Bagian 6

4.9K 469 40
                                    

"Ini enak,,," Air mata mulai menetes dari iris jade itu. "Kaa-san... Aku merindukanmu"

Gara masih terbaring di lantai atap KHS, setelah menghabiskan semua isi kotak milik Naruto, entah kenapa sesuatu dalam hatinya menghangat dan damai. Dia sudah tidak pernah merasakan perasan seperti ini sejak Kaa-san nya meninggal 6 tahun yang lalu. Makanan itu mengingatkannya pada Kaa-san,, -Kaa-sannya,, sandaran hidupnya- ini adalah hari ulang tahun Gara yang sesungguhnya. Dia selama ini memalsukan tanggal lahirnya dari semua teman-temannya termasuk Sasuke dan TAKA. Karena dia hanya ingin hari ulang tahunnya menjadi hari spesial dirinya dan Kaa-san. Tidak ada yang tahu hal itu. Tidak ada. Tapi si bodoh itu --

"Kenapa?"

"Emm,, Karena kita teman?" suara Naruto menggema.

"Teman yah,, he??" Senyum tipis terbit di bibir Gara, senyum yang menakutkan. "Aku akan melakukan apa pun untuk Kaa-san,, untuk merasakan kehadiran Kaa-san" Gumamnya sambil melirik ke arah kotak makanan yang telah kosong.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"SASUKE!!!"

"...."

"Tungguuu,, Suke,, hah hah" Naruto berlari mengejar motor Sasuke LAGI. pagi ini tidak ada yang menuggu Sasuke didepan rumah saat berangkat sekolah tidak seperti biasanya, niatnya Naruto ingin berangkat bersama Sasuke lagi tapi saat Naruto membersihkan piring bekas sarapan mereka tiba-tiba motor sasuke sudah menyala Nanuto bergegas meraih peralatan sekolahnya dan berlari kedepan tapi Sasuke sudah menjalakkan motornya tergesah, Naruto mengejar, berteriak memanggil-mangil sasuke untuk menunggunya tapi tetap saja.. Dia telah pergi... 

"Kenapa kau tidak menungguku Suke" gumam Naruto lesu, kepalanya menunduk tanpa melihat kedepan jalannya tersaruk-saruk dengan tas ransel dipundaknya.

"Apakah kau benar-benar benci padaku Suke?"

"Segitu bencinyakah kau padaku?"

"apa salahku?"

'Dasar homo menjijikkan! Sasuke-sama itu tidak pantas untuk mu'_ 'Dasar Homo'!! Suara-suara teman Sakura teringat lagi.

"Aku bukan Homo,,  Bagaimana caranya aku membuktikan bahwa aku bukan homo?" Naruto masih bermonolog sambil berjelan pelan.

"Kau harus punya pacar perempuan yang cantik, itu buktinya kalau kau masih menyukai perempuan" kini suara kiba yang teringat.

Saat kemarin setelah menemui Gara diloteng dia bercerita tentang masalah pembullyannya pada kiba dan kiba menanggapinya seperti ini.

Kemarin saat jam kosong

'kau tidak salah Naruto, tapi juga tidak benar,, siapa pun yang melihatmu mengejar-ngejar mereka seperti itu pasti beranggapan bahwa kau menyukai laki-laki' jawab kiba enteng sambil tangannya masih fokus membolak-balikkan majalah hewan didepannya.

'terus bagaimana caranya agar mereka tidak beranggapan bahwa aku homo Kiba?? aku tidak homo' Naruto frustasi sambil mengacak rambut jabriknya.

'Emm,, bagaimana kalau kau mencari pacar saja Naruto?'

'apa hubunganya?'

'yah ada,, kalau kau punya pacar kau tidak akan dianggap menyukai laki-laki,' kini Kiba mulai menggebu. 'kau harus punya pacar perempuan yang cantik, itu buktinya kalau kau masih menyukai perempuan'

'benar juga!' Naruto sumringah.

'tapi dengan siapa aku pacaran??' Naruto patah semangat lagi. 'disini tidak ada yang mau ku dekati, mereka memusuhiku gara-gara aku ingin dekat dengan Sasuke dan kawan-kawan' 

Cat On The RoofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang