Bab I ~Memories Pt.1~

246 11 10
                                    

Memories : Chapter 1
Backsound :
Girl's Day - I Miss You
(Click The Video Above 👆)
NB : Italic Paragraph = Flashback Mode

Minah POV
Hari ini aku berangkat ke sekolah lebih awal. Aku ingin sarapan pagi di sekolahan saja. Entah mengapa moodku begitu jelek hari ini, sehingga membuatku bangun lebih awal dari biasanya. Aku berangkat menaiki bus umum yang biasa ku tumpangi untuk pergi maupun pulang sekolah. Disini sangatlah sepi, yang benar saja aku berangkat pukul 06.00 KST. Aku mengambil iPhone milikku seraya mendengarkan lagu - lagu mellow agar aku tidak merasa kesepian, dengan earphone yang menempel di kedua telinga mungilku. 15 menit kemudian bus yang kutumpangi berhenti di halte dekat sekolahanku. Langsung saja aku beranjak turun dari bus umum yang telah membawaku ke tempat tujuanku. Saat turun, aku tetap menempelkan earphone di telingaku. Aku memasukkan kedua tanganku ke kantong jaket merah hati kesayanganku. Ne, aku sedang memakai jaket pagi ini. Cuaca pagi ini cukup dingin. Saat aku berjalan beberapa meter menuju gerbang sekolah, aku sama sekali tak berniat melepas earphone yang sedari tadi memutar lagu - lagu mellow yang ada di iPhone-ku. Yang sebenarnya memang sesuai dengan suasana hatiku hari ini.

Saat sudah sampai di depan pintu gerbang. Aku langsung berjalan menuju kelasku. Aku menatap sayu keadaan koridor sekolah yang mengingatkanku dengan seorang namja yang selalu menyemangatiku tanpa henti dengan tingkah laku lucunya. Aku langsung menggeleng - gelengkan kepalaku seraya berlari menuju kelas, dengan sekuat tenaga aku menahan 'sesuatu' yang tak inginku keluarkan. Aku tak mau kenangan masa laluku terulang kembali.

"Aniya.. Bang Minah.. Ani.." teriakku sambil menggelengkan kepalaku dengan sangat kencang.

Saat diriku hampir sampai ke kelas. Tanpa aku perintah kristal bening jatuh membasahi kedua pipiku. Aku tak bisa menahannya lagi, semua kristal bening di kedua mataku terus mengalir sangat deras membasahi kedua pipi chubby milikku. Sungguh aku sangat merindukan namja itu. Sudah hampir setengah tahun ia pergi meninggalkanku sendiri. Aku hanya bisa menahan rasa rinduku atas kehadirannya. Ingin rasanya aku pergi bersamanya dulu, dan tak akan ku biarkan dirinya lepas walau sedetikpun. Seperti takut waktu akan memakannya hidup - hidup. Namun itu telah berlalu, waktu telah membawanya pergi dari hidupku. Kini aku mulai bisa mengendalikan diriku. Ku gigit bibir bawahku dengan kuat, namun tak sampai melukainya. Aku terus berusaha agar kristal bening itu tak akan jatuh lagi dari kelopak mataku. Ku hapus sisa air mata di pipiku dengan punggung tanganku. Dan mulai berjalan dengan langkah gontai menuju kelas.


○Dream's Come True●

- @Cheonan Art High School Backyard -

Aku duduk di kursi taman yang terbuat dari kayu dan kelihatannya sudah begitu tua, ditemani iPhone-ku yang sedari tadi mengalunkan beberapa lagu yang berada didalamnya. Aku perlahan - lahan menutup mata, lalu mengarahkan wajahku ke atas melihat langit cerah pagi ini. Kedua kelopak mataku sama sekali tak merasakan silau, karena memang kursi yang ku duduki berada di bawah pohon rindang yang cukup besar untuk menghalangi cahaya matahari mengenai siapapun yang duduk di bawahnya. Hatiku terasa sangat perih mengingat di tempat inilah kali pertama kami -aku dan namja itu- bertemu. Seketika bayangan masa lalupun bermunculan.

- Flashback On -
Aku berjalan sambil memperhatikan langkahku. Tanpa sengaja aku menabrak seorang namja. Dan sepertinya takdir lebih memilihnya. Sehingga ia tak terjatuh, sedangkan aku terjatuh dan juga tertimpa buku - buku yang sedang ku bawa. Aku mengelus kepala dan pantatku karena memang mereka yang menjadi sasaran awal. Namja itu mengulurkan tangannya padaku. Aku langsung mendongakkan kepalaku melihat siapa namja yang ku tabrak. Mata kami saling bertemu. Matanya benar - benar indah hanya saja penampilannya errr.. nerd (culun). Walaupun sebenarnya ia tampan. Namja itu melihatku dengan tatapan bingung, sedangkan aku masih belum sepenuhnya sadar.

Dream's Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang