Bab3

82 0 0
                                    

Sudah hampir 3 jam aku menunggu Dimas. Tidak seperti biasanya dia datang terlambat menjemputku. Langit akan semakin gelap jika aku terus menunggu tanpa kepastian seperti ini. Akhirnya jam 6 lewat kesabaranku habis. Kuberhentikan taksi yang lewat dan langsung pulang menuju apartementku.

Dimas tidak pernah seperti ini. Dia tidak pernah sesulit ini dihubungi. Sedari tadi sore aku sudah berusaha menghubungi Dimas, tapi entah kenapa tidak pernah tersambung. Apa yang terjadi dengan Dimas? Apakah ini ada hubungannya dengan perkataanku tadi pagi yang menyinggung masalah kehamilanku? Apa Dimas kecewa padaku dan berniat pergi?

Wajar bukan banyak pikiran buruk menghampiriku. Karena Dimas tiba-tiba menghilang. Mau menangis rasanya memikirkan masa depanku. Hingga tiba-tiba handphoneku berdering nyaring dan tertera di layar nama Dimas memanggil.

"hallo." Sapaku berusaha tenang dan menyembunyikan isak tangis yang mulai muncul.

"Hallo Diandra." Jawab Dimas datar seperti biasa, tidak terjadi apa-apa.

"kamu darimana saja? Tadi aku menunggumu 3 jam lebih!!! Kamu kemana? Handphone kamu juga tidak aktif?" Tanyaku emosi

"maaf." Hanya itu jawaban yang diberikan Dimas sebelum dia mematikan teleponnya.

Apa maksud Dimas dengan semua ini? Kenapa dia hanya mengucap maaf tanpa menjelaskan semuanya?

Dan tiba-tiba aku merasa duniaku hancur. Karena perasaanku mengatakan Dimas akan pergi meninggalkanku.

Guys, lama ya. Masih ada yang nunggu dan mau baca kan ya? Hehe. Anw, thanks buat yang mengapresiasi tulisan dunia khayal gue ya. Doain aja biar gue makin rajin nulis ok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang