Dimana ibu saat ini?

512 5 0
                                    

Pagi yang cerah...

Perih semua luka ini terasa sangat sakit saat aku bangun dari tempat tidur. Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi padaku? Apa yang harus aku banggakan dari keluargaku? Apakah ini yang disebut sosok keluarga yang penuh dengan kasih sayang? Tapi nyatanya penuh dengan luka dan penuh dengan penderitaan? Tuhan.. aku hanya ingin kehidupanku tak jauh dari kata ‘Sempurna’ itu saja, mengapa kau tak kunjung mengabulkan do’a ku yang satu ini tuhan?

Aku berjalan menuju piano putih di sudut kamarku, kumainkan tuts-tuts  piano yang sekarang mengalunkan melodi yang begitu indah, mungkin hanya ini satu-satunya cara untuk menenangkan diriku. Musik memang begitu indah, musik begitu sempurna, musik begitu beragam, musik bisa memadupadankan segalanya dan musiklah yang berhasil membuatku tenang saat ini, saat semuanya terasa begitu hancur, saat luka ini terus tergores, saat batin ini tersiksa, dan saat ibu tak ada di sampingku. Ah! Ibu.. aku sangat merindukannya, sosok ibu yang selalu melindungiku, sosok ibu yang memberikan arti kasih sayang di kehidupanku, tapi itu semua dulu, dulu sebelum ayah berubah menjadi seperti ini, ‘ayah’ panggilan masa kecilku yang kini berubah menjadi ‘pengecut’, dan sekarang semuanya telah berubah, waktu berputar dan tuhan lah yang menentukan semuanya, kini kehidupanku tak seindah dulu, tak secerah dulu, dan kini semuanya menjadi lebih buruk oh tidak aku ralat ini sangat-sangat buruk.

Tak terasa air mataku menetes perlahan, menimbulkan rasa perih di pipiku. Segera kuhapus air mata itu, berhenti memainkan piano dan bergegas mandi. Aku sudah tak tahan berada di rumah neraka ini, aku ingin segera keluar menikmati udara segar di luar sana.

Selesai semuanya, aku segera bergegas keluar rumah, semoga saja pengecut itu masih terlelap di kamar nerakanya. Dan syukurlah dugaanku itu benar, segera aku keluar dan mulai berjalan menjauh dari rumah.

Rencananya hari ini aku akan mengunjungi kantor ibu, karena aku sangat merindukannya. Kantor ibu memang jauh dari rumah tapi apapun akan kulakukan demi bertemu ibu.

Sesampainya di kantor ibu aku segera menuju resepsionis, kulihat wanita muda tersenyum manis menyambut kedatanganku “Permisi mbak, ibu Rosa Prawidya nya ada?” tetapi setelah aku mengatakannya mendadak senyum manis yang menghiasi wajahnya langsung luntur seketika, eh kenapa ya? Apa aku salah bicara? Atau mungkin karena aku tak mengucapkan ‘Selamat Pagi’ atau hal yang semacamnya?

“Maaf sebelumnya anda siapa ya?” wanita itu bertanya sambil mengerutkan dahi, kulihat keplek nama yang ada di dadanya bertuliskan Lili, mungkin namanya adalah Lili bagus juga.

“Mmm.. Saya putrinya” aku menjawab dengan ragu, bagaimana tidak dia terlihat seperti penasaran sekali menunggu jawabanku saja sampai memincingkan sebelah matanya.

“Oh maaf nona, tetapi sudah 3 hari yang lalu ibu Rosa mengundurkan diri dari perusahaan ini” hah? Mengundurkan diri? Apa aku tidak salah dengar? Kalau ibu mengundurkan diri dari kantornya lalu aku harus mencarinya kemana lagi? Pupus sudah semua harapanku bertemu dengan ibu, andai saja aku tau tempat tinggal ibu selama ia tidak tinggal di rumah, hei! Kenapa aku bodoh sekali? Aku bisa meminta tolong mbak Lili untuk mencari datanya kan?

“Mengundurkan diri ya? Apa aku bisa meminta alamat rumahnya? Kantor pasti menyimpan datanya kan mbak?” tanyaku dengan sangat hati-hati

“Oh iya sebentar saya carikan” dia langsung terlihat sibuk dengan layar kotak di depannya.

Setelah menunggu, akhirnya mbak Lili memanggilku.

“Permisi nona, ini alamatnya” kata mbak Lili sambil menyerahkan kertas kecil ke arahku, langsung saja dengan senyum sumringah ku ambil kertas itu, tetapi sesaat setelah aku membacanya senyum itu mendadak hilang, ini kan alamat rumah? Kenapa ibu masih mencantumkan alamat ini?

“Mmm.. Kalau begitu terimakasih” terpaksa aku memaksakan tersenyum di depan mbak Lili sebelum meninggalkannya.

Ahh! Semuanya hancur! Tak ada lagi yang berharga di dalam hidupku! Mana ibu yang selalu ku banggakan selama ini? Dimana dia sekarang ketika aku membutuhkannya? Sekarang semua harapanku untuk bertemu ibu telah sirna, aku hanya bisa berharap keajaiban datang padaku saat ini.

Perfect Is ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang