MC - Part 4

26 2 2
                                    


HAPPY READING :*

ALL THE LOVE. D

{}

*played: Sungha Jung – River Flows In You

Author's P.O.V

Emma mengalunkan jari-jarinya ke setiap tuts piano. Alunan River Flows In You berkumandang memenuhi ruangan itu. Gadis itu sangat menikmatinya. Sampai seseorang datang dan menghentikan kegiatannya.

Orang itu masuk sambil bertepuk tangan, postur tubuhnya yang tegap dan menantang berjalan menuju Emma. "jari-jarimu begitu lembut saat memainkannya." Ucapnya.

Emma memandang sarkastik. "who are you?"

"ok. Maafkan aku karna telah membuat mu terkejut sejak awal."

"ya. Lalu?" tanya Emma sekali lagi.

Pria itu tertawa. "baiklah. Ku pikir kau orang yang mengasikkan. Tapi ternyata tidak."

"hell, no. Kita baru bertemu dan kau langsung menjudge ku?" tanya Emma dengan kesal. Ia memandang pria itu dengan sinis.

"tidak tepat begitu. Aku hanya memberi komentar tentang sikap mu yang angkuh itu nona manis. Jadi, si....?"

"lupakan! Silahkan kau pergi dari sini" tegas Emma. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu.

Dengan cepat seperti kilat, pria itu menghadang pintu yang sebentar lagi akan dilalui Emma.

"tidak akan ku biarkan kau pergi sebelum kita berkenalan. Aku Edward Milan. Siapa namamu nona manis?" tanya pria bernama Edward itu. Ia mengulurkan tangannya kepada Emma, berharap agar gadis itu meraihnya.

Emma menatap sarkastik kearah Edward. "tak penting siapa namamu atau kau itu siapa. Sekarang menyingkirlah, aku muak melihatmu" tegas Emma.

Edward mengeluh, "sial" dengusnya dalam hati.

Emma's P.O.V

Knop pintu terbuka. Seseorang datang dan Edward yang menyebalkan tadi langsung saja pergi entah kemana. Ia pergi secepat kilat.

"apa yang kau lakukan disini, dear?"

Huft. Ternyata Louis. Aku beruntung ia datang, karna jika tidak, laki-laki yang bernama Edward itu pasti masih disini, dan membuatku naik pitam.

"aku merasa seseorang datang ditempat ini. Apakah itu benar?" tanyanya padaku.

Aku menggeleng. Kedatangan Edward tadi kurasa tak perlu ada yang tahu.

"kau yakin?" tanyanya sekali lagi.

"tentu saja, Louis. Aku kemari karna aku merasa jenuh berada dikamar. Jadi aku keluar sejenak mencari udara segar. Namun, aku mendengar alunan piano dari sini. Ku pikir kau lah yang memainkannya. Tapi saat aku masuk, tidak ada orang."

"kurasa kau masih belum sehat, honey" dengus Louis.

Aku menggeleng.

Jawaban dengan gerakan kepalaku berbeda. "namun, kurasa yang kau katakan itu benar, aku hanya berhalusiani" ucapku kemudian.

Louis pun tersenyum, ia menuntunku keluar dan menutup kembali pintu tersebut.

MYSTERIOUS C O N F L I C TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang