MC - Part 6

20 1 1
                                    

Author's POV

Harry duduk termenung di kursi taman perkuliahannya. Pikirannya terus bergelayut memikirkan Emma. "apakah si bodoh itu akan baik-baik saja, ha?" batinnya. Ia mendengus beberapa kali, sampai akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

~~

"Kau yakin, mengambil keputusan seperti itu, yah?" tanya Louis pada ayahnya. Ia khawatir dengan keadaan Emma. Sangat khawatir.

"Yakin. Seyakin yakinnya. Apa kau tak percaya padaku bahwa dia akan baik-baik saja?" balas Mr MacLean.

"bukan bermaksud seperti itu. Hanya saja, apa tak terlalu mencurigakan jika mendaftarkannya di kelas spesial?"

"tidak"

Louis menghela napasnya dan menengadahkan kepalanya kelangit-langit ruang kerja ayahnya. Ia tak menyangka jika ayahnya memasukkan Emma kedalam kelas spesial yang dipehuni dengan anak-anak keluarga Corden. Jika Harry yang dimasukkan kekelas itu, mungkin itu adalah hal yang wajar. Tapi jika Emma, itu adalah suatu tanda tanya. "mungkin ada satu hal yang disembunyikan ayah dariku, aku yakin itu" batinnya.

Louis keluar dari ruangan ayahnya. Sesampainya dia diluar, ia bertemu dengan Harry.

"dia akan baik-baik. Percayalah padaku. Itu adalah kalimat yang akan diucapkan ayah padamu. Jadi percuma saja kau terus menghujaninya berbagai macam pertanyaan." Ucap Louis. Harry terdiam sejenak dan mengangguk. Dan mereka pun pergi meninggalkan tempat itu bersama.

Sedangkan ditempat lain...

"Maximilan?" tanya Emma pada pria yang berdiri diambang pintu.

"maaf, aku bukan Maximilan. Aku Alex dan salam untukmu Emma Hawkins" ucap pria yang kembar dengan Maximilan itu.

Emma tercengang. Bukan hanya Emma yang lainnya pun ikut tercengang, kecuali Maximilan dan Yui.

"mereka adalah saudara kembar. Yang satu bernama Maximilan dan yang satu adalah Alex. Jika kau ingin tau perbedaan mereka, Alex adalah pria brengsek, manja dan cerewet, sedangkan Maximilan adalah pria yang lebih brengsek, sok tangguh dan dingin." Jelas Yui. Yang lainnya mengangguk tanda mengerti. Namun, Alex dan Maximilan terlihat kesal dengan penjelasan Yui.

"kau akrab dengan mereka?" tanya Thomas. Yui mengangguk.

"Yui adalah sepupu kami yang sama brengseknya dengan kami" balas Alex kesal.

"maaf Alex. Wanita memiliki peraturan tersendiri. Pertama, tidak ada wanita yang brengsek. Kedua, jika ada wanita yang brengsek, lihat peraturan nomor pertama." Yui membalas ucapan Alex dengan tenang dan tanpa ragu-ragu.

"itulah mengapa aku begitu membenci wanita. Menyebalkan" jawabnya. Alex pun duduk ditempatnya. Meja mereka semua sudah diberi label nama masing-masing, diukir dengan sedemikian rupa.

"apa Cuma kita?" suara Emma memecah keheningan.

"kurasa ya. Meja hanya ada tujuh, kursi dan lemari pun begitu." Erika berjalan kepintu dan mengintip sedikit keluar. "tak ada satu pun yang datang ketempat kita, diluar sudah sepi" helanya.

Emma juga menghembuskan napasnya pelan, apakah seperti ini hari pertamanya masuk sekolah?

"Yui." Emma memanggil Yui yang sibuk dengan benang rajutannya. "Namamu Yui Tatsuya. Agak sedikit aneh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MYSTERIOUS C O N F L I C TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang