Rara segera merogoh saku seragamnya ketika merasakan ponsel nya bergetar.
From: 081234XXXXXX
Ra, lo masih di uks ya? Gue sama Zea kesana ya?!
Rara menyerngit berpikir sejenak, sedetik kemudian ia bisa menebak jika nomor itu pasti punya Vinda, tadi ia sempat memberikan nomor ponselnya kepada Vinda ketika di kantin.
To: 081234XXXXXX
Gak usah Vin, gue udah gak apa-apa ini. Lo dimana? Biar gue yang kesana.
Rara menekan tombol kirim, lalu menyimpan nomor Vinda. Tak sampai 5 detik ponselnya bergetar lagi.
From: Vinda
Okedeh. Gue sama Zea lagi dikantin dimeja depan jual mie ayam ya, gue juga udah pesenin mie buat lo nih..
Rara membaca pesan balasan dari Vinda kemudian ia duduk disisi ranjang, berusaha menetral kan pusing dikepalanya sejenak. Bukan pusing yang melanda ketika upacara tadi tapi lebih ke pusing karena baru bangun tidur. Setelah dirasa cukup segera ia menuju kantin, beruntung jarak antara kantin dan UKS tidaklah terlalu jauh.
Rara segera menuju meja paling pojok dekat penjual mie ayam begitu sampai dikantin.
"Eh Rara ini makan dulu" Zea segera memberikan semangkuk mie ayam dan teh hangat setelah Rara duduk.
"Kok lo bisa pingsan sih?" Tanya Vinda
"Takdir kali Vin, seenggaknya gue pingsannya udah dibelakang kan. Jadi gak bikin heboh upacara. Gak ada yang tau gue pingsan"
"Lo emang gak bikin heboh upacara dengan pingsan ditengah-tengah upacara, tapi lo bikin gempar dengan lo digendong kak Juna ke UKS."
"Kak Juna?" Rara tiba-tiba teringat dengan pembicaraan dua orang di UKS tadi.
"Kak Juna salah satu cowok Most-Wanted disekolah ini. Ya Walaupun menurut gue masih Luhan kak Wisnu"
"Vin, stop bilang kak Wisnu pake kata Luhan. Gue udah move on Vin. Lo bilang gitu ntar gue baper, berharap Luhan balik lagi. Lo mau tanggung jawab, hah?"
Rara sama sekali tak mengerti dengan apa yang Vinda dan Zea bicarakan, beruntung kemudian ia menemukan topik untuk mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya tadi kata kak Wisnu abis upacara dibentuk kelompok. Terus gimana tuh?"
"Oh itu udah kebentuk, kita gak ada yang sekelompok sih. Gue kelompok Capung, Zea kelompok Scorpio, lo kelompok Tulip."
*****
Bunyi panjang peluit mengharuskan semua calon peserta untuk berkumpul sesuai kelompoknya. Kelompok yang baru beberapa menit tadi terbentuk.
"Oke kali ini gue bakal bacaain pembina masing-masing kelompok. Tiap kelompok ada 2 pembina" Wisnu mulai membacakan pembina masing-masing kelompok. Dimulai kelompok garuda yang mendapatkan Brian dan Lyra. Kelompok Capung mendapatkan Dimas dan Vanessa, dan diakhiri kelompok Tulip mendapat Talitha dan Juna.
"Oke tugas pertama adalah dapetin identitas dimulai dari nama, tanggal lahir, jabatan di OSIS serta tanda tangan dari semua kakak pembina, waktu adalah 2 jam. Yang gak lengkap dapat hukuman"
Setelah mendapat komando bubar barisan dari Wisnu semua peserta berlarian memburu identitas para pembina. Sebenarnya bukan hal yang sulit namun kendalanya adalah harus antre apalagi ada pembina yang dengan sengaja duduk di tempat yang akan sulit dicari, kamar mandi misalnya. Namun tak semua pembina seperti itu, ada juga pembina yang sangat mudah, Ardi pembina kelompok Elang duduk di atas meja depan ruang biologi yang sengaja ia bawa dari kelas, di tembok belakang tempat ia duduk ia beri kertas karton ukuran besar yang bertuliskan semua identitasnya, jadi anak kelas X hanya tinggal membaca dan menyalinnya, sedang Ardi tinggal menanda tanganinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Would
Teen Fiction"Seharusnya ketika dia ngasih tangannya untuk gue pegang. Gue hanya harus pegang, bukan gue genggam. Lihat! Sekarang gue jatuh dengan keras ketika genggaman itu kini terlepas."