"Lang gabung ya"Ujar Jessica pada Gilang.
Gilang menggeser sedikit pandangannya dan menemukan Prilly, gadis yg selama ini menjadi incarannya. Dgn senang hati Gilang menggeser duduknya.
"Silahkan Jess Prill, dengan senang hati"Ujar Gilang sambil mengerlingka matanya kearah Prilly. Prilly langsung mengalihkan pandangannya.
"Prill tunggu sini ya gue pesen dulu"Ujar Jessica yg langsung pergi. Prilly merutuki kelakuan sahabatnya yg satu itu.
"Lama ya Prill lo gk pernah man ke fakultas gue"Ujar Gilang membuka percakapan.
"Ehm, iya lah lang, lagian ngapain gue ke fakultas lo. Kan gak ada perlunya juga"Jawab Prilly.
"Lo cantik Prill"Puji Gilang pada Prilly. Prilly yg mendengar itu biasa saja karna Prilly tau Gilang sangat tergila-gila pada dirinya.
"Prill gua yakin lo masih inget waktu gue nembak lo , lo belum kasih jawaban Prill"Ujar Gilang
Prilly mulai muak sekarang. "Lang seharusnya lo bisa nilai dari kelakuan gue ke lo , gue gk suka sama lo jadi simpulannya gue nolak lo"Ujar Prilly dgn nada meninggi lalu pergi meninggalkan kantin.
Jessica yg datang dgn nampan di tangannya langsung binggung dan meletakkan nampannya di meja dan berlari mengejar Prilly.
Author's POV
Waktu istirahat tiba jika mahasiswa biasanya menghabiskan waktu itu untuk sekedar ngobrol, makan dan bermain gadget di kantin lain dgn Ali. Ali lebih milih buat ke perpustakaan. Menghabiskam waktu dgn membaca.
Melintasi lorong yg tdk terlalu panjang Ali hampir sampai di perpustakaan yg ada di ujung lorong tapi Ali merasa yg menepuk punggung belakang Ali. Gue menoleh dan ternyata leon dan teman2 nya.
"Heh cupu mau kemana lo?"Sentak Leon
"Mau ke perpus, ada apa ya?"Tanya Ali pada Leon
"Ikut gue bentar yuk"Ajak Leon.
"Tapi..."Belum sempat Ali selesai salah satu teman leon sudah menarik lengan Ali kerarah berlawanan dari arah menuju perpus.
Cukup lama akhirnya Ali dan genk Leon sampai di gedung kesenian lama.
Awalnya Ali binggung kenapa Leon dan temannya2 membawa nya kesini.Setelah ia menutup pintu kedua teman Leon menghempaskan tangan Ali hingga terjatuh ke lantai yg dingin dan kotor.
Leon berjalan ke arah Ali dan meraih kerah baju Ali matanya menyalak menatap Ali
"Heh cupu ngapain lo deketin Prilly? Pake acara ditolongin segala"Sentak Leon.
Bugh!!!
Satu pukulan mengenai wajah Ali. Ali meringis kesakitan. Ali merasakn anyir darah.
"Lo seharusnya ngaca, siapa lo dan siapa Prilly, seharusnya lo jauhin dia"Sambung Leon.
Bughh!!!
Lagi2 pukulan keras melayang ke tubuh Ali. Hingga beberapa kali pukulan Ali tersungkur dgn ujung bibir yg berdarah dan lebam di wajah.
Lain dgn Ali, Prilly sedang binggung mencari keberadaan Leon. Prilly mencari ke fakultas Leon tapu tidak di temukan.
"Radit lo liat Leon gk?"Tanya Prilly.
"Tadi denger2 dikelas sih dia mau ke gedung fakultas kesenian yg lama"ujar Radit.
"Hah? Ngapain?"Tanya Prilly
Radit hanya mengedikkan bahunya.
Prilly segera menuju gedung fakultas kesenian lama. Prilly mendenger suara pukulan dari salah satu ruangan. Prilly medekat perlahan. Terdenger suara, ya itu suara Leon. Leon sedang memaki siapa? Pikir Prilly
Prilly pun membuka pintu ruangan di fakultas kesenian dan benar saja di dalam leon san dua temannya. Dan satu cowok cupu yg tadi ia tolong dalam keadaan babak belur.
"Leon lo apain dia?"Tanya Prilly.
"Ga aku apa-apain Prilly"Ujar Leon.
"Jangan bohong Leon, lo kan yg ngehajar cowok ini. Kasian tau dia. Lo itu senat seharusnya lo bisa ngelindungin bukannya mukulim kaya gini"Ujar Prilly panjang lebar.
"Ga Prill. Ga kaya gtu"Jawab Leon.
"Alah bohong kamu Leon. Gue benci dan ga akan percaya lagi sama lo"Ujar Prilly lalu membawa Ali keluar gedng kesenian lama.