Berusaha bangkit..

7 2 2
                                        


Sendiri itu sepi,hampa dan kosong.


3 tahun lalu....

Dua orang gadis sedang berlarian di taman,sambil bercanda riang.

Mereka berlarian dengan nafas yang tersenggal-senggal,demi merebutkan sebuah Novel.

Salah satu dari mereka menyerah dan lebih memilih duduk di rerumputan.

"Novelnya buat kamu aja"ucap seorang gadis bernama Alisa.

"Beneran?kok tumben banget,biasanya kamu gak bakal ngasih barang yang kamu suka ke orang lain"balas Safira sambil mengambil Novel yang diulurkan Alisa,karena ini merupakan kesempatan langka.

"Buat kenang-kenangan,harus di simpan baik-baik"ucap Alisa sendu.

"Kenang-kenangan?emang kamu mau pergi kemana?"tanya Safira penasaran,Alisa tampak murung.

"Maaf ya,aku dan keluargaku akan pergi jauh untuk beberapa tahun,tapi tenang aja kita masih bisa jadi sahabat kok"ucap Alisa menenangkan sahabatnya.

Safira berusaha menahan air matanya,ia harus tetap tegar.

"Tapi,kamu sahabat aku satu-satunya,kalau kamu pergi aku sama siapa?"kata Safira sambil terisak.

"Kamu pasti dapat teman baru ,lagian aku akan kembali lagi kok"balas Alisa berusah tegar.

Safira dan Alisa sama-sama terisak,mereka kemudian berpelukan untuk terakhir kalinya sebelum Alisa pergi.

Alisa melepas pelukan mereka,kemudian berjalan menjauh sambil menunduk untuk menutupi kesedihanya,sambil melambaikan tanganya tanda perpisahan.

Mereka memang sangat dekat,bahkan banyak yang menganggap mereka kembar.

Jadi wajar bila salah satunya pergi,mereka akan sesedih ini.

Seperti yang banyak kita jumpai,bahwa sebagian besar orang lebih dekat dan lebih nyaman berbagi pada sahabat,dari pada keluarganya sendiri.

Karena persamaan umur dan pola pikir,akan membuat orang lebih nyaman berinteraksi.

Oleh karena itu,sahabat merupakan bagian dari keluarga kita.

•••••

Safira sedang menatap kosong kearah langit,lewat jendela kamarnya.

Bahkan setelah 3 tahun sahabatnya pergi,ia belum bisa melepas kepergianya,dan masih setia menunggunya di taman terakhir kali mereka berpisah sambil membaca Novel yang di berika sahabatnya.

Di tempat yang sama,
Membaca buku yang sama,
Menunggu orang yang sama,
Tapi tanpa kepastian.

Sangat Dramatis bukan?

Itulah Safira,ketika ia telah nyaman pada sesuatu,maka sampai kapanpun ia takkan melepasnya.

Semenjak saat itu,ia mulai mengasingkan diri dari keramaian.

Dia menjadi pendiam dan tak pernah keluar rumah,bahkan Safira di diagnosa mengalami ganguan mental paranoid.

ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang