Part-4

8 0 1
                                    

  Sesampainya di sekolah, ternyata acara pertama di sekolahku adalah bersih-bersih kelas dan sekitarnya. Karna aku dan Kalvi belum sempat sarapan kami ber2 sarapan di kelas, menyantap makanan yang di buat kalvi.

  Yang lainnya sibuk nyapu, ngelap meja guru, membersihkan papan tulis, membersihkan jendela dengan rasa cueknya kamipun terus menyantap sarapan yang Kalvi buat ini. Sudah berkali-kali aku dan Kalvi seperti ini. Bahkan setiap sebelum masuk sekolah, istirahat pertama, istirahat ke dua, dan mau pulang pun aku dan Kalvi ber2 terus.

  Acara pertama selesai, dan sekarang acara ke2 yaitu lomba masak, menurut aku dan Kalvi acara seperti ini adalah acara yang garing. Seperti acara pertama, acara ke dua pun aku dan kalvi tidak ikut antusias pada acara ini

'Abis makan minum es enak nih, yakan? Yuk beli es yuk' dibanding aku, Kalvi itu doyaaan banget jajan. Padahal kan mayoritas cewek yang hobby jajan. Ini malah kebalikannya, Heran kan.

'Kamu ga kenyang-kenyang apa vi? Yaudah deh yuk aku juga bosen duduk doang' sebenernya sih mager banget bangun karna ke kenyangan. Tapii garing juga sih kalo duduk doang

Aku dan Kalvi mampir ke supermarket deket sekolah dan membeli 4 es cream dengan rasa yang berbeda. Setelah itu balik lagi ke sekolah.
Ternyataaa tempat duduk yang tadi kita dudukin tuh ada yang dudukin. Hal hasil aku duduk di depan kelas aku. Dengan santainya aku dan Kalvi mengabiskan es itu. Kalvi 2 Aku 2 itu jatah es yang Kalvi beli tadi.

'Ga ada cita-cita buat ngebantuin apa Dhiz, Vi?' Laufan lah yang paling bawel banget ketika melihat kalvi dan aku terus merekat seperti perangko. Laufan itu salah satu sahabatnya Kalvi dari tk.

'Ngga ada sama sekali fan' santainya Kalvi menjawab ejekan Laufan

'Be2 ngunyah mulu lo' Rangga membantu Laufan menggoda aku dan Kalvi.

Aku dan Kalvi sudah sangat kebal dapat omongan seperti itu, kami ber2 memilih untuk menghiraukan dua orang itu.

Jadi, Kalvi memiliki 5 sahabat dekat. Dan lima-limanya itu adalah teman futsalnya jadi mereka akrab karna futsal itu.

Acara belum juga selesai, rasa bosan Aku dan Kalvi semakin menjadi. 'Main tak umpet yuk Dhiz, yang kalah dapet hukuman ya' tawaran Kalvi mengajak main tak umpet. YAP! kami ber2 emang seneng banget kalo udah gabut terus ada hukumannya gini. Aku langsung setuju dengan ajakan Kalvi ini.

Kami ber dua suit untuk siapa duluan yang jaga. Daaan ternyata aku kalah suit. Aku jaga sambil menghitung 1-20 sedangkan Kalvi mencari tempat aman untuk mengumpat. Setelah hitungan selesai. Aku mencoba mencari sambil menanya-nanya dimana kalvi bersembunyi

Kebetulan di dekat ku ada Arista yang sedang berjalan arah ke kelas 'Ristaaaaaaaa! Liat Kalvi ga barusan?'

'Tuhh di belakang pintu IPA1, udah gede mainnya tak umpet' Arista yang mengetahui apa yang aku dan kalvi lakukan turut heran.

'Makasih ta hehe' sambil meninggalkan Arista dan mengarah ke IPA1 dimana Kalvi bersembunyi disitu.

Tidak jauh-jauh aku melihat bayangan di balik pintu dan langsung aku dekatkan

'DAAAAR! MAMPUS LO KALAH' aku berlari ke arah tembok untuk memukul tembok itu, yang biasanya sih disebut *HONG*

'Hong Kalvii' aku rasa memang seperti itu permainan tak umpet

Kalvi mengajakku main tak umpet lagi tapi kali ini aku menolaknya, karna aku udah ga sabar ngasih hukuman ke dia hehe

'Hukumanya adalaaaaaaah' itu yang biasa aku kataakan kedia kalo dia kalah dalam hal apapun

'Hukumannya,kamu cium pintu yang yang ada di sekolah ini semuanya!' Aku memang seperti itu ngasih hukuman ke Kalvi. Lucu aja ngerjain dia

'Mending cium kamu aja sini' gombalan basinya lewat di telingaku, dan aku sudah lumayan kebal dengan hal seperti ini

'Cepet ah vii ciumin pintu, Dari kelas 10-12 ya vi'

'Ahh aku malu Dhiz ke kelas 12nya, celeng kamu mah kalo ngasih hukuman'

'Satuuuuuuuu duaaaaaa'

'IYAAAAA AKU CIUMIN PINTUUU' kalvi sudah tau,kalo aku mulai berhitung seperti itu, itu tandanya detik-detik aku ngambek kalo permintaan aku ga diturutin

Kalvi berjalan ke arah kelas per kelas untuk melakukan hukuman yang aku berikan. Sedangkan aku hanya melihat dari kejauhan. Beberapa murid yang disitu melihat Kalvi dengan pandangan aneh, tapi mereka sudah hafal pasti yang nyuruh seperti itu si Dhiza hahaha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Never Spoke AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang