#2

8 0 1
                                    


Tuhan sangat berbaik hati kepada Jerico, pasalnya Tuhan memberikan waktu lebih untuk Jerico. Yang awalnya divonis hanya 2 minggu hidup, sekarang buktinya ia telah melewati 1 minggu lewat 3 hari dari hasil vonisnya.

Walaupun tidak diperbolehkan dokter untuk pergi, tetapi Jeriko tetap keukeh untuk pergi ke acara prom night yang diadakn sekolahnya.

Orang tua Jeriko tidak dapat berbuat apa-apa asalkan anaknya bahagia, sama seperti orangtua yang lain "Jer, kamu yakin nak mau ikut acara itu? Bunda takut kamu drop sayang."

"Aku enggak apa-apa Bun. Aku udah umur 18 tahun loh. Aku pengen pergi prom night itu Bun. Please Bun, aku janji bakal nurut sama Bunda kalo Bunda ngebolehin aku ikut prom night itu bun."

Bundanya memijat pelipisnya, "Masalahnya bukan itu nak, kamu harus lebih banyak istirahat. Syukur-syukur kamu sehat."

"Bun..... Pleasee kali ini aja."

"........."

"Bun..."

"Yaudah, tapi Bunda kirim salah satu bodyguard Papa ya, biar kalo ada apa-apa nanti cepet geraknya."

"Yaudah itu terserah Bunda mau aku kayak mana. Asalkan aku boleh pergi prom night. Jadi aku boleh pergi kan bun?" Kata Jeriko dengan mata yang berbinar.

"Iya. Tapi inget! Jangan macem-macem ya! Jangan maksain diri."

"Iya bun iya. Cerewet banget ih kayak kucing mau kawin."

Bunda langsung menyentil bibir Jeriko "AWWWW.."
"Ih mulutnya kebiasaan."

••••••••

Dress hitam? Check.

Heels hitam? Check.

Clutch Bag? Check.

Makeup gak menor? Check.

Rambut digerai? Check.

"Udah perfect semua kayaknya" Batin Loan. Memperhatikan pantulan dirinya didepan cermin sambil sesekali memutarkan badannya.

Loan mengeluarkan ponselnya lalu membuka kontak dan jarinya mengscroll sampai akhirnya Loan mengklik salah satu kontak di ponselnya, "Halo Lian? Lo udah siap belom? Lo yang jemput gue kan?"

"Iye nyonya. Gue lagi di jalan ini, jangan telpon gue. Gue lagi bawa mobil." Jawab Lian.

"Oke oke. Gue tunggu ya, jangan lama"

"Hmmmm...."

Tuttt.. Tuttt... Tuuuttt

"Sialan di patiiin duluan telponnya." Gerutu Loan.

Loan sangat menantikan event prom night ini. Bagaimana tidak? Ini mungkin terkahir kalinya Loan melihat anak kelas 12 yang sudah lulus. Dan dalam kesempatan ini Loan ingin melihat Kak Jeri yang sudah hampir tiga minggu ini tidak kelihatan batang hidungnya.

"Kak Jeri gimana ya malem ini? Tetep botak gak ya? Masih ganteng gak ya? Masih sering ngawur ngidul gak ya? Gue bakal akward gak ya kalo ketemu dia? Duh iya ada Kak Jeri, apa gue batalin aja ya?" Pikir Loan.

"Lha kok jadi mikirin Kak Jeri?" Loan mengernyitkan dahi, "Sabodo amat sama dia. Toh gue bayar juga, jadi gapapa dong gue ikut prom." Kata Loan dalam hati.

Tinnnn... Tinnnnnn

"Duh si kunyuk cepet amat datengnya."

Lo-andini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang