Bab 7

36 2 1
                                    

"Juara Umum tahun ini lagi-lagi jatuh pada Aluna Kayla Vivian! Selamat kepada juara UMUM Aluna silahkan maju ke depan!" Seru guru yang menjadi Mc acara ini.

Dengan sangat berat hati Aluna melangkah menuju teras lapangan. Semua orang menatap nya bangga, ya semua orang yang ada di lapangan hari ini juga. Aluna bersyukur sekali karena bisa menjadi juara umum kembali dan juara kelas. Ia kembali ke tempat teman-teman nya berdiri setelah pembagian sertifikat, hadiah, dan juga piala. Semua teman-teman nya memeluk Aluna, karena bangga memiliki teman seperti Aluna.

"Lo hebat Lun," puji Levin pada Aluna yang sudah menyendiri di sebuah kelas yang memang kadang-kadang saja di gunakan pihak sekolah, paling untuk rapat Komite. Aluna hanya tersenyum tipis pada saudara kembar Sekar. Aluna tau sekali Levin saat ini sangat sedih karena Salwa.

"Please deh Vin, cewek kaya gitu ngapain masih lo pikirin," Aluna angkat bicara dengan suara sinis nya. "Yah walaupun gue tau lo mantan nya."

Levin mendengus mendengar ucapan sahabat nya itu. Saat ini diri nya sedang berpikir keras kenapa dia masih bisa melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan! Kenapa?

"Gue cuma nurutin kata hati gue. Kemana dia berlabuh gue bakal turutin kemauan hati gue. Di saat hati gue udah lelah buat berlabuh ke tempat yang sama gue bakal ikutin juga kemauan hati gue itu. Di saat hati gue juga udah dapat tempat berlabuh yang baru, gue bakal pertahanin itu sampai semua nya sia-sia," jelas Levin dengan suara yang menderu menjadi sendu.

Kalimat demi kalimat itu berhasil membuat hati Aluna jatuh seketika. Aluna merangkul Levin.

"Kalau alasan lo emang itu. Gue bakal dukung lo selalu!" seru Aluna dengan senyuman nya.

Levin tersenyum mendengar ucapan Aluna.

"Thanks Lun," sahut Levin lagi, Aluna hanya bisa menepuk-nepuk pundak Levin lalu bangkit.

"Gue ke kelas dulu yak. Lo mau ikut?" Aluna menawarkan, bisa saja kan tiba-tiba Levin kangen dengan kembaran nya.

Dengan gerakan yang cepat, Levin mengangguk.

Setelah tiba di kelas 11-IPS-3 Levin duduk di samping Sekar dan juga di samping nyokap nya. Sedangkan Aluna duduk di samping nyokap nya.

"Ciee yang juara umum lagi," goda Bunda dengan cengiran khas milik Bunda, yang membuat Aluna tidak ingin beranjak sekarang juga dari Bunda nya.

Hanya sekali-kali Aluna mendapat perhatian seperti ini dari orang tua nya, biasa nya orang tua nya sibuk dengan kerja, kerja dan kerja. Aluna bisa memaklumi, mereka berkerja hanya untuk dirinya dan kakak nya.

"Itu harus Nda," Aluna berusaha menahan air mata nya agar tidak terjun bebas dari pelupuk mata nya.

Ia benar-benar terharu saat ini, dia bahagia tetapi terharu. Itulah yang dia rasakan.

Untuk pembagian rapor Ujian Semester Genap tahun ini telah usai. Semua wali murid sudah pulang dengan kendaraan masing-masing, sekarang lapangan parkir terlihat lebih sepi dari tadi pagi, karena banyak wali murid yang sudah pulang.

Aluna tengah duduk di Cafetaria yang ada di samping kantin sekolah nya dengan komplotan kelas 11, ya kamu bisa tau sendiri siapa itu.

Sekolah nya memiliki dua buah kantin satu kantin yang menjual makanan tradisional satu lagi kantin yang menjual makanan instan atau cepat saji, nama trend nya saat ini Cafetaria!

Aluna memainkan jari jemari nya di atas papan keypad ponsel nya dan menggulum pipi nya, jengkel dengan seseorang yang mengirimi nya pesan.

Ia ingin sekali mengutuk orang yang mengirimi dirinya pesan yang membuat nya jengkel lagi, tetapi di urungkan nya niat nya itu, karena dia teringat kalau dia itu anak baik bukan anak jahat, makanya dia urungkan niat nya itu.

Aluna [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang