1

77 33 22
                                    

1. My Name.

Aku terduduk di tepi kasur dan meregangkan otot-ototku. Menarik nafas dengan kasar karena kali ini aku harus sadar, aku harus bersekolah.

Sekolah menengah tidak seburuk yang kubayangkan. Oh ya, sekolahku ini menggunakan sistem asrama. Jadi ya tentu saja aku sekarang berada di asrama. Kami hanya diberikan jatah libur sebulan seminggu. Mengerti maksudku? Jadi dalam sebulan kami hanya libur seminggu.

Namaku Brenda Xyterson. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayah hanya seorang Tentara berpangkat rendah. Dan ibu hanya seorang pegawai tetap di salah satu sekolah menengah swasta.

Aku juga memiliki kakak perempuan yang menyebalkan tapi sangat kurindukan kehadirannya. Namanya Becky Xyterson. Ialah alasanku mengapa aku mau bersekolah disini.

Disinilah aku sekarang. Di ruangan kecil bersama gadis manis yang kuyakini adalah sahabatku. Ariana. Gadis manis bertubuh sangat kecil dengan suara yang luar biasa indah merupakan teman sekamarku.

Dengan mata masih terpejam aku berjalan gontai menuju kamar mandi. Menggosok gigiku, berdiri di bawah shower setelah itu aku menggunakan seragam pelajaran hari ini. Setelah mandi aku membangunkan Ariana.

"Bangun, 20 menit lagi pelajaran akan dimulai." Ucapku sambil menarik selimut tebal yang menutupi tubuhnya hingga ke leher.

Ia hanya membenamkan wajahnya kembali ke bantalnya.

"Aku tinggal da-"

"Ahh iya tunggu," kata Ariana lesu. Memang, hampir setiap hari Ariana menyuruhku menungguinya bersiap.

Setelah selesai bersiap, aku dan Ariana menuju ke cafetaria untuk mengambil jatah sarapan kami kemudian kami mencari tempat untuk duduk.

"Kau tahu Bre? Semalam aku memimpikannya. Astaga di mimpiku ia terlihat sangat tampan dengan boxer hitam dan t-shirt hitamnya. Astaga astaga astaga," ucapnya heboh sambil mengocok susu kotaknya.

"Kau mimpi basah Ri?" Tanyaku sambil menyuapkan bubur ayam kedalam mulutku.

"Apa? Tidak? A-aku ha-ha,"

"Sudahlah Ri, aku tau itu," ucapku sambil tersenyum menggoda dan mendekatkan wajahku padanya.

"Tidak Bre, itu hampir, kau membangunkanku sih!" Teriaknya dengan sangat cempreng. Bagus sekarang semua orang menatap ke arah kami. Aku hanya terkekeh pelan saat melihat Ariana menebarkan senyumnya seolah tidak terjadi apa-apa dengan malu-malu.

"Kau sih!" Gerutunya pelan.

"Kau yang berteriak, dan aku yang disalahkan? Terus saja Ri," kataku sambil mengangkat kedua tanganku di depan wajahnya.

Dia hanya sedikit memanyunkan bibirnya sambil terus memakan sarapannya sampai habis.

-

Bel pun berbunyi. Kami -aku dan Ariana- sekarang sudah di lapangan olahraga.

"Pagi semua, saya tidak mau basa-basi. Jumlah kalian semua ada 20. Silahkan dibagi menjadi 5 kelompok. Semua harus rata. Lelaki dan perempuan jadi satu. Saya beri kalian 4 menit. Dalam 4 menit kalian harus berpegangan tangan bersama kelompok kalian." Perintah Mr. Lise.

Ia meniupkan peluitnya. Dan semua anak ribut mencari anggota mereka. Dan aku sudah mendapatkannya. Aku, Ariana, Zayn, dan Niall langsung bergandengan tangan dan berdiri di hadapan Mr. Lise, kemudian kelompok lain mulai berdiri di sebelah kanan dan kiri kami juga.

Mr. Lise mengeluarkan kertas kemudian memberikan kami secara acak. Zayn sebagai ketua mengambil kertasnya dan mulai membukannya.

"Itu track lari setiap kelompok, saya beri waktu 3 menit untuk menyusun strategi, dan anggota dengan waktu lari terbaik akan saya jadikan satu kelompok dan saya lombakan di wilayah Nasional nanti. Oh ya, semoga beruntung." Jelas Mr.Lise.

Aku dan kelompokku mendapat nomor 3 dan mulai mengatur strategi. Zayn si mesum mulai menyusun strategi untuk kelompokku maksudku kelompok kami.

Zayn memposisikan Niall si tukang kentut untuk menjadi pelari pertama karena ia yang larinya paling lama. Kemudian Ariana di posisi kedua, Zayn di posisi ketiga dan aku sebagai penentu di posisi terakhir.

Sebenarnya sih ini penilaian perorang. Menang atau kalah bukan masalah asal waktu lari perorangnya cepat. Tapi kelompokku harus menang. Gengsi jika kalah huh.

Setiap orang mulai berjalan ke arah track yang ditentukan. Mr. Lise mulai membunyikan peluitnya dan semua orang mulai berlari. Niall berlari dengan sangat lambat walaupun aku tau dia pasti mencoba jadi yang terbaik. Seketika bau sesuatu yang sangat tidak enak memekakan hidungku.

Entah hidungku yang bermasalah, atau Niall buang angin terlalu banyak. Padahal posisiku dengannya cukup jauh bahkan sangat jauh. Tapi darisini sungguh ini tercium dengan sangat jelas. Dan hampir semua orang menutup hidung mereka dan mengoceh ke orang di sebelah mereka.

Setelah tongkat sampai di tangan Ariana. Ariana dengan heboh lari sambil berteriak bersama suara cemprengnya ketika ia mulai dikejar oleh anggota kelompok lain. Aku tertawa geli saat wajahnya sangat panik dan dengan kecepatan super kijang ia berlari menuju ke Zayn.

***************

Hay hay hay.

Q pengguna baru loh eheh. Ok jd sebenernya gua udh tau wp dri lama bgt. Tp gua baru donlod dan baru bikin ff. Ahah gada yang nanya ok. Abaikan.

Q minta tolong di benerin ya kl ada yang salah salah hohoho. Q masih baru dan terlalu bloon buat negeri wp ehehehehhe. Pokoknya Vomment nya yahey. Feedback? Ask aja hohoho. Tequiro anjaz.

-Zayn selingkuhan-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang