CICYM - Alia Putri

23 9 10
                                    

Alia Pov

Huhh hari yang melelahkan, seharusnya hari ini aku tidak tugas tapi malah hari ini aku jadi tugas, aku kan tugasnya di turnamen futsal bukan basket, tapi hari ini aku malah ikut tugas jadi panitia. Ya walaupun hari ini turnamen basket sudah selesai tapi seluruh panitia yang bertugas harus melakukan evaluasi yaa as always setelah ada suatu kegiatan maka akan ada evaluasi dan evaluasi lah yang paling menyeramkan, ingin rasanya aku pura pura sakit agar ada alasan untuk tidak ikut evaluasi.

"Alia Putri" seseorang memanggil ku, yaa dia sang ketua pelaksana dua tingkat diatas ku bang Adit

"Hadiroh" astagaa kenapa disaat seperti ini mulutku gak bisa dikontrol

"Kamu tugas hari ini?" Tanya bang Adit

"Enggak bang, saya gantiin kak Nita yang hari ini gak bisa dateng" yaaa kak Nita senior ku itu yang tidak hadir, dan aku lupa memberi tahu bang Adit, matilah aku yang merubah hari tanpa lapor ke dia. Astaga liat matanya dia selalu menatap orang seakan dia dapat menusuk dengan tatapan tajamnya, siapa yang berani menatapnya jika sudah ditatap seperti itu.

"Kenapa gak lapor? Kamu baru maba udah berani mengambil keputusan untuk menggantikan Nita sesuka hati kamu" kannn!!! Habislah kau Alia

"I-iya maaf bang, tadi saya lupa ngasih tau bang Adit" jawab ku sambil menunduk, hey aku sudah bilang kan aku tidak berani menatap matanya yang terlalu tajam itu

"Oke, di hari hari selanjutnya siapapun yang mau izin tidak hadir dan siapapun yang mau menggantikan hari tugas harus lapor kesaya, JELAS?" Ucap bang Adit dengan menekankan pada kata jelas

"Jelas" jawab semua panitia kecuali aku, aku masih takut untuk membuka mulut

"Jelas Alia?" OMG! Poor you Alia, seharusnya tadi aku jawab "jelas" bareng panitia yang lain

"Je- jelas bang" jawab ku gelagapan

"Oke evaluasi hari ini cukup, besok semua panitia yang bertugas datang seperti hari ini ya jam 05.30, sekarang semuanya boleh pulang" ucap bang Adit mengakhiri evaluasi hari ini, aku menghebuskan nafas kasar akhirnya evaluasi mengerikan ini selesai

"Al langsung pulang? Mau bareng gak?"

Ah ya aku sudah mengenalkan salah satu teman baik ku selama aku kuliah? Sepertinya belum ya, oke yang barusan bicara pada ku adalah Risa, dia baik dan mengerti sifat aneh ku ini, dia yang selalu memberi ku tebengan jika yaa uangku sekarat, seperti barusan dengan baik hatinya dia menawari ku untuk bareng dengannya, tentu saja aku terima tawarannya tanpa berfikir dua kali.

"Bareng dong hehe, biasa belum ditransfer nih" ucapku sambil cengengesan. Ya ayah tidak pernah memberi uang tunai kepada ku, kata ayah kalau aku diberi uang tunai maka akan cepat habisnya, jadilah ayah selalu mentransfer uang bulananku, walaupun tinggal dengan ke dua orang tua ku tapi mereka selalu mengajarkanku cara mengatur uang dengan baik.

"Alah lu mau udah ditransfer ataupun belum juga pasti gak akan nolak kalau diajak bareng" ucap Risa sambil menempeleng kepala ku

"Nahhh itu lu tau" Aku menyengir

"Tau lah, eh btw lu nyesel gak ikut kepanitiaan?" Tanya Risa saat aku mau menaiki motornya

"Nyesel sih enggak ya, tapi ya gitu deh kayanya gua gamau lagi deh jadi panitia begini beginian, capek bet"

"Apalagi tadi diomelin bang Adit ya " ucapnya sambil menahan tawa

"Kampret lu" ucapku sambil menempeleng kepalanya

"Heh gua turunin lu disini berani beraninya nempeleng gua"

"Uuuhhh atuutt maapin dedek kaka lisa jangan tulunin dedek" ucap ku dengan nada seperti anak kecil yang cadel

"Jijik lo" ucapnya

Ya begitulah aku dan Risa walaupun Risa yang terkenal cuek di angkatan ku, tapi aku selalu klop dengannya, aku yang pecicilan dan gak bisa diam bisa bekerja sama dengan baik kalau dipasangkan dengan Risa.

"Makasih ya Risaku tumpangannya" ucap ku setelah sampai di depan warung orang tuaku dengan selamat sentausa

"Gausah sok imut pake Risaku Risaku segala" ucapnya sambil menstandar motornya

"Lu mau ada yang dibeli? Gua ambilin aja lu mau apa?"

"Apaansi mau salim sama emak lu noh"

"Assalamualaikum tante"

Ya walaupun cuek tapi Risa tetap hormat dan sopan kepada yang lebih tua, itu satu lagi poin plus dari seorang Risa.

"Waalaikumsalam Risa, nganter Alia lagi ya? Dia emang nyusahin terus ya" ucap mamaku dengan nada bercandanya

"Emang tante, udah nyusahin rusuh lagi suka nempeleng nempeleng pala Risa"

"Al gaboleh gitu, bukannya makasih udah ditebengin malah gasopan"

"Iya mamaku sayang itukan nempeleng tanda kasih sayang" ucapku sambil mengerlingkan mata

"Tanda kasih sayang dari hongkong" ucap Risa tidak terima dengan alasanku yang ku buat buat

"Yaudah ya tan Risa pulang dulu, udah mau maghrib nih nanti kemaleman" ucap Risa pamit kepada mamaku

"Eh ini dibawa Risa buat mama kamu sekalian" ucap mamaku memberikan bungkusan yang ku tak tahu apa isinya

"Ih si tante mah repot repot"

"Basa basi busuk tuh mah, padahal mah seneng" ucapku dan langsung mendapat tempelengan kedua dari Risa

"Dua kali ya Ris, sekali lagi lu nempeleng gua, gua kasih piring pecah lu" ucapku dengan nada yang pura pura marah

"Ampun madam" ucap Risa sambil menangkup tangannya seperti orang meminta maaf

"Udeh sono pulang lu"

"Yehh ngusir, yaudah ya tan Risa pulang dulu, assalamualaikum"

"Waalaikumsallam, atiati Ris jomblo suka ngayal kalau lagi bawa motor" ucapku meledeknya

"Coba ngomong sekali lagi, lu dapet tempelengan ketiga" ucapnya sambil menaiki motor dan hanya ku tanggapi dengan menertawainya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Happy reading

Tbc

23 Juni 2017

Can I Call You Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang