"Aaaa ... !" teriak Trisnan dan Elis ketika masih berputar-putar di dalam lubang dimensi. Mereka bertiga masih berpegangan tangan erat. Sementara Jinny terlihat santai saja. Ya, benar. Jinny kan sudah terbiasa dengan lubang seperti ini. Dia kan lolions.
GEDEBRUG!
"Aw ... " erang Elis sambil memegangi sikunya yang kesakitan.
"Elis, singkirkan tanganmu dari wajahku!" pekik Trisnan.
Elis langsung memindahkan tangan kanannya ke atas rumput sambil cengengesan. Trisnan terlihat berantakan sekali waktu itu.
Mereka berdua bangkit dan berdiri. Didepan mereka terdapat sebatang pohon yang aneh. Daunnya berwarna-warni, seperti warna pelangi yang berbaur menjadi satu. Batang dan rantingnya juga tidak berwarna cokelat, melainkan berwarna ungu campur putih. Luar biasa. Elis sampai tidak bisa menutup mulutnya karena terlalu takjub.
"Hei, teman-teman, sedang apa kalian disitu? Cepat kemari!" jerit Jinny dari kejauhan. Oh, rupanya dia telah berjalan ke pusat kerajaan Lolli-Lolli Land.
Elis dan Trisnan langsung tersadar dan segera mengikuti Jinny. Ternyata, tidak hanya pohonnya yang aneh, semua benda yang ada disekitar mereka juga aneh. Sambil berjalan, Elis dan Trisnan melihat-lihat keadaan di sekitarnya. Saking indahnya, mereka sampai tak dapat mengucapkan dengan kata-kata.
Sesekali, Elis menarik lengan baju Trisnan untuk menunjukkan sesuatu yang indah. Begitupun dengan Trisnan.
Oh ya, kupu-kupu di sini juga berbeda dari kupu-kupu yang ada di Bumi,lho. Kupu-kupu disini memiliki badan yang lebih besar dari kupu-kupu di Bumi. Besarnya bisa selebar bunga Rafflesia arnoldii. Sayap dan badannya juga penuh corak dan lebih berwarna daripada kupu-kupu biasa.
Bunga-bunga di sini memiliki mata, hidung, dan mulut. Mereka terlihat lucu sekali. Mereka juga lebih besar dari bunga- bungan yang biasa kita temui di Bumi. Jika sedang melakukan fotosintesis, mereka akan mengatakan begini "Fotosintesis .. Fotsintesis" dan suara mereka mirip sekali dengan suara boneka. Hihihi, lucu ya?
"Nah, sekarang kita sudah sampai di pemukiman warga Lolli-Lolli Land" terang Jinny.
Sejenak, Elis dan Trisnan sempat tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Ternyata, semua warga Lolli-Lolli Land adalah kurcaci! Agak sulit untuk membedakan yang mana perempuan dan yang mana laki-laki karena semuanya hampir sama. Kata Jinny, badan kurcaci yang sudah berumur lima belas tahun tidak akan bertumbuh lagi sampai dia tua.
"Jinny, kurcaci yang memakai baju merah muda itu pasti perempuan. Benar, kan?" tebak Trisnan sok tahu.
Jinnu tertawa kecil, lalu menggelengkan kepalanya, "Salah! Yang benar, dia adalah laki-laki" ucap Jinny membetulkan.
Mata Trisnan membelalak kaget. Kok, laki-laki memakai baju pink sih? Batin Trisnan bingung. Namun, dia memilih diam dan tidak bertanya-tanya lagi.
Jinny kembali berjalan. Kali ini, dia pergi kesebuah rumah. Elis dan Trisnan mengikutinya dari belakang. Sesekali, ada saja warga Lolli-Lolli Land yang menyapa mereka dengan ramah. Bahkan, ada juga yang saling berbisik-bisik. Mungkin mereka baru pertama kali ini melihat manusia datang ke dunia mereka.
"Eh, lihat! Ternyata, disini ada polisinya juga lho" bisik Elis kagum. Trisnan meresponnya dengan hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Rumah itu mungil, tapu dekorasinya sangat bagus. Pinggiran rumah itu dikelilingi oleh batangan permen. Dinding rumahnya diselimuti oleh permen berwarna putih. Di halaman rumahnya terdapat patung-patung seven dwarfs.
"Apakah di dunia ini juga ada kisah Cinderella, ya?" tanya Trisnan berbisik.
Lawan bicaranya hanya menjawab sedikit, "Entahlah".
Jinny mengambil kunci rumah dari mulut salah satu patung dwarf. Lucunya, kunci rumah itu berbentuk hati dan ada foto Jinny diatas hati itu. Hihihi, unik ya?
"Nah, untuk sementara waktu, kita tinggal di rumahku. Kita lanjutjan perjalanannya besok" titah Jinny.
"Besok? Kenapa tidak dilanjutkan sekarang saja? Ini kan masih sore?" sergah Trisnan.
Rupanya, dia tidak sabar ingin berpetualangan mencari harta karu di Lolli-Lolli Land.
"Justru itu. Anak buah Rebecca sering berkeliaran diwaktu sore. Kalau sampai anak buahnya tahu bahwa aku telah kembali dan membawa peta itu, dia tidak akan tinggal diam. Dia akan menangkapku dan memberiku kutukan yang kebih kejam lagi. Kalian mau itu terjadi padaku?" tanya Jinny marah.
Elis dan Trisnan bergidik ngeri dan menggeleng-gelengkan kepala.
"Sekarang, kita makan dulu. Aku tahu, kalian pasti kelaparan. Aku mau mrmasak dulu di dapur. Disini ada banyak kamar, kalian pilihlah sendiri dan beristirahatlah. Kalau sudah matang, aku pasti akan memberi tahu kalian" tutur Jinny.
Elis dan Trisnan mengangguk mengerti. Mereka bertiga langsung berpencar.
Hm ... Rupanya didalam rumah semungil ini ada banyak ruangan. Elis sampai bingung memilih kamar. Akhirnya, dia memilih kamar yang bernuasa pink dan banyak bonekanya. Wah, kamar itu sangat pas untuk Elis. Dia lalu tidur di atas kasur yang sangat empuk. Bantalnya unik, berbentuk permen lollypop. Gulingnya juga lucu, bentuknya seperti permen yang digulung dengan kertas. Tak lama kemudian, Elis mulai ngantuk. Dia pun tertidur nyenyak di sana. Zzz ... zzz ... zzz ....
--
"Ratu Rebecca, ada yang mau menghadap Anda" lapor seorang prajurit sembari membungkuk, memberi hormat kepada Rebecca.
Rebecca, yang semula tampak asyik memainkan kuku-kukunya yang tajam dan berwarna hitam, berhenti sejenak. "Siapa?" tanyanya garang.
"Jendral Grenda, Ratu" sahut prajurit itu singkat, masih dalam keadaan membungkuk.
"Grenda? Suruh dia masuk" perintahnya.
Prajurit itu segera menjawab "Baik Ratuku"
Lalu, dia mengundurkan diri dari hadapan Rebecca dan mengacungkan kedua tangannya kepada penjaga yang bertugas menjaga Rebecca. Seketika itu juga, pintu besar terbuka. Seorang lelaki yang memakai jubah bak seorang jendral besar berjalan gagah di atas karpet merah. Sedikit garis senyum tertarik dari sudut bibir Rebecca.
"Senang bertemu denganmu, Grenda. Apa yang ingin kau bicarakan padaku?" sambut Rebecca. Dia bangkit dari kursi kebesarannya dan merangkul pundak Jendral Grenda.
"Ratu Rebecca, ada manusia Bumi yang telah memasuki "Lolli-Lolli Land" cerita Jendral Grenda.
Rabecca mendelik marah. "Apa? Manusia? bagaimana kau bisa tahu?"
"Ya, saya menemukan sebuah lubang dimensi yang menghubungkan antara Lolli-Lolli Land dengan Bumi. Namun, sayangnya, lubang dimensi itu telah terkunci" terang Jenderal Grenda.
Rebecca menjadi geram. Dia melepaskan rangkulannya, lalu meremas-remas tangannya sendiri.
"Bagaimana bisa? Kau sangat lamban, Grenda" gerutu Rebecca.
"Ya, mungkin saya lamban untuk mengetahuinya. Namun, saya telah berhasil menangkap seorang manusia Bumi, Ratu. Dia datang bersama dengan kuda poninya" sambung Jenderal Grenda sambil tersenyum penuh kemenangan.
Rebecca memutar badan, kembali mendekati Jenderal Grenda. "Oh ya? Di mana mereka serakang?" tanya Rebecca.
"Penjaga! Bawa dia kemari!" teriak Jenderal Grenda.
Sesaat setelahnya, dua orang penjaga datang membawa seorang anak perempuan berambut pirang kecokelatan. Dia adalah ...
YOU ARE READING
The Lost Treasure
Adventure"Huaaaah .... Aku Jinny, terima kasih sudah membebaskanku! Badanku pegal sekali diapit kaca selama dua ratus tahun! Terima kasih banyk!" ujarnya berterima kasih. Elis, Trisnan, dan Paris menganga tidak percaya. Ya ampun! Ternyata, secara tak sengaja...