Welcome to my life

29.1K 1.3K 22
                                    

Para pelayan tengah sibuk berlalu lalang di kediaman Arsen. Namun hari ini mereka lebih sibuk dari hari biasanya. Karna pagi ini tuan mereka akan mengikrarkan janji sucinya dengan seorang wanita pilihannya.

Rona bahagia terpancar di wajah bibi Ben yang kini tengah menemani Falli di kamarnya. Mencoba untuk membuat gadis itu tenang sebelum acara pemberkata berlangsung.

Fallecia terlihat sangat cantik dengan gaun sederhana yang ia kenakan serta make up natural yang menghiasi parasnya, namun tidak mengurangi kesan elegant dalam dirinya.

Salah satu pelayan telah memanggil Falli dan bibi Ben, memberitahu mereka bahwa pengantin pria serta pendeta telah menunggu.

Di apitnya lengan Falli oleh paman Ben, berjalan beriringan menuju altar. Seluruh tamu undangan terpana melihat kedatangan pengantin wanita termasuk Arsen yang kini tengah memperhatikan gadisnya tanpa berkedip hingga paman Ben menyerahkan lengan Falli padanya.

Mereka berdua pun mengikrarkan janji suci dengan hikmat, saling menyematkan cincin di jari manis masing - masing. Setelah itu Arsen mendaratkan ciuman lembutnya di bibir mungil wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya.

Tangis haru serta tepuk tangan bahagia di tujukan untuk kedua pasangan baru ini. Acara pun berlanjut dengan menyambut dan menjamu para tamu undangan, hingga sang surya menenggelamkan dirinya.

Arsen menatap sang istri yang berada dalam rangkulannya. Memperhatikan Fallecia yang nampak kelelahan.

"Apa kau lelah?" Tanyanya sedikit khawatir. "Acara sudah selesai. Kita bisa beristirahat sekarang."

"Apa tidak masalah kita pergi lebih dulu?" Falli memang lelah namun dia tidak enak hati jika pergi begitu saja melihat masih ada beberapa tamu yang ingin berbincang dengan suaminya.

Arsen memandang wajah istrinya datar, pergi menuju tempat di mana bibi dan paman Ben berada. "Bibi. Fallecia terlihat kelelahan jadi aku ingin mengajaknya untuk istirahat." Bibi dan paman Ben mengangguk mengiyakan.

Falli melihat Arsen berjalan ke arahnya dengan tiba- tiba menggendongnya. Dan membawa tubuh mungilnya memasuki rumah mereka.

Mereka memasuki sebuah kamar yang terlihat asing untuk Falli. Kamar ini sangat luas dan di dominasi dengan warna hitam, abu - abu dan putih, di duduk kannya tubuh mungil Falli di pinggir ranjang.

Seolah mengerti apa yang ada di benak istri kecilnya ini Arsen menjawab semua ke bingungan Falli. "Ini kamar ku. Kamar kita, mulai hari ini dan seterusnya. Bersihkan dirimu lalu beristirahat lah." Di kecupnya puncak kepala Fallecia membuat rona merah tergambar di wajah cantik istrinya.

**

Falli mengamati pantulan dirinya di cermin yang ada di kamar mandi. Dia sudah selesai membersihkan diri dan mengenakan piyama satin dengan motif bunga di ujungnya.

Dia sengaja memakai piyama yang tertutup malam ini, karna kegugupan dan rasa canggungnya saat menyadari kini dia sudah bersatus sebagai seorang istri. Tidak menutup kemungkinan jika Arsen meminta hal - hal yang berbau intim karna itu memang haknya sebagai suami.

Memikirkan semua itu membuat wajah Falli memanas. Bagaimana bisa dia berfikir yang tidak - tidak. Dengan gugup dia melangkah keluar dari kamar mandi, di lihatnya Arsen sudah berganti pakaian dan tengah berbaring di atas ranjang. Mata hitamnya tertuju pada sang istri yang tengah berjalan tanpa sedikitpun menggankat wajahnya.

"Kau bisa saja menabrak sesuatu jika terus menunduk nyonya Cho." Kekehan kecil terdengar dari mulut Arsen. "Apa perlu aku menggendong tubuh mungil mu lagi Fallecia?"

Tubuh Falli membeku saat Arsen turun dari ranjang dan memeluk dirinya dari belakang. "Kenapa mengenakan piyama? Kau tau dirimu sangat menggemaskan dan menggairahkan, apapun yang kau kenakan tetap terlihat cantik dan menggoda di mataku." Bisik Arsen menggoda, di ciumnya cuping telinga sang istri. Sengaja membangkitkan gairah yang ada dalam diri Falli.

Kecupan demi kecupan di hujamkan pada tubuh sang istri yang hanya dapat mengerang tertahan. Membuat Arsen semakin gencar mencumbu setiap inci tubuh Falli.

Di balikan tubuh munggil Falli agar mereka saling berhadapan. Lalu bibir mereka pun saling berciuman, awalnya hanya ciuman lembut penuh kasih sayang namun semakin lama menjadi ciuman panas yang menuntut. Tangan mungil Falli kini sudah mengait indah di leher suaminya, dengan tidak sabar Arsen mengangkat tubuh mungil Falli dan mengaitkan kedua kaki sang istri pada pinggang kokoh miliknya tanpa melepaskan ciuman panas mereka yang kini saling menautkan lidah satu sama lain, menyecap manisnya bibir sang istri.

Erangan tertahan istrinya membuat gairahnya tak terbendung, sesuatu dalam dirinya pun memberontak ingin di puaskan saat ini juga.

Entah sejak kapan tubuh munggil Fallecia kini telah berbaring di ranjang. Arsen melepaskan panggutan bibir mereka, dengan tidak sabar dan masih terengah membuka baju miliknya, memperlihatkan tubuh atletisnya di hadapan sang istri lalu kembali menjelajahi tubuh tak berdaya Falli. Memberika begitu banyak tanda kepemilikan di leher serta dada atas istrinya yang sedikit terbuka karna ulahnya.

Arsen sangat pintar memanjakan tubuh Falli dengan ahli. Cumbuan serta sentuhannya dapat membuat sang istri tak berdaya. Tentu saja ini pengalaman pertama untuk Falli berbeda dengan Arsen yang sudah ahli karna sering tidur dengan banyak wanita.

**

Satu persatu kain yang melekat di tubuh keduanya pun kini telah lolos dan teronggok di lantai. Sedangkan si pemilik kini tengah mengerang nikmat karna sentuhan demi sentuhan di bagian sensitifnya.

Melihat istrinya sudah sangat siap untuk dirinya kini Arsen memposisikan tubuhnya tepat di tengah - tengah milik Falli. Perlahan mencoba menerobos pertahanan sang istri dengan susah payah hingga berhasil menyatukan tubuh mereka.

"Arghh." Arsen menggeram saat tubuh mereka berhasil menyatu. Air mata Falli mengalir menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya.

Dengan lembut Arsen mencium kedua kelopak mata Falli yang terpejam karna menahan sakit akibat penyatuan mereka. "Semua akan berubah menjadi nikmat percayalah. Aku akan melalukannya dengan lembut Falli." Arsen mulai bergerak perlahan sesuai ritme yang ia ciptakan agar sang istri bisa menikmatinya.

Usaha Arsen untuk membuat Falli nyaman ternyata tidak sia - sia kini sang istri sudah mulai terbiasa dan menikmati apa yang sedang mereka lakukan hingga keduanya pun melakukan pelepasan yang begitu hebat membuat keduanya tesenyum puas.

Arsen ambruk di atas tubuh mungil sang istri, lalu berguling ke samping di dekapnya tubuh polos Falli hangat.
"Terimakasih Fallecia Joanne." Kecupan hangat mendarat di puncak kepala Falli dengan senyum tulus menghiasi wajah tampannya.

Falli membalas dengan memeluk erat tubuh suaminya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami hingga dirinya terlelap karna kelelahan.

Arsen merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Ya seorang Arsen berkata Terimakasih setelah bercinta denngan wanita. Dia tidak pernah mengatakan hal apapun setelah bercinta dengan wanita manapun, dia hanya mementingkan kepuasannya sendiri selama ini. Namun Falli berbeda dia istri sahnya dan Arsen tidak ingin menyakiti istrinya.

Falli begitu berharga untuknya. Tidak Arsen tidak mencintai gadis yang tengah terlelap di hadapannya ini, dia hanya menginginkan gadisnya tetap bersama dirinya tanpa ada sedikit pun goresan luka di tubuh mungilnya. Karna Fallecia hanya milik seorang Arsen Cho dan hanya dia lah yang boleh berbuat apapun pada diri Falli.

Arsen memperhatikan wajah damai Falli saat tertidur. "Sangat cantik. Kau bagaikan malaikat kecil Fallecia." Gumamnya sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Falli. Dan menyusul sang istri ke alam mimpi.

Akhirnya... maaf ya kalo jelek atau gak memuaskan dan pendek.
Karna kesibukan saya di dunia nyata sedang menumpuk *gananya thor*

Semoga kalian suka ya dan terimakasih sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca, memvoting dan menyempatkan diri untuk memberi komentar dukungan, kritik serta saran

Dark Love Psycho [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang