Aldy pov
Aku sepertinya harus lembur, karna pekerjaan ini belum selesai. Sedangkan abangku pasti sudah pulang, karna abangku sering membawa pekerjaannya ke Mansion kami.
Dan yang lembur hanya aku dan Fiona, yang lainya sudah pada pulang. Dan aku pun melanjutkan pekerjaan ku. Ku lihat arah sebelah ternyata Fiona sedang membereskan barang-barangnya, sepertinya dia akan pulang.
Ternyata dugaanku benar, Fiona memang mau pulang. Dan deru langkah kaki seseorang terdengar di telingaku, ku lihat sekilas rupanya Fiona sedang melangkah ke arah meja kerjaku.
"Aldy, aku pulang dulu ya. Selamat malam" katanya
Tanpa menoleh, aku menjawab pamitannya.
"Oh"
Dan aku lihat bibirnya komat-kamit gak jelas, dia sangat lucu saat bibirnya komat-kamit entah kata apa yang dia ucapin. Sambil mendengus Dia pergi meninggalkanku sendirian.
Dengan cepat ku bereskan meja kerjaku, setelah selesai aku turun ke lobby kantor dan sesampai aku di lobby, aku melihat Fiona yang berjalan menuju keluar gedung.
Secepat kilat ku ikutkan dia dari belakang sambil berhati-hati agar tidak tau kalau aku mengikutinya. Setelah itu kulihat dia memasuki mobilnya dan tanpa dia sadari, mobilku tepat di sebelah parkir mobilnya.
Dan sepanjang jalan aku mengekori mobilnya, 30menit kami sudah sampai di... dimana ini? dan aku melihat ada tulisan 'Princess Ballet School'. Balet? seumuran dia masih mengikuti balet?
Kulihat dia keluar dari dalam mobilnya, ada yang aneh. Tadi dia pulang memakai baju kantor, sekarang dia memakai baju balet? lengkap dengan sepatu baletnya dan tali apalah itu, aku gak tahu.
Jika dibolehin sama abangku kalau ke kantor memakai baju balet, apakah Fiona memakai baju baletnya? Tapi dia sangat cantik dibalut dengan gaun balet berwarna pink, dan sepatu balet berwarna pink, belum lagi rambutnya di sanggul ke atas dan dia cantik seperti Barbie.
Karena terlalu banyak melamun, jadinya aku tidak melihat dia lagi di samping mobilnya. Kemana perginya wanita itu? Entah datang dari mana, tiba-tiba tanganku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil menuju tempat les balet itu.
Setelah sampai di tempat balet itu, para wanita memandang ku dengan tatapan berbinar, Aku sudah tau kok kalau aku ganteng makanya aku biasa saja ditatapin seperti itu.
Tiba-tiba wanita paruh baya sekitar umur 40an datang mendekat kepadaku memakai baju baletnya.
"Maaf, pak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Oh, iya. Em.. itu saya mau lihat Fiona, Fionanya latihan di ruangan mana bu?" tanyaku gelagapan
"Oh, nak ganteng ini cari Fio, yah? Oh. Ada kok, Dia sedang latihan"
Ya.. aku juga tau kok diasedang latihan, kan aku tadinya nanya ruangannya dimana?
"Maksud saya, saya mau lihat Fiona nya latihan bu." ucapku bersabar
"Ada kok diruangan khusus buat Fiona latihan, tidak ada seorangpun yang boleh masuk ke ruangannya selain dia. Jadi kalau kamu mau ke ruangannya, Tapi kamu siapanya Fiona? kalau kamu bukan bagian keluargannya, kamu tidak boleh masuk ke ruangan baletnya!" katanya
"Saya calon suami Fiona" ucap ku berbohong
Entah kenapa nih mulut refleks ucapin kalau aku adalah calon suami Fiona, kalau Fiona tau gimana? Auk ah gelap. Wanita ini pun membuka mulutnya dengan lebar sepertinya shock atas ucapanku tadi, Mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ballerina and Prince Arrogant
BeletrieMengharap cinta yang ditunggu-tunggu ternyata kesampaian bagaimana rasanya? senang? Bahagia? Bagi Fiona Alberthat ialah senang sekaligus kecewa. Senang karena bisa mendapat sang pujaan dan sedih karena pujaan hatinya belum bisa mencintainya. Fiona...