Saya memang bukan perempuan istimewa. Jadi saya juga tidak berharap bertemu lelaki istimewa di hidup saya yang datar ini. Yang saya harapkan hanyalah bertemu dia yang bisa saya jadikan sandaran hidup.
Tapi memang takdir bukan saya yang mengatur, jadi tidak bisa semaunya saya. Setelah 7 tahun memendam rasa sakit. Akhirnya saya bertemu lagi dengan dia yang sudah membuat hidup saya kacau.
Dimas, lelaki biasa dengan kehidupan yang biasa pula. Namun, berhasil menjungkirbalikkan duniaku hingga pernah terbersit untuk mengakhiri hidup. Bagaimana bisa lelaki yang aku targetkan jadi partner hidupku malah memenjarakan diriku di sel besi selama 5 tahun.