"Dim, aku hamil!" Ucapku putus asa di samping Dimas yang tengah konsentrasi menyetir mobil.
Aku tahu dibalik sikap tenang dan konsentrasi nya dia saat menyetir mobil, pasti ada rasa kaget mendengar berita yang baru saja aku sampaikan. Tapi, ya ini memang Dimas. Lelaki tanpa ekspresi yang membuat ku menjadi kalang kabut karena dia tidak juga berekspresi menanggapi berita kehamilan ku.
Entah aku harus berkata dan bersikap seperti apa menanggapi Dimas yang terus tenang tak terbaca seperti ini.
"Sudah sampai, jam 3 aku jemput seperti biasa disini ya." Ucap Dimas membuyarkan lamunanku.
"Tapi Dim? Soal..." Ucapku terputus meminta penjelasan mengenai keadaanku saat ini.
"jam 3 Diandra aku tunggu disini di tempat biasa." Ucap Dimas sekali lagi sambil mengecup keningku.
Hai, semua maaf lama. Maklum sibuk lebaran. Dan ternyata ada juga yang mau baca cerita pertama gue ini. Dan yang bikin super heran adalah kok tiba2 banyak yang follow gue ya? Hahahha. Padahal ga ada apa2nya. Tapi makasiiiih banyak ya semuaaa.