III. Abrisam reynand

80 10 7
                                    

Hai, I am back. Semoga ada yang mau baca cerita absurd ini ya. Thanks buat yg berkenan mampir. Sorry for typo and terlalu pendek

Katakanlah aku gila, senyum-senyum sendiri ketika teringat  gadis itu. Magnet apa yang dia sematkan di bibirnya, kenapa senyumnya bisa semanis itu?. Fix, aku benar-benar tak tertolong.

Baik, saatnya memperkenalkan diri. Perkenalkan namaku Abrisam Reynand, single belum pernah jatuh cinta pada pandangan pertama, salah bukan belum pernah tapi baru saja aku merasakannya, yang parahnya gadis itu tidak ku kenal. Terus saja tersenyum dengan kisah anehku. Iya aneh, di usia yang tak lagi muda, bisa-bisanya aku jatuh cinta dengan wanita yang belum kukenal. God! Sepertinya ini tak akan mudah. Terlalu sulit untuk melenyapkan bayangan indah senyumnya.

"Rey dari tadi gue perhatiin lo selalu senyum-senyum sendiri, lo gak gila kan?, atau jangan-jangan lo kesambet jin penunggu gedung ini lagi". Derry bergidik takut memandang sekelilingnya sembari memperhatikan sahabatnya yang terlihat aneh hari ini. Tidak, bukan hanya hari ini tapi sejak beberapa hari yang lalu, sejak mereka berpisah dicafe tempat mereka biasanya menghabiskan waktu luang, yang sering mereka sebut dengan refreshing sebelum besok kembali berkutat dengan pekerjaan yang memusingkan. Bagaimana tidak memusingkan jika pekerjaan mereka setiap hari harus berkutat dengan angka, target dan omelan sang menejer yang terlalu menjemukan.
"Enak aja lo anggap gue gila, gue masih waras tau. Lo tuh yang bentar lagi bakal digangguin jin penunggu gedung ini siap-siap aja. Udah minggir gue mau cabut dulu".
"Hei tungguin, enak aja main tinggal, gue mau nebeng lo balik".

Dengan langkah tergesa Derry mengejar langkah Reynand yang menurut Derry sengaja di lebarkan.

"Gila Rey langkah lo gede juga, lo keseringan ikut lomba lari ya? Atau biasa nangkep maling?".

"Berisik kalau mau ikut buruan atau gue tinggal".


Still On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang