ingat , waktu pertama kali aku menapakkan kaki di dunia ini. Seperti apa aku ? dan bagaimana bahagianya orang tuaku?. Hanya beberapa yang ku ingat , anggap saja itu satu bagian memori indah yang Tuhan titipkan padaku.

Beranjak dewasa atau sudah dewasa, entahlah. Siapa yang peduli dengan semua ini. Dewasa atau tidaknya seseorang itupun hanya sebuah persepsi semata. Hanya

saja fisik yang sekarang ini memang tak serapuh dulu waktu kita masih kecil. Tapi jika berbicara tentang masalah hati dan pikiran, mungkin sangatlah berbeda. Masalah yang kita hadapi saat ini sangatlah kompleks, bukan hanya sekedar terjatuh karena belajar berjalan namun lebih dari itu. Ketika kita mengalami sebuah sakit karena kejamnya dunia ini, ada satu sosok malaikat yang diam-diam selalu ada dibelakang kita. Ayah ,Bapak, Abah atau apapun itu panggilannya. Ia lah sosok yang pertama kali membisikkan tauhid di telinga kita. Pahlawan yang tak kalah penting dengan seorang ibu.

Ayah, sebuah kata yang selalu aku ucapkan ketika aku merasa kecewa dengan hidup ini. Ayah, sebuah kata sederhana dengan seribu keajaibannya. Ada sepenggal kisah tentang hidupku dengan ayahku. Aku tahu, ayah bukanlah orang

yang bertaruh nyawa melahirkanku. Namun ia adalah sosok yang memegang erat tangan ibuku ketika ibuku berada di antara hidup dan matinya. Ia sosok yang enggan melepaskan tangan ibuku ketika ibuku lelah mengurus anak-anaknya. Ia yang selalu berjalan di depan kita. Walaupun ayah hanya disebut satu kali setelah tiga kali nama ibu, namun satu kata itulah yang mewakili seribu pengorbanan.

Indah , sangat indah ketika aku harus menceritakan masa kecilku bersama ayah. Walau aku tak pernah bisa berkata romantis kepada ayah. Karena memang aku dibesarkan di tengah keluarga yang tak terbiasa mengucap kata-kata romantis. Kita di ajarkan bukan dengan kata-kata romantis mengungkapkan sebuah kasih sayang namun dengan tindakan nyata. Dan ayah selalu berkata, kekuatan terbesar yang kita punya adalah sebuah doa. Doa yang bisa menjembatani perasaan kita satu

sama lain, ketika kita tak mampu berucap maka biarkan Tuhan yang berucap lewat kekuasaannya.

Tak terasa seduhan kopi sudah mulai menyentuh dasar cangkir ini. Tapi masih banyak yang ingin ku ceritakan tentang ayah. Mungkin lewat secarik kertas aku bisa berkata, tak berharap ayah membacanya, malu saja rasanya karena aku tak pernah seromantis ini. Anggap saja ini sebuah hadiah kecil untukmu ayah, entah kapan aku akan memberinya.

Ayah ... kau tahu betapa bahagianya putri kecilmu ini mempunyai ayah sehebat engkau.

Walaupun sekarang aku sudah beranjak menjadi wanita dewasa

Namun aku masih menganggap aku putri kecilmu yang masih butuh pegangan tanganmu

Masih teringat jelas ketika ayah mengajariku naik sepeda, begitu sabarnya engkau menjaga putri kecilmu ini agar tak terjatuh.

Sampai saat ini pun aku masih membutuhkanmu agar aku tak terjatuh karena duniaku ini ayah.

Setiap sore kau selalu mengajakku untuk menikmati setiap senja di kampung kita Maka dari itulah kenapa sampai detik ini aku sangat menyukai suasana senja

Karena senja adalah bagian dari cerita indahku bersamamu ayah

Kau tahu ayah?? Kau menjadikanku bangga dengan diriku sendiri.

Ketika anak-anak seumuranku dengan enaknya membasahi tempat tidurnya dengan kebiasaannya mereka atau dengan kata lain "ngompol" :D atau terbiasa dengan pampers , engkau tak akan pernah membiarkan putri kecilmu ini melakukan kebiasaan itu.

Hal yang sederhana inilah yang akan menjadi pelajaran yang selalu diingat dan kelak akan menjadi sebuah kebiasaan yang aku turunkan kepada anak-anakku

kelak.

Engkau sosok yang tak pernah mengeluh di depan anak-anakmu.

Ayah selalu bilang kepadaku "Nak tugasmu menuntut ilmu, sukseskan dirimu, jangan pernah kau pikirkan bagaimana ayah akan membahagiakanmu. Biarkan semua kebahagianmu kini menjadi tanggung jawab ayah, Tuhan tak akan pernah mempersulit hambanya, rezeki sudah di atur. Ayah akan melepaskanmu ketika kau sudah ada yang bisa menggantikan ayahmu ini, kelak seorang lelaki akan datang kepada ayah untuk meminta ijin menikahimu. Maka dari itu hormati suamimu, karena saat itulah kau akan menjadi tanggung jawabnya , dan kau akan tetap

menajdi putri kecilku"

Ayah kata-kata itu selalu membuatku menangis bahagia. Entah harus kata apalagi yang aku bisa ucapkan selain kata syukur bisa menjadi anakmu.

Sesekali aku menangis ketika melihat wajah rentamu sekarang.

Sudah berapa banyak kerja keras yang engkau tumpahkan demi kebahagiaan putri kecilmu ini.

Yang selalu mendampingi putri kecilmu ini kemanapun ia pergi, kemanapun ia berjuang, engkau selalu mendampingiku. Terik matahari tak pernah kau hiraukan demi putri kecilmu ini.

Ayah ... terima kasih untuk semuanya.

Terima kasih untuk perjuanganmu sampai saat ini.

Maafkan putri kecilmu ini yang belum bisa membuatmu bahagia.

Ayah , aku mohon tetaplah sehat, tetaplah tersenyum sampai benar-benar aku bisa membahagiakanmu.

Jangan pernah pergi ayah, aku tak akan pernah rela, sungguh.

Ayah tetap menjadi ayah terbaikku, sampai kelak kau bisa melihatku bahagia dan engkau bisa melihat cucu-cucumu besar sampai kelak cucumu akan mendengar semua cerita kehebatanmu.

Love you Ayah....

Dari Putri Kecilmu :*

Ah... ternyata baru sadar, secarik kertas yang aku tulis adalah surat pertama dan terakhir yang aku buat untuk Ayah , lima tahun yang lalu. Setiap senja aku selalu membaca surat ini, berharap aku punya kesempatan memberikan kepada ayah. Namun waktu berkata lain, Tuhan sudah lebih dulu memanggil ayah. Setidaknya aku tak pernah menyesal mempunyai ayah seperti ayahku. Sampai kapanpun ayah akan tetap hidup di hati ini, walaupun secara fisik aku tak bisa lagi memandangnya.

Lagi dan lagi memori indah ini selalu datang di kala senjaku. Benar benar memori yang tak akan pernah hilang. Semuanya indah, kisah bersama ayah. Lelaki yang tak pernah menyakiti hati anaknya. Tegas namun penuh kesabaran. Makasih Ayah untuk semuanya. Aku masih tetap menjadi putri kecilmu yang dulu.

Kumpulan Cerpen AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang