Part 3

37 3 0
                                    

"Pagi ma, pa" sapaku kepada kedua orangtuaku yang tengah sarapan.

"Pagi juga sayang, sini duduk" ucap mama mempersilahkanku duduk.

"Makasih mah" ucapku setelah mama menyiapkan sarapanku.

Ketika makan aku tidak banyak bicara, aku fokus kepada sarapan yang aku makan.

"Kemaren pulang sama siapa Sya?" Tanya papa dibalik koran yang beliau baca.

Spontan aku terdiam, menyadari papa akan menggodaku. Aku harus lebih pintar merangkai kata dibanding papa.

"Sama kak Abil pa, sebelumnya kita mampir makan dulu" ucapku melirik papa sambil melahap sarapanku.

"Teruuus?" Tanya papa antusian masih dibalik koran

"Yaaa gitu" balasku santai

"Yaaaaaah, gitu gimana? Cerita dong sayang." Ucap mama menimbrung.

"Ya ampun ma, aku sama kak Abil gak ada apa-apa." Ucapku malas meladeni ke kepoan kedua orangtuaku.

"Tapi kok dia ngajakin makan bareng? Dianter pulang lagi?" Ucap papa mengintimidasi.

"Paaah, kak Abil kan kenal Tasya. Wajar dong ngajakin bareng. Rumahnya juga gak jauh kan? Papa juga kenal. Jadi apa salahnya?" Jawabku malas dan mulai kehilangan selera makan.

"Iya sayang papa kan cuman tanya. Sensi banget jawabnya" balas papa menutup korannya.

"Yaudah samperin dulu sana si Abil" ucap papa bangkit dari kursi dan pergi ke depan.

"Hah? Maksud papa?" Tanyaku bingung

"Abil udah nungguin kamu di depan dari tadi." Ucap mama menjawab kebingunganku.

"Apa ma?!!" sontak aku berdiri "Mama kok gak bilang daritadi sih?" Ucapku seraya menuju ruang tamu.

"Kamu udah dikode, tapi gak peka-peka sih." Terdengar kekehan mama dari ruang makan yang masih bisa aku dengar.

Sesampainya di ruang tamu, aku mendapati papa tengah mengobrol ria dengan kak Abil.

Aku jadi salah tingkah kebingungan sendiri. Akhirnya aku hanya diam mematung sampai kak Abil menyadari keberadaanku.

"Yaudah om, kita pamit berangkat dulu" ucap kak Abil seraya menjabat tangan papa.

"Iya nak, hati-hati ya. Jagain Tasya, dia suka bandel anaknya" Ucap papa mengingatkan dibalas senyuman geli kak Abil.

Aku hanya mendengus kesal mendengar penuturan papa barusan.

"Tasya berangkat pa" pamitku dan mencium tangan papa.

"Hati-hati hihihi" ucap papa mengejek dengan mengedipkan sebelah matanya.

***

"Syaa laper. Kantin yuuk!" Ajak Dhea merengek.

"Sabar kali! Gue baru nyelesaiin catetan" ucapku yang tengah menyalin catatan IPS dipapan tulis.

"Ah elah ntaran aja itu mah, lo liat punya gue nanti" bujuk Dhea

"Ogah!" Ucapku tetap menyalin catatan.

"Ntar buku tulis gue lo bawa pulang deh." Ucap Dhea masih membujuk.

"Yang ada nanti gue gak nyatet akhirnya. Udah ah tinggal dikit lagi bawel banget lo!" Ucapku mulai malas meladeni Dhea.

"Heey girls, kantin yuuuk" ajak Romeo tiba-tiba.

"Lo duluan sana sama Romeo, ntar gue nyusul" ucapku ke Dhea yang sudah tidak sabar.

"Yaudah yuuk Meo, biar nanti Tasya nyusul." Ucap Dhea senang

If Only..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang