Part dua (2)

112 12 4
                                    

Sampai di gudang belakang sekolah, Dika menyandarkan tubuhnya di atas kursi yang sudah lama tak terpakai, sedangkan Rizal dan Galih memilih duduk di atas meja dengan kaki bersila. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. "Kita balik ke kelas kapan, nih?" Tanya Galih di tengah keheningan.

"Gue masih mau disini. Kalau lo berdua mau balik ke kelas, duluan aja" kata Dika dengan mata terpejam.

"Oke, kita ke kelas duluan ya Dik" Rizal dan Galih turun dari meja yang dari tadi mereka duduki.

"Kalau gue ditanyain, bilang aja gue lagi di UKS" Dika menoleh ke arah Rizal dan Galih yang sudah berada di ambang pintu.

"Siip! Tapi kayaknya percuma, nggak bakalan ada yang percaya juga" Galih mengacungkan ibu jarinya.

Rizal dan Galih berjalan menuju kelas, sedangkan Dika masih asyik dengan pikirannya. Dika melepas seragam sekolahnya dan sekarang ia hanya memakai kaos oblong berwarna putih. Seragamnya ia gantung pada paku yang ada di dinding.

Dika mulai memejamkan matanya, karena merasa lelah. Lelah dengan kelakuannya sendiri. Lelah dengan ulah yang ia lakukan hanya untuk mendapat kesenangan. Dan akhirnya, Dika benar-benar terlelap.

Wajah Dika sangat pucat dan nafasnya juga tersengal-sengal. Ia terbangun dari tidurnya. Lagi-lagi mimpi itu datang lagi. Mimpi yang selalu datang menghantuinya. Mimpi yang membuat Dika tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Shit! Mimpi itu lagi! Brengsek!"

----------------------------

Fanny sedang asyik mendribel bola basket di lapangan sekolah ketika siswa lain mulai beranjak pulang. Sementara, Tiara duduk di bangku penonton sambil menyaksikan Fanny latihan.

Fanny dan Tiara sangat berbanding terbalik. Fanny adalah cewek yang senang dengan segala macam olahraga, sedangkan Tiara cewek yang tidak suka dengan olahraga. Tapi, Tiara tak jarang menemani Fanny latihan. Seperti hari ini, Tiara rela menunggu Fanny latihan meski kulit putihnya harus terbakar sinar matahari.

"Heiii!" Tiba-tiba, Rizal duduk disamping Tiara.

"Hei, Kak!" Tiara sedikit kaget.

"Ngapain disini? Bukannya lo nggak suka olahraga ya?" Tanya Rizal yang sebenarnya sudah tau kalau Tiara sedang menemani Fanny latihan.

"Nemenin Fanny latihan, Kak" Tiara menunjuk ke arah Fanny.

"Ohhh" Rizal mengangguk-angguk.

"Main nggak lo?" Tanya Dika yang dari tadi berdiri di pinggir lapangan.

"Lo Main duluan aja!" Teriak Rizal.

"Galih mana, Dik?" Tanya Fanny saat Dika sudah berada di tengah lapangan.

"Lagi ke ruangannya Bu Cipta" kata Dika sambil membuka seragamnya.

"Ngapain dia? Kena kasus lagi?" Fanny langsung mendribel bola basket.

"Biasa, kayak nggak tau dia aja" Dika merebut bola basket dari tangan Fanny.

"Dia mau liat Bu Cipta doang? Sarap emang tuh anak" Fanny berlari berusaha merebut bola basket dari tangan Dika.

Ditengah lapangan, Dika mulai bermain basket bersama Fanny. Mereka memang sering menghabiskan waktu untuk bermain basket. Terlebih, Dika dan Fanny memang sudah berteman dari sekolah dasar. Sedangkan Rizal dan Galih mulai berteman dengan Fanny dan Dika sejak SMP.

Dika dan Fanny semakin menikmati permainan basket. Sedangkan Rizal masih asyik duduk di bangku penonton bersama Tiara.

"Main basket, yuk" ajak Rizal, menarik tangan Tiara.

Stuck Standing On A CliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang