4. One Step Closer

16.1K 1.8K 358
                                    

I'm a jerk author. I know. Yes, it's been two weeks. You can hate me. But first, read.


AUTHOR POV

"Dia menerimanya."

Chanyeol berhenti bergerak dan menatap wanita disampingnya dengan raut tegang. Ia berharap kalau ia salah dengar. Namun wanita itu dengan santai memakai seat-belt nya tanpa berniat membenarkan ucapannya.

"Ia menyukaimu, Yang Mulia Putra Mahkota." Ulang sang wanita, lalu menatap Chanyeol. "Dengan sedikit bantuan sogokan, tapi tidak masalah, ia akan tetap menerimanya meski aku tidak menawarkan itu padanya."

Chanyeol menelan ludah, "Apa yang kau janjikan padanya?"

"Kau... ah, tidak, Yang Mulia Putra Mahkota Chanho akan menyembuhkan ayahnya. Bagaimana? Tidak buruk, ia akan datang ke istana besok sebagai gantinya."

Chanyeol tidak bernafas. Ia dengan raut wajah kosong menatap ke arah depan saat limo itu mulai berjalan. Satu-satunya orang yang peduli adalah Kris. Asisten Chanho itu menyadari ada sesuatu yang salah. Ia bisa membaca raut sedih dari Chanyeol meski tidak begitu tampak. Sepanjang perjalanan, hanya musik jazz yang mengisi keheningan. Chanyeol hanyut dalam pikiran dalamnya, mengenai sosok yang baru saja ia temui.

Baekhyun... menyukainya?

Laki-laki itu bersedia menikahinya. Menikahinya. Chanyeol berdebar hanya dengan memikirkannya. Berdebar memikirkan sosok Baekhyun yang menjadi miliknya-ia lupa bahwa anak itu nyaris resmi menjadi hak milik kakaknya sekarang. Ia sejenak lupa dengan statusnya saat ini yaitu menyamar sebagai kakaknya.

Chanyeol mengingikan Byun Baekhyun. Hatinya retak ketika ia kembali teringat dengan kenyataan.

.

Chanho, Sehun, dan Kai menelan ludah sambil menatapi Chanyeol dari ujung kepala hingga kaki. Tampaknya diantara keempatnya hanya Chanyeol yang tidak sadar kalau ia baru saja mendapatkan mempelai dalam waktu mungkin tersingkat yaitu 90 menit sejak ia keluar dari istana.

"Apa? Kenapa kalian menatapiku seperti itu?" ujarnya sedikit kesal.

"Kau bilang siapa nama calon mempelaiku?"

"Baekhyun. Byun Baekhyun."

Kai mendengus, "Darimana kau bahkan mengenalnya? Astaga," ia sedikit terkekeh. "Tapi Kris hyung bilang ia adalah seseorang yang pendek, manis, imut, dan seksi dalam artian... 'bottom'?"

Pipi Luhan dan Kyungsoo memerah.

"Tenang saja, Lu, aku masih lebih menyukaimu," Sehun mengedipkan sebelah matanya, Chanyeol memutar mata bosan. "Aku harus melapor pada ayah dan ibu. Setelah itu aku akan tidur. Jangan ganggu aku."

Setelah itu Chanyeol berlalu begitu saja dengan bahu merosot dan wajah kusam. Itu membuat ketiga saudaranya bertanya-tanya dalam hati. Chanyeol memang orang yang tertutup, tapi bukan berarti dia selalu tampak kesal. Jika Chanyeol bersikap seperti itu, jelas ada yang membuatnya kesal.

"Dia susah sekali membuka dirinya," Kai mengeluh dan Sehun ikut mengangguk. "Ia harus tahu kalau kita bertiga ada disini untuknya. Tapi ia selalu menjauh. Kita selalu berusaha."

Sehun terlihat seperti ingin menangis, jadi Luhan mendekat dan meletakkan pipinya di bahu Sehun sambil mengelus punggung pangerannya. Setelah Sehun tersenyum kecil, Luhan kembali menegakkan tubuhnya.

.

Chanyeol menghembuskan nafas kasar keras-keras sambil memejamkan matanya. Bahkan kini kasurnya tidak lagi terasa nyaman. Ia menutupi matanya dengan lengan dan berusaha membersihkan pikirannya. Meyakinkan diri kalau ia tidak mengambil keputusan yang salah, membawa anak itu-Byun Baekhyun-ke kandang singa ini. Ia bisa melihat betapa polos anak itu dan kalau saja sesuatu terjadi padanya, ia akan merasa paling bersalah.

[ChanBaek] Half BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang