Ketika matahari kian turun lalu teduh
Bolehkah aku menebar rindu
Hanya pada serpihan debu yang melekat di ujung sepatu
Akan si pemilik senyum sendu yang selalu bisu
Pada jejak kehadiranku
Pada setiap sapa yang terseru
Seolah aku ini semu
Dia selalu menutup mata juga telinga
Bersikap bisu mengaku buta
Apa aku ini racun hidupnya?
Aku pun ingin menghalau gumpalan rasa
Yang kian hari terasa kian nyata
Walaupun semakin berlumur darah
Memikirkannya adalah tabu bagiku
Melupakannya adalah mustahil untukku
Meskipun lara tak henti menikam ulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Minggu Untuk Senja
PoetryTentang rasa yang hanya sanggup jadi untaian kata tanpa terungkap hanya tak sengaja terbaca