Hari ini merupakan hari keberangkatan Flo. Mentari yang membentuk sudut 45 derajat dari arah timur itu seperti menyambut keberangkatannya. Ia bersinar tanpa ragu mengarah kepada Flo yang tengah sibuk dengan gadgednya. Menghasilkan siluet di aspal kering.
Hari ini aku berangkat gurls, aku tunggu kalian di bandara ya... awas aja kalo kalian telat, kalian bakal nyesel deh.
Kiranya seperti itu isi pesan singkat yang Flo kirim kepada ketiga sahabatnya. Terlihat sedikit mengancam memang, karena ia benar-benar tidak ingin meninggalkan momen terakhir sebelum ia merantau ke negri orang.
Pukul 09.00 WIB Flo sampai di bandara, ia diantar oleh orang tuanya menggunakan taksi. Sebelum masuk ke pesawat, Flo menunggu sejenak sambil duduk. Sebenarnya ada perasaan sedikit ragu dalam dirinya. Karena disana ia tidak memiliki satupun sanak saudara. Flo benar-benar mengandalkan tekad dan keberanian. Entahlah dia benar-benar nekat pergi sendirian. Tiga puluh menit lagi pesawat yang mengantar Flo akan segera lepas landas. Namun hingga saat ini ketiga sahabatanya itu belum datang. Bahkan membalas pesan Flo saja tidak. Sembari menunggu sahabatnya ia bersendau gurau bersama orang tuanya. Sebenarnya itu juga dapat sedikit menghilangkan perasaan ragunya.
Jam tangan Flo sudah menunjukkan pukul 09.15 WIB namun masih saja tidak ada tanda-tanda kedatangan sahabatnya atau balasan pesan.
"Flo, ayo siap-siap nak. Lima belas menit lagi kamu harus sudah ada dipesawat, lho." Terdengar orang tua Flo menyuruhnya untuk berkemas.
"Tapi teman-teman Flo belum datang, Ma." Jawab Flo yang mulai putus asa menunggu kedatangan sahabatnya itu.
Mamanya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Apa mereka lupa, apa mereka sibuk, atau mereka tidak baca pesan Flo ya, Ma?"
"Apapun alasannya pasti mereka punya sesuatu yang lebih penting untuk dikerjakan. Tapi mereka tetap teman baik Flo kan?" nasihat sekaligus pertanyaan yang membuat Flo lebih baik.
"Iya, Ma." Singkat Flo
Ia segera mengemas barangnya dan segera berjalan menuju pesawat. Tapi didalam hati ia masih terus bertanya mengapa sahabatnya tidak ada satupun yang datang mengucapkan salam perpisahan. Apa ini awal yang buruk? Pertanyaan ini sempat muncul dalam hati Flo.
Namun,
"Flo... Flo... hey!"
Terdengar seperti ada suara yang memanggil Flo dari kejauhan. Setelah Flo berbalik, ternyata itu sahabatnya. Akhirnya Flo tersenyum sumringah melihat kedatangan mereka.
YOU ARE READING
Tuhan, Ku Titipkan Surat Maafku
Fiksi RemajaHai! Cerita pendekku ini hasil pemikiranku sendiri ya, dengan segala bantuan semangat para sahabatku juga. Cerita ini aku ambil sebagian dari pengalaman masa laluku dan impian masa depanku. Kalau kalian mengenalku pasti kalian bakal tahu kalau tokoh...