Bagian 1
Angin kecil berhembus menyusuri wajah pucat Arrante, begitu lembut seolah membelai wajahnya. Bola matanya yang hitam kelam kini tengah menatap keluar jendela yang terbuka lebar, menatap kumpulan anak kecil dengan pakaian pasien yang tengah asik bermain.
Seolah mereka melupakan penyakitnya, wajah ceria dibalik kepucatan akan membuat siapapun iri. Arrante tersenyum sinis menatap mereka, mendapati tubuhnya hanya bisa berbaring di ranjang selama beberapa hari ini.
Ditangannya menunggu dengan kesal dirinya yang tak kunjung melahap potongan - potongan apel, begitupula seorang lelaki muda dengan setelan tuxedo didekatnya, duduk seorang diri menunggu respon yang diberikan Arrante.
"Begitukah?" ujar Arrante pelan.
"Ya..." Lelaki tersebut kemudian bangun dari duduknya, "Oh! Untuk masalah yang terjadi disekolah, Aku mengatakan kalian diserang GHAIB dan seorang agen khusus datang dan menolong kalian..."
"Mm..."
Lelaki tersebut melangkah pelan keluar ruangan, tingginya 180 cm dengan badan tegap seperti tentara serta tubuhnya begitu atletis. Rambutnya berwarna putih, parasnya tampan, siapapun pasti akan menganggapnya seperti seorang Pangeran.
Ia adalah salah satu dari para dewan juga sebagai Guard terkuat, Seorang Kepala Guard. tujuannya datang kesini adalah memberi tahu Arrante mengenai kondisi sekolah dan alasan Arrante ditugaskan ketempat itu, meski sebenarnya ia khawatir dengan keadaan Arrante.
"Orang itu..." gumam Arrante menghentikan Kepala Guard. "Yang kulawan hari itu, bagaimana menjelaskan keadaannya pada sekolah?"
Kepala Guard tersenyum tipis, "Kami mengatakan dia menjadi korban keganasan GHAIB, begitu pula pada keluarganya."
"Begitu..." ucap Arrante yang kemudian menundukkan kepalanya.
Bahkan Arrante tak memberitahu pada Kepala Guard kalau dia menyegel satu Iblis lagi dalam tubuhnya.
Waktu berlalu beberapa jam, dibalik pintu berdiri 5 orang dengan seragam sekolah. Mereka perlahan membuka pintu ruangan dihadapan mereka itu.
"Selamat Siang. Hari ini—" ucap Fiero yang tengah membuka pintu rumah sakit.
Ketika pintu terbuka lebar dan ia memasuki ruang pasien nomor 371 itu, ia menatap pada Arrante yang tengah asik melihat keluar jendela. Tubuhnya terhenti, jantungnya memacu, semangatnnya seketika memuncak.
"A-AARRANTE?!" ucapnya tergagap.
Dibelakangnya Ugatha dan Yura menatap Arrante juga terkejut, mereka bertiga seketika berlari kearah Arrante dan memeluk tubuh kurusnya. Kemudian datang perlahan dengan malas, Toska dan Toni mengikuti mereka.
"Syukurlah kau sudah bangun, Arrante."
"Kupikir kau takkan bangun Arrante!" ucap mereka bahagia.
Arrante hanya tersenyum tipis menanggapi rasa senang mereka. Dan ketika melihat Toni datang ia menatap Toni dengan enggan.
"Yo!" sapa Toska yang segera mengambil salah satu bantal dan tertidur disebelahnya.
"Sudah cukup Fiero, Ugatha, Yura. Memelukku hanya akan menambah rasa sakit."
"Uuhh— Maaf kalau begitu." Ujar Fiero yang mengusap matanya.
Mereka kemudian semakin tenang, duduk mengelilingi Arrante kecuali Toni. Toni hanya menatap keluar mengabaikan Arrante yang tengah asik bercanda ria dengan teman-teman barunya.
"Um... maaf karna tidak mengatakan ini sebelumnya," tunduk Fiero membuat suasana menjadi canggung, "Baru hari pertama masuk dan kau hampir menjadi korban GHAIB! Maafkan kami karna tak mengatakan sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrante | New Era
FantasíaSeri Pertama dari buku Arrante. (Entah bakal ada berapa Seri nantinya xD ) Kisah ini berpusat pada seorang murid baru dari Ruinday Highschool, Pada hari pertamanya ia telah bertemu dengan Ghaib-Orang-orang yang membuat kontrak dengan Iblis. Dan sete...