-(3) Beginning School H2

84 13 5
                                    

"You never have to change anything you got up in the middle of the night to write"
-Langston Huges-

Cikarang, 17 Januari 2016

Tiara POV
Hari kedua mos disekolah dan kedua kalinya juga aku terlambat hmm.
karna terburu-buru tanpa sengaja aku menabrak seseorang ketika membelok di ujung koridor
.
Brukkkkk!! Aku terjatuh.
Sejenak aku tertegun, badanku terasa sakit.

"Maaf..." ucapnya sambil membantuku berdiri.
Wow!! Dia sungguh tampan melebihi pangeran yang ada di dongeng!!
Deggg!! Jantungku tak karuan.

"Mmm kamu pasti kelas sepuluh yang akan mengikuti mos?" Dia memandangiku pantas dia tahu, aku memakai atribut mos, seperti orang gila. Semoga dia tidak meledekku.

"Aku Reivan, Reivan Putra Damiro"

"Aku..."

"Tiara Audi!!"

Suara yang menggelegar memanggil namaku itu, membuat aku teringat... aku telat, lagi!! Gawat, senior yang cerewet itu pasti akan menghukumku.

Dengan wajah tanpa dosa, aku tersenyum semanis mungkin "Maaf".
Dia menungguku di depan kelas, dentan berkacak pingang.

"Kelihatannya saja dia galak, tapi sebenarnya dia baik" Reivan tersenyum padaku.

"Panggil saja aku tiara, panggilan namaku, Tiara Audi Demawan"ralatku.

"Baiklah, Tiara"Reivan masih tersenyum, senyumnya sungguh manis.

Sepertinya dia most wanted sekolah sekaligus ketos yang dibicarakan Tian semalam itu.

Ohh... benih-benih cinta pertamaku mulai bersemi. Sosok Reivan begitu memikatku, tatapan matanya, suaranya, senyumnya, membuatku hanyut dalam bayangan cintanya.

Sebagai pengagum rahasia, aku hanya bisa memperhatikan Reivan dari jauh.
Ada, tapi tak terlihat olehnya. Mencintai tanpa bisa memiliki membuat hatiku terluka.
Ingin rasanya, aku menghampiri Reivan dan mengatakan 'Aku sayang kamu, Rei' . 'Aku mencintai kamu dan aku mau kamu jadi pacarku'.

Andai aku berani kukatakan!
Sayangnya, kata-kata itu tidak mungkin kuucapkan di depan Reivan.
Sama saja aku mempermalukan diriku sendiri pada Reivan dan semua orang yang mendengarnya. Dia pasti akan menganggapku cewek tolol jika itu sampai kulakukan.
Ya, kalau diterima sih bagus. Nah! Kalau di tolak, aku bisa malu setengah mampus dan tidak berani lagi muncul dihadapannya. Kata orang, jujur itu penting. Tapi, harus siap menanggung resikonya. Hufft... Lagi pula aku baru bertemu nya sekali uhh baperan sekalo diriku ini. Kata orang jujur itu penting tapi aku tidak bisa jujur dengan perasaanku sendiri. Aku belum siap patah hati.

"Apakah pulang sekolah kita bisa bareng?" ujar Reivan mengedipkan matanya membuat jantung tambah tak karuan

"Baiklah" ujarku akhirnya , aku kehabisan kata kata untuk menolak .
Lalu aku langsung bergegas lari menuju lapangan yang sudah dipadati siswa/i murid baru disekolah SMAN 1 Cikarang. Salah satu sekolah fav yang ada di kota ini.

*****

"Yayaa!! Lu kenapa bengong terus sih" Pekik Tiana sahabat dekat ku.

"Aah? Engg-akk gua gak papah.." Ujar ku gugup karna berbohong sembari menggaruk tengkuk yang tidak gatal ini.

"Alah lu boong yaa!! Gua tuh udah kenal lu yah dari Sd ampe sekarang. Udah apal deh gua kalo lu lagi boong" ujar nya sembari memicingkan matanya dan ku balas hanya cengengesan tanpa dosa

"Haii Tiara, Kita jadi pulang bareng kan? Udah pulang nih hayuk nanti keburu sore" ujar Reivan tiba tiba sampai membuat Tian gegap sendiri dan menatapku dengan 'lo hutang penjelasan ke gue ya'

Aku hanya mengangguk lalu bergegas pergi meninggalkan Tian sembari melambaikan tangan ke arah Tian yang dibalas lambaian tangan dan senyum tian ragu.

*****
'Uhh gue gaboleh kebawa perasaan gaboleh seneng dulu, gaboleh pokoknya gaboleh!!' Batin tiara berkata-

"Tiara ayo naek"  Reivan yang tiba tiba sudah di depan dengan motor  Ninja kawasaki Z1000SX yang membuatnya bertambah uhh tampan sekali dan gagah tentunya.

"Ehh mm iya ka" ujar gue gugup dan langsung naik ke motor nya.

Dimotor hanya hening tidak ada yang berniat untuk mengeluarkan suara atau membuka obrolan duluan.

"Panggil gue gausah pake kakak kali elah haha" kata reivan memecah kan keheningan duluan

"Hehe.. Gaenak lah. Situ kan kakak kelas saya itu mah namanya gak sopan dong" sebenarnya tiara gugup tapi menyembunyikan dengan tertawa. Tertawa hambar.

"Kalo panggil kakak kayak kesannya lu kaku banget tau" ucap reivan lagi sesekali melirik tiara dari kaca spion dan terlihat lah tiara yang sedang senyum canggung tanpa tiara tahu bahwa daritadi reivan memperhatikannya

"Oh.. mm okee deh kaa- eh reivan"

"Nah gitu, tapi gausah gugup lagi ya gue gamakan orang kok" sedetik kemudian ketawa mereka pecah.

"Hahahahaha"

*****
Reivan pov

'Dia cewek baik cewek polos dan cewek yang apa adanya, gak seperti cewe cewe sekarang yang berpinter pinteran ngejaga image nya di didepan lelaki ataupun umum' batin

'Rasa nya seneng lihat orang bisa ketawa lepas apalagi karna gue hmm, maafin gue ri karna nyia nyiain lu dulu gue nyesel dan sekarang gue lihat dia seperti lihat lu, dia yang cantik, periang, ceria juga polos, tapi tempat lu dihati gue gabakal bisa kegeser siapa aja kok karna lu punya tempat khusus di hati gue. Karna itu lah sejak pertama ketemu tadi gue langsung ajakin dia jalan gue pengen lupain lu ri karna gue gamau kehilangan kedua kali nya'

"Eh kunyuk berhenti ketawa lu gaaus apa" canda gue refleks dia berhenti ketawa dan memasang muka pura pura ngambek uhh ririii plis lu riri.

"Yee biarin lah biar saya seneng dikit ka- eh van"

"Yayaya serah lauu Tiara Yadskie " ucap gue sembari bercanda menyangkut paut nama riri menjadi nama belakang nya hehe.

"Lah lah apadah nama saya kan TIARA AUDI DEMA-WAN siapa coba Tiara Yadskie" kesal nya terdengar dari suaranya yang agak gak suka dengan menekan kata nama nya

"Et dah baperan banget lu huaahaha"
" Itu Yadskie ade gue kali" ucap gue bohong karna takut jadi suasana canggung jadi nya gue bohong

"Lah terus kenapa jadi ke saya nama nya?"tanyanya yang bingung

"Gapapa mau aja, gaboleh?"

"Gapapa si tapp-" ucapan nya terpotong karna gue

"Udah sampe nih ayo lu turun jangan banyak omong" potong gue 'ternyata dia bawel njirr bener bener sama kayak riri'

"Hffttt ganteng ngeselin uh" gumam nya tapi masih kedengeran, sengaja abaikan biar dia ga malu.

"Ngapain ke taman? Ini mah deket rumah saya kali ka" ucap nya yang buat gue melongo karna berarti dia deket rumah riri?

"Rumah lu dimana nya? -"

'Shit' belum selese ngomong udah kabur aja gak sopan. Karna tiara sudah berlari duluan ke arah ayunan dekat dengan taman bunga di belakang nya.

Segera lah gue nyamperin dia yang udah jalan duluan sebelum denger dan jawab pertanyaan gue.

"Hffttt cantik ngeselin uh" gumam gue. Untung orang nya gak disini "









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DreamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang