Bahagia itu sederhana. Ketika lo dan gue menjadi kita, tanpa adanya si dia :)
-------------------------
Fanny semakin mempercepat langkahnya karena bel masuk nyaris saja berbunyi. Fanny tak mau berurusan lagi dengan Bu Mul. Minggu kemarin, Fanny terlambat saat pelajaran Bu Mul. Akibatnya, Fanny dilarang mengikuti mata pelajarannya. Bu Mul memang dikenal guru yang paling tegas, sangat memegang prinsip yang ia buat sendiri. Dia berprinsip, siapa pun yang melanggar aturan sekolah tidak bisa dimaafkan atas alasan apa pun.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai guru yang paling bersih. Jadi kalau dia lewat depan kelas, anak-anak yang sedang ngobrol di kolidor langsung mengambil sapu dan pura-pura sedang menyapu padahal mereka hanya memegang sapu bukan menyapu. 'Pagi Bu' sapa anak-anak ketika Bu Mul lewat, Bu Mul hanya tersenyum tipis membalas sapaan mereka, saking tipisnya sampai-sampai tidak terlihat kalau dia sedang terseyum, kecuali kepada anak-anak yang pintar dan aktif di pelajarannya. Ketika Bu Mul sudah berjalan menjauhi kelas biasanya mereka langsung meledeknya kadang ada juga yang menyebut Bu Mul itu 'malaikat maut' mungkin karena saking seremnya.
Napas Fanny tersengal-sengal karena ia berlari dari gerbang sekolah. Di saat ia tengah berlari, Clara menghalangi langkah Fanny. Clara sengaja memotong langkah Fanny, dan membuat langkah Fanny terhenti.
"Fan, gue mau ngomong sama lo" kata Clara di hadapan Fanny.
"Ngomong apa, Kak? Gue udah mau telat nih" ucap Fanny sambil melihat jam tangannya yang bertengger dengan manis di tangan kirinya.
"Tentang temen sebangku lo" kata Clara datar.
"Aduh, Kak, gue udah telat nih. Nanti aja kita ngomongnya. Sorry banget, Kak!" Fanny langsung lari meninggalkan Clara.
"Shit" ujar Clara.
Setelah sampai di kelas, Fanny langsung duduk di bangkunya. Ia mendapati anak-anak sedang ribut, tidak seperti biasa. Bu Mul belum juga datang meski bel sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu. Biasanya, Bu Mul sudah duduk manis di kursinya sambil membenarkan letak kaca matanya. Fanny bisa sedikit bernapas lega karena ternyata Bu Mul tidak masuk hari ini.
"Tir, lo tau nggak, tadi gue ketemu siapa?" Kata Fanny setelah duduk di kursinya.
"Nggak, emangnya lo ketemu Sama siapa, Fan?" Tiara balik bertanya.
"Gue ketemu Clara dan dia bilang mau ngomong masalah lo" kata Fanny sambil meletakkan tasnya di kursi.
"Mau ngomongin gue? Emangnya gue kenapa?" Tanya Tiara heran.
"Lo bego atau apa, sih? Clara kesel sama lo gara-gara lo deket sama Rizal" Fanny menggelengkan kepala.
"Ya udah, nanti tinggal gue bilang ke dia kalau gue nggak ada apa-apa sama Kak Rizal. Gampangkan, Fan? Gitu aja kok lo panik" kata Tiara santai.
"Lo nggak tau! Clara itu orangnya nekat, bisa-bisa lo jadi bahan bully-annya dia" Fanny gemas melihat sikap Tiara.
"Terus gue harus gimana, dong?" Tiara mulai cemas.
"Lo harus terus bareng sama gue atau sama tiga manusia itu. Soalnya, Clara nggak berani macem-macem kalau lo bareng sama Rizal" Fanny memberikan saran.
Sesuai rencana, setelah bel istirahat berbunyi Fanny segera mengajak Tiara pergi ke kelas Dika, Rizal, dan Galih. Fanny dan Tiara berusaha menghindari Clara yang pasti akan mencari mereka ke kelas. Mereka harus melewati beberapa kelas untuk sampai di kelas XII IPS 2. Tapi, Fanny dan Tiara tersentak ketika melihat Clara yang berdiri di depan kelas bersama kedua temannya.
"Mampus! Gue lupa! Itukan kelasnya Clara" Fanny menepuk keningnya.
"Aduh, gimana dong, Fan?" Tiara terlihat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Standing On A Cliff
Humor"Don't say you know me, when I don't even know myself"