Author's POV
Setelah membawa Ali keluar gedung kesenian lama Prilly membawa Ali menuju UKS. Prilly mencari anak kader yg biasanya mendapat giliran menjaga UKS tapi UKS kosong. Alhasil Prilly sendiri yg harus turun tangan mengobati luka di wajah Ali.
Prilly mengambil kotak P3K dan duduk di depan Ali. Prilly melepas kacamata Ali dan nampaklah wajah tampan itu lagi. Wajah tampan seorang Ali tanpa kacamata.
Prilly menyeka darah yg keluar dari pelipis Ali secara perlahan dgn kapas yg sudah ia beri alkohol. Gerakan tangan Prilly sangat lembut membuat Ali merasa nyaman. Apalagi jarak wajah mereka sangat dekat. Ali dapat melihat wajah cantik itu secara dekat.
Tak sengaja mata keduanya bertemu pandang. Keduanya saling menatap. Pandangan mereka menyalurkan kenyamanan tersendiri.
"Ekhem"Dehem seseorang suaranya sangat dikenal Prilly. Yup siapa lagi kalau bukan Jessica.
"Prill gue cari kemana-mana ternyata disini. Eh sorry ya kalau ganggu"Ujar Jessica tanpa rasa bersalah dgn cengiran khasnya.
Prilly dan Ali terlihat salah tingkah apalagi Prilly wajahnya sudah semerah tomat.
"Eh gue balikin P3K dulu ya"Ujar Prilly mengalihkan pembicaraan dan segera pergi meletakkan P3K.
Ali kembali memakai kacamatanya.
"Lo sama Prilly ada hubungan apa? Kasih tau gue dong, gue janji ga akan kasih tau siapapun"Ujar Jessica setengah berbisik dgn nada keponya.
"Ga ada apa-apa kok"Jawab Ali.
"Jess ngapain lo? Anak orang itu"Ledek Prilly
"Anjayy gue juga tau kali"Balas Jessica.
"Hm siapa nama lo?"Tanya Prilly.
"Ali, nama aku Ali"Jawab Ali.
"Oke Ali. Maaf ya soal Leon tadi. Gue minta maaf atas nama dia. Leon emang gitu anaknya gue saranin sih lo jangan deket-deket sama Leon. Gue juga ga nyangka dia bisa segitunya sama lo"Ujar Prilly pada Ali.
"Ya gpp kok. Makasih juga udah mau nolongin aku trus bawa ke UKS"Balas Ali.
"Alah biasa aja"Jawab Prilly.
"Wait...!!! Ini ada apa? Dia diapain sama Leon? Kok gue ga update sih. Di grup kampus sepi2 aja tuh"Cerosos Jessica.
"Jadi gini Leon tadi mukulin dia di gedung kesenian lama Jess. Untung gue dateng kalau ga? Bisa bayangin dong?"Terang Prilly.
"Wah bahaya tuh si Leon, ga bisa dibiyarin dong ya? Dia kan senat kok bisa-bisanya ngelakuin kaya gtuc"Jessica tidak habis pikir.
"Makanya Jess, itulah gue juga binggung"Balas Prilly.
Ali sedari tadi memperhatikan wajah Prilly. Wajah cantik nya tidak hilang walaupun Prilly terlihat kesal dan berfikir. Masih ada kesan di wajahnya. Apa lagi senyumnya. Senyum milik Prilly sangat mematikan bagi Ali.
"Ali kamu ga papa kan?"Seru seseorang menghampiri Ali. Seorang gadis dgn lesung pipit dan kacamata bertengger di hidung nya. Dia adalah Ghina Alya Salshabilla. Ghina adalah satu-satunya gadis yg mau dekat dengan Ali.
"Gpp kok aku Ghin, cuma lebam biasa aja besok juga sembuh kok"Jawab Ali santai.
"Kamu kok bisa sih ada masalah sama Leon senat kampus ini? Hhmmpph..."belum selesai Ghina bicara Ali sudah meletakkan tanganya di bibir Ghina membuat ghina diam.
"Udah Ghin aku gpp, lagian aku juga udah diobatin sama Prilly kok"Jawab Ali melihat kearah Prilly yg sedari tadi melihat kearahnya.
Ghina mengalihkan pandangannya kearah Prilly. Ghina meneliti Prilly. Ghina tidak menemukan kekurangan di diri Prilly. Wajah cantik, otak yg cerdas, sifatnya baik, menjadi primadona kampus dan incaran semua pria, keluarga berada dan gelimang harta nyaris tanpa cela hidup Prilly.
Prilly tersenyum tipis kearah Ghina tapi dengan angkuhnya Ghina memutar bola matanya. Jessica sempat ingin menegur sifat Ghina yg kurang sopan tapi tangan Prilly menahan.
"Yaudah Li aku keluar ya , udah ada temen kamu kan? Aku mau lanjut kelas lagi. Gws ya Li"Ujar Prilly lalu mengajak Jessica jeluar UKS.