Chapter 7

505 47 9
                                    

Hoshi pov

Namaku Hoshi... aku seorang happy virus....  walau terkadang tidak.

.

.

.

.

Beberapa orang menyembunyikan kesedihan mereka dengan sebuah senyuman, walaupun itu fake smile. Aku adalah contohnya.

Dulu, saat aku berumur 7 tahun aku mengalami kecelakaan. Saat kecelakaan  itu terjadi aku sedang mengganggu konsentrasi ayahku yg sedang menyetir mobil. Sungguh, aku merasa bersalah sampai saat ini karena aku telah membuat mereka tidak ada di dunia lagi.

Setiap hari aku lewati dengan kesedihan. Walaupun aku tinggal dengan paman yg baik, tapi tetap saja aku tak bisa melupakan atas apa yg terjadi.

Aku sangat pendiam di sekolah maupun di rumah, berharap ada yang bisa memahamiku dan mau berteman denganku.

Sampai aku bertemu dengan Yerin saat aku pindah sekolah Smp, entah kenapa setiap kali aku melihatnya hatiku berdetak kencang, itulah saat pertama kalinya aku menyukai seseorang.

Tapi diluar dugaanku, dia mirip denganku. Kita sama sama ditinggalkan oleh orang yg disayangi, entah siapa orang yang dimaksudnya tapi dia terus tersenyum di depan semua orang dan saat aku melihatnya sendirian wajahnya menunjukkan rasa sedihnya.

Itulah kapan aku mengatakan pada diriku sendiri "aku akan menjadi orang yang paling membuat Yerin bahagia".

Saat itulah aku menjadi happy virus, aku tersenyum setiap saat dan bercanda setiap saat. Pada awalnya Yerin aneh kenapa aku bisa begini, tapi lama lama dia menjadi dekat denganku.

Tapi di Sma ini dia sering sekali mempermainkanku, tapi itu tak apa selama dia senang aku pun senang.

Di Sma ini, Yerin sudah jarang menunjukkan ekspresi sedihnya itu menjadi sebuah kebanggaan bagiku. Dan di sma ini aku tinggal sendirian di sebuah rumah peninggalan keluargaku.

Aku bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah cafe. Tidak ada satupun orang yang mengetahui itu.

"Hmm.... hari ini benar benar cerah, apakah ini tandanya aku akan beruntung? Entahlah..." gumamku sambil berjalan menuju sekolah.

Memang sekolahku sangat dekat dengan rumahku, jadi aku hanya perlu berjalan, dan dengan berjalan aku dapat menghemat uang.

Setelah beberapa menit kemudian, aku masuk ke sebuah kelas, disana ada Yerin aku pun menghampirinya.

"Yerin!!"kataku sambil mengagetkannya
"Hoshi, apa yang kau lakukan?"katanya.
"Oh... Yerin apa kemarin Wonwoo memberikanmu kunci rumahmu?"tanyaku
"Iya memang, tapi darimana kau tahu itu semua"katanya.

Aku pun terdiam sejenak.

Flashback

Setelah kegiatan osis, aku kembali ke kelasku untuk mengambil tasku yang tertinggal. Saat aku ingin keluar kelas, aku menabrak sebuah meja.

"Sialann... ini sakit"kataku

"Prak"

"Suara apa itu?"gumamku

Akupun melihat kebawah dan melihat ada kunci disana. Akupun mengambilnya untuk melihat kunci itu lebih jelas.

"Bukankah ini kunci? Siapa yang meninggalkan kuncinya disini?"gumamku akupun melihat ke bangku tempat kunci itu terjatuh "bukankah ini bangku Yerin? Lalu apa ini milik Yerin?"lanjutku

Beberapa detik kemudian ada suara langkah kaki seseorang, aku merasa orang itu akan ke kelas ini, akupun menyimpan kembali kunci itu ketempat semula yaitu kolong bangku dan segera bersembunyi.

"Siapa yang datang ke sekolah sore sore begini?"gumamku

Dia terus berjalan dan meraih sesuatu yaitu sebuah headset, aku tak bisa melihat mukanya dengan jelas tapi aku merasa aku mengenalnya.

Dia pun membaca surat yg di selipkan di headset itu lalu merobek robeknya.

Saat dia ingin keluar kelas dia melihat kunci di bawah kolong meja. Dia melihat kunci itu lalu membawanya, saat dia menutup pintu kelas aku melihat wajahnya dia adalah Jeon Wonwoo.

"Bagaimana ini? Dia baru saja mengambil kunci Yerin, apa dia tau itu milik Yerin? Apa dia akan mengembalikannya?"batinku

Jujur saja aku sangat tak percaya semua yang dikatakan Wonwoo karena dia berkelakuan seenaknya. "Apa aku harus merebutnya?"

Aku memutuskan untuk mengikuti Wonwoo, sampai aku melihatnya berpapasan dengan Yerin.

"Kringgg - Kringggg"

"Ada apa sih ini hp?"batinku sambil mengangkat telepon

"Halo?"kataku
"Hosh, kau harus segera datang kesini! Ini darurat!" katanya
"Paan sih hyung? Penting banget ya?"tanyaku
"Bukan penting lagi tapi darurat"
"Memang ada apa?"tanyaku lagi
"Kita sedang bertanding final, sayangnya salah satu pemain terbaik kita cedera dan kita perlu pengganti yang hebat karena perbedaan skor kita cukup jauh. Ayolah Hosh hanya kau yang bisa membantu dalam pertandingan bola ini"
"Bukankah tim sekolah kita  punya banyak pemain hebat? Lagi pula aku bukan anggota tim kalian "
"Sudah tak apa lagi pula hanya kaulah yang bisa menggantikannya nyatanya kau bisa mengalahkanku"
"Tidak Jun hyung, aku... hmm.. itu hanya.. hanya kebetulan"kataku terbata bata
"Baiklah aku akan sms alamatnya, cepatlah datang!!"kata Jun sesaat sebelum teleponnya dimatikan

"Sialan.. aku tak bisa melihat Wonwwo jika begini"batinku sambil melihat Wonwoo dan Yerin yang sedang mengobrol.

Tak lama kemudian muncul sms baru dan aku segera pergi.

Flashback off
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Annyeongg ....
Maaf kalo ada typo atau yg gak nyambung
Sekali lagi Terima Kasih yang udh voment cerita ini.
Jangan lupa Kasih tau kalo ada yg salah di komentar oke?
Sekian dari author
Ketemu lagi di chapter selanjutnya
Bai bai ~~~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Do You Remember ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang