Naruto
Kau tahu
Aku bertemu denganmu hari ini
Aku tidak pernah menyangka jika ternyata masih bisa melihatmu
Inikah yang kau maksudkan padaku waktu itu?
Apakah Tuhan akhirnya mendengarkan permintaanmu?
Apakah ini artinya aku bisa kembali bersama denganmu lagi seperti dulu?
Naruto
Seandainya kita tidak ditakdirkan bersama pun aku tidak akan mempermasalahkannya, asal aku bisa memelukmu sekali saja.
Jika hanya melihatmu dari jauh pun aku tidak akan mempermasalahkannya, asal aku bisa melihat senyum manis itu.
Jika pun kau tidak lagi mencintaiku, aku juga tidak akan mempermasalahkannya, asal kau selalu tahu bahwa aku hanya mencintaimu dan selalu mencintaimu.
Naruto
Apa kau menyadarinya, jika ini adalah aku?
Apa kau masih mengenaliku?
Apa kau masih mengingatku atau kah kau sudah lupa?
Banyak sekali hal yang ingin kutanyakan padamu.
Dan banyak sekali hal yang ingin kuceritakan padamu.
Naruto
Kenapa aku tidak bisa melupakanmu?
Kenapa aku tidak bisa jika tidak merindukanmu?
Kenapa aku tidak bisa mencintai orang lain selain dirimu?
Kenapa Naruto?
.
.
Didedikasikan untuk menyambut Sasunaru Days.
.
SOULMATE (Reincarnation)Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Me
Genre : Romance/hurt.
Warning :
BL / mengandung unsur percintaan antara sesama laki-laki/Homo. Diksi yang tidak jelas, typo yang bertebaran. Penulisan yang blak-blakan. Cerita hanya untuk hiburan author. Tidak bermaksud merugikan siapapun.Summary : Kematian yang selalu memisahkan mereka.
Mungkinkah takdir akan mempersatukan mereka suatu hari nanti?
.
.
╰(*'︶'*)╯Happy Reading╰(*'︶'*)╯
.
.
.
Chapter 3
.
.
."Kau tidak bercandakan Menma?" yang ditanya menggelengkan kepalanya. Ia masih setia memakan kudapan yang baru saja ibunya berikan.
Iris hitamnya memandang tidak jenuh pada pekerjaan sang kakak yang sedang menggambar sesuatu diatas kertas putih berukuran A4 dengan menggunakan pensil yang sang kakak pinjam darinya.
"Aku tidak bercanda onii-chan, Sasuke-Sensei memang sering melihat kearahmu. Jika dia dan kau berada di rumah ini."
Sesekali ia memainkan sendok ditangannya. Naruto menatap adiknya itu penuh tanya. "Kau tahu kenapa dia melakukannya?" Menma mengangkat bahu tidak tahu sebelum memakan kudapannya kembali.
"Sebenarnya aku juga merasa tidak asing dengannya."
Kali ini Menma lah yang menatap penuh tanya pada kakaknya.
Naruto memasang pose berpikir. Ujung pensil diletakkannya di dagu. Dan matanya menerawang jauh, hanya untuk mengacak-acak surai emasnya.
"Onii-chan!"