#3

2 0 0
                                    

"Halo semuanya. Udah pada tau gue siapa kan? Hahahah", kata Jeriko sambil sesekali tertawa garing.

"Gue disini mau nyanyiin sebuah lagu. Enjoy"

Jeriko mulai memainkan tuts piano yang disambut meriah oleh seluruh orang diruangan ini.

Sebelum menyanyi, Jeriko menatap Loan dengan tatapan yang... Entahlah, Loan sendiri bingung.

Jeriko membuka mulutnya lalu mulai bernyanyi.

Feeling like I'm breathing my last breath
Feeling like I'm walking my last steps
Look at all of these tears I've wept
Look at all the promises that I've kept

I put my heart into your hands
Here's my soul to keep
I let you in with all that I can
You're not hard to reach
And you bless me with the best gift
That I've ever known
You give me purpose
Yeah, you've given me purpose

Thinking my journey's come to an end
Sending out a farewell to my friends, forever peace
Ask you to forgive me for my sins, oh would you please?
I'm more than grateful for the time we spent, my spirit's at ease

I put my heart into your hands
Learn the lessons you teach
No matter when, wherever I am
You're not hard to reach
And you've given me the best gift
That I've ever known
You give me purpose everyday
You give me purpose in every way

Oh, you are my everything
Oh, you are my everything

Purpose - Justin Bieber.

"Omaigat kenapa waktu nyanyi dia ngeliat gue terus?" Kata Loan dalam hati, lalu ia menjadi salah tingah sendiri.

Setelah nyanyian selesai, Jeriko lalu memainkan tutsnya menjadi nada closing lagu tersebut.

Penampilan Jeriko diakhiri dengan sorak-sorak dan tepuk tangan. Lalu Jeriko hanya menampilkan senyum terbaiknya, membungkukkan badan. Setelahnya Jeriko turun dari panggung.

Setelah turun dari panggung, Jeriko berjalan menuju.....

"Demi apa dia mau ke meja gue?" Bisik Loan kepada dirinya sendiri.

Dan benar ternyata dugaan Loan, Jeriko menuju meja yang ditempati Loan sedari tadi.

"Hei." Sapa Jeriko.

"Oh, hai." Jawab Loan.

"Mmm, gimana penampilan gue tadi? Bagus gak?"

"Bagus banget njirrrr. Eta teh kenapa kasep pisan? Ngidam apa indung mu?" Kata Loan dalam hati.

"Bagus kok kak." Loan memperhatikan sosok bertubuh tegap dan tidak berambut didepannya ini. Entahlah, Loan selalu merasa Jeriko lebih tampan dengan keadaannya yang botak ini.

"Mmmmmm Lo."

"Iya? Kenapa?"

"Maafin gue ya. Maafin gue yang kemaren itu." Katanya dengan sedikit gugup.

Loan mengernyitkan dahinya, "Iya gue maafin kok." Loan merasa aneh karena jarang sekali Loan melihat orang yang dihadapannya ini gugup.

Brukkkk....

Tiba-tiba Jeriko ambruk, Loan langsung kalang kabut sambil menjerit meminta pertolongan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lo-andini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang